Adalah Ruswandi (35) Pengusaha jarum tiram dari wilayah pajampangan, sudah 6 tahun dirinya menggeluti usaha tersebut, dan terbukti cukup tangguh menghadapi Pandemi seperti sekarang.
Usaha Ruswandi berhasil membuka lapangan kerja, kini Ia memiliki Karyawan tetap 5 orang dan harian 2 orang, dulu sebelum pandemi karyawan tetapnya sebanyak 12 orang dan omzet 1.000.000/hari.
Pengusaha jamur tiram asal kampung lengkong atas Rt 33, Rw 5, Desa Lengkong, Kecamatan lengkong, Kabupaten Sukabumi ini sebelumnya menekuni usaha budidaya lele tapi terkendala tingkat kematian tinggi, dilanjut usaha ternak puyuh yang juga kandas karena susah pemasaran, tak berhenti disitu Ruswandi kembali berusaha ternak bebek peking yang juga terpaksa harus gulung tikar.

6 tahun lalu dirinya beralih ke usaha budidaya jamur tiram.
“awalnya coba coba, rintangannya pemasaran, tapi saya tetap bertahan sampai 6 tahun hingga saat ini” jelasnya pada harmonionline.net, Kamis (22/10/2020).
Dirinya menambahkan, ketika gagal bag log atau gagal tumbuh bisa di daur ulang, dengan cara di steamer lagi.

“sekarang ada 100.000 baglog, setiap hari panen 100-150kg, bakal jamur berkembang (pinhead) 2-3 hari baru bisa dipanen, apkir selama 3-4 bulan, lalu bisa di buat pupuk organik”tambahnya.
Kompetitor saat ini, lanjut Ruswandi, di Desa Lengkong belum ada, sedangkan pemasaran sampai Sukabumi, Bogor, Jakarta, Tangerang dan Pasar Kramat jati, langsung ke pasar tradisional.
” berhubung covid, sekarang terbatas hanya untuk wilayah Sukabumi saja, kebetulan lagi panen sedikit menurun untuk saat ini”.
Awal memulai usaha, dirinya kenal dengan penyuluh kehutanan bagian jamur yang mengajarkannya cara budidaya jamur tiram
Dengan modal awal 400.000, Ruswandi nekad memulai usaha, terus berkembang hingga akhirnya memiliki 100.000 bagblog, dalam pengembangannya, kemudian pada tahun 2018 mendapatkan bantuan dari Dinas Kehutanan kabupaten Sukabumi berupa alat steamer, boiler, mixer dan kubung.
“Harapan saya covid cepat berakhir, karena produksi banyak tapi jamur kurang laku, sedangkan pekerja harus di bayar” pungkasnya.
Sementara itu, Pegiat desa wisata, Agus Ramdhan yang datang mengunjunginya disela kegiatannya menginisiasi mewujudkan lengkong sebagai desa wisata, mengatakan bahwa usaha agus bisa mendukung desa wisata, dari sisi kuliner dan agrowisata, setelah bersilaturahmi dengan H. Sulaeman Kades Desa Lengkong dan para Kadus
“apalagi sekarang Desa Lengkong sedang berproses menjadi desa wisata, saya berharap tempat usaha seperti milik Ruswandi ini bisa di jadikan lokasi kunjungan wisata edukasi” terangnya.*red