Hadapi Libur Natal dan pergantian tahun 2019 – 2020 PT. Pertamina (Persero) pastikan stok untuk kebutuhan LPG (Liquefied Petroleoum Gas) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Kabupaten Garut, aman. Untuk atasi kemungkinan lonjakan kebutuhan masyarakat, dipastikan penambahan produk di lapangan, khususnya ketersediaan LPG 3 kilogram bersubsidi (gas melon) mencapai 400 % dari jumlah ketersediaan dari alokasi harian. “Pertamina mengantisipasi dengan pasokan ekstra ke setiap agen dan pangkalan,” ujar Sales Brand Manager Pertamina Wilayah III – Jawa Barat, Arthur Kemal Pamungkas di kantor Hiswana Migas Garut, Jumat lalu (06/12).
Arthur menjelaskan Kabupaten Garut adalah salah satu Kabupaten yang ramai dan sering dijadikan destinasi wisata dari luar daerah. Sehingga stok BBM dan LPG mendapatkan pasokan aman. “Garut ini menjadi tujuan wisata, karena di sini banyak tempat wisata. Titik – titik tersebut akan mengalami lonjakan lalu lintas dan pengunjung. Makanya Pertamina menjamin suplai BBM, LPG termasuk LPG subsidi dan produk Pertamina menjelang libur natal dan tahun baru sehingga tidak terjadi kelangkaan,” katanya.

Sementara Humas Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kabupaten Garut, Evi Alvian Hartaz mengatakan, untuk memberi rasa aman dan nyaman masyarakat, bahkan telah dibentuk pula satgas natal dan tahun baru yang akan bertugas mulai 18 Desember 2019 hingga tanggal 08 Januari 2020 mendatang. “Satgas bertugas langsung untuk memantau, dan memastikan tersalurkannya distribusi produk Pertamina di lapangan”, ujar Evi.
Terkait stok LPG, Evi mengungkapkan stok gas melon 3 kilogram maupun non subsidi tercukupi. “Seperti tahun – tahun sebelumnya, pada moment Natal dan Tahun Baru, masyarakat saling mengunjungi antar keluarga sehingga banyak aktivitas memasak di rumah. Peningkatan juga diperkirakan terjadi di sektor perhotelan, restoran, dan kafe, karena sebagian masyarakat melakukan liburan akhir tahun,” kata Evi.
Pihak Hiswana Migas juga ingatkan masyarakat dan sektor industri untuk menggunakan LPG non subsidi yang memiliki kualitas lebih baik yakni Bright Gas berukuran 5,5 kg dan 12 kg, serta gas Elpiji tabung biru 12 kg atau yang 50kg. Beragamnya varian LPG tersebut dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Pada bagian lain, Evi berharap masyarakat berperan aktif dalam menginformasikan bila terjadi kelangkaan BBM dan LPG. “ Bila ada indikasi penimbunan di tingkat pengecer atau warungan sebaiknya masyarakat sendiri yang saling mengingatkan. Namun kami juga pastikan, bila terjadi penimbunan tingkat pengelola SPBU atau SPBE, akan ada tahapan sanksi dan tindakan mulai administrative, pengurangan kuota, hingga dilakukannya Pemberhentian Hubungan Usaha (PHU)”, tegas Evi. (st-gp)