Beberapa hari terakhir ini udara dingin menyelimuti wilayah Jawa hingga Kalimantan. Suhu dingin itu dirasakan sejak pagi hingga malam hari.
Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, suhu dingin yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia disebabkan karena pengaruh musim kemarau.
“Saat ini udara sudah mulai kering dengan angin monson dari Australia, sebagai ciri musim kemarau,” ujar Sena seperti dikutip dari Kompas, Jumat (20/6/2025).
Ia menambahkan, keringnya udara tersebut mengakibatkan suhu terasa dingin di beberapa tempat.
Sementara itu, Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari membenarkan bahwa beberapa hari ini wilayah Indonesia mengalami suhu dingin dengan suhu berkisar 22 sampai 23 derajat Celsius. Bahkan di beberapa kota seperti Bandung dan Malang suhu bisa di bawah 20 derajat Celcius.
“Berdasarkan pengamatan BMKG, untuk daerah dataran rendah memang suhu berkisar 22-23 derajat Celsius,” ucap Supari saat Jumat (20/6/2025).
Ia menjelaskan, terasanya suhu dingin di sejumlah daerah di Indonesia juga bergantung pada turunnya hujan di wilayah tersebut. “Kalau kasus di Jakarta, dingin lebih disebabkan oleh hujan sore atau malam hari. Sebab, belum mencapai puncak kemarau jadi pastinya bukan bediding,” ujar dia.
Menurut Supari, saat ini sebagian zona musim baru mulai masuk musim kemarau dan belum mencapai puncak musim kemarau. Di samping itu, Supari mengatakan bahwa suhu dingin ini tidak berhubungan dengan iklim La Nina.
“Fenomena suhu dingin ini tidak berkaitan dengan La Nina, tidak ada anomali iklim global,” imbuhnya.