KABUPATEN PURWAKARTA – Di tengah keluhan masyarakat terkait kekeringan di musim kemarau ini, ada sejumlah sektor yang justru mendapatkan keuntungan.
Salah satunya adalah para perajin gerabah keramik di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang mengalami lonjakan produksi berkat cuaca panas yang mempercepat proses pengeringan.
Para perajin di sentra produksi gerabah keramik Plered merasakan dampak positif dari suhu panas yang mempercepat proses penjemuran. Biasanya, pada musim penghujan, proses penjemuran memerlukan waktu antara dua hingga empat minggu.
Namun, pada musim kemarau seperti saat ini, penjemuran dapat selesai hanya dalam kurun waktu satu minggu atau kurang dari 10 hari. Hal ini disampaikan oleh Irwan, salah seorang perajin gerabah di Plered.
“Alhamdulillah cuaca yang panas, proses penjemuran bisa cepat,” ujar Irwan ketika ditemui di Kecamatan Plered, Selasa (10/9/2024).
Ia menambahkan bahwa percepatan penjemuran ini berdampak signifikan pada peningkatan produksi. Menurutnya, produksi gerabah di sentra tersebut melonjak hingga lebih dari 50 persen karena waktu pengeringan yang lebih singkat.
Selain waktu pengeringan yang lebih cepat, pesanan juga meningkat tajam. Produk gerabah Plered banyak diminati, baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor.
Pesanan datang dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, Sumatera, hingga Bali. Sementara itu, permintaan ekspor lebih didominasi oleh produk-produk hiasan interior dan eksterior rumah, yang banyak dikirim ke berbagai negara, termasuk kawasan Timur Tengah.
“Kami terus mendorong para perajin berinovasi. Keramik Plered menjadi andalan Kabupaten Purwakarta di bidang industri keramik yang mempunyai pangsa pasar hingga Timur Tengah,” tutup Herin.