Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna bersama Ketua DPRD Kota Bandung, Teddy Rusmawan, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Sesditjen Dukcapil Kemendagri), I Gede Suratha meresmikan Cafe Geulis (Gerai untuk Layanan Istimewa) di Basemen Gedung DPRD Kota Bandung, Rabu (26/2/2020).
Cafe Geulis merupakan inovasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) yang menyediakan layanan perekaman dan pencatatan KTP elektronik, Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan Kartu Identitas Anak.
Fasilitas ini menambah jumlah gerai Disdukcapil yang menyediakan layanan administrasi dasar masyarakat. Gerai ini bisa ditemukan di Basemen Gedung DPRD Kota Bandung yang menyatu dengan cafe sehingga tempatnya menjadi nyaman dan mudah diakses.
Gedung DPRD Kota Bandung dipilih sebagai lokasi gerai karena banyaknya warga Bandung yang menemui anggota DPRD di gedung ini untuk menyampaikan aspirasi.
Ketua DPRD Kota Bandung Teddy Rusmawan mengatakan, mereka kerap kesulitan dalam mengadvokasi karena warga tidak memiliki kelengkapan administratif.
“Kita di DPRD banyak konstituen yang seringkali bermasalah. Misalkan menngurus untuk SKTM itu kan basisnya harus KTP dan KK. Kadang-kadang kita nggak bisa mengadvokasi kalau mereka belum punya KTP dan KK. Sehingga mudah-mudahan karena ketidaktahuan masyarakat dalam administrasi kependudukan, di sini kita bisa jelaskan prosedur dan sebagainya,” beber Teddy usai peresmian Café Geulis.
Teddy sangat setuju dan mendukung agar gerai-gerai pelayanan publik mendasar seperti ini diperbanyak di wilayah-wilayah. Saat ini, pelayanan administrasi kependudukan telah bisa dilakukan di 45 titik, termasuk di kantor-kantor kecamatan.
“Mudah-mudahan dengan pembukaan-pembukaan (gerai) seperti ini, kalau dulu ke Disdukcapil luar biasa antrian, kita sekarang dengan aplikasi dan sms center mulai didistribusikan,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menambahkan, selain di kantor kecamatan dan layanan keliling, Pemkot Bandung sudah lama mengupayakan hadirnya gerai-gerai layanan. Saat ini gerai itu secara geografis penyebarannya sudah terbilang merata.
“Di bagian barat ada di Festival Citylink, di utara ada BTC, ada MIM di timur. Ini masuk kategori tengah, selain kantor Disdukcapilnya sendiri,” ungkap Ema.
Ia berharap, dengan semakin banyak gerai, semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik. Apalagi, layanan dasar ini amat penting dalam mengakses layanan pemerintah lainnya, seperti bantuan kesehatan, pendidikan, hingga sosial.
“Kita harapkan warga segera. Menginisiasi sendiri dan proaktif. Karena kalau dari segi layanan kita sudah siap. Tidak harus selalu mengandalkan sosialisasi dari pemerintah, tetapi responsivitas diharapkan,” katanya.
Upaya sinergi antara eksekutif dan legislatif ini sangat diapresiasi oleh Sesditjen Dukcapil Kemendagri, I Gede Suratha. Apalagi, pemerintah pusat pun dilibatkan dalam pembentukan Café Geulis ini. Ia ingin kolaborasi ini juga ditiru oleh daerah lain.
“Kolaborasi antara dewan, Disdukcapil dan (pemerintah) pusat baru kita temukan di tempat ini. Tiga serangkai yang memang didesain saling mendukung. Wujudnya di DPRD Kota Bandung, ini hal baik. Harus disosialisasikan dan ditiru. Wujud akhirnya adalah masyarakat terbahagiakan dengan pelayanan publik,” ujarnya.
Sumber : Humas Bandung