• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Selasa, 15 Juli 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Berita
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
Home Kesehatan

Tips Siap Mental Hadapi New Normal

Redaksi Harmoni oleh Redaksi Harmoni
Minggu, 7 Juni 2020
in Kesehatan
0 0
Tips Siap Mental Hadapi New Normal

Seorang warga di Bandung, Jawa Barat, diam di rumah selama wabah COVID-19. (VOA/Rio Tuasikal)

Transisi menuju kelaziman baru atau new normal akan memberikan tekanan psikologis bagi sejumlah orang. Lalu bagaimana supaya kita bisa mengelola stres dengan baik?

Psikiater dr. Ida Rochmawati mengatakan, dalam merespons perubahan, sangat alamiah jika manusia mengalami stres. Apalagi dalam situasi pandemi seperti sekarang, ketika banyak hal berubah seketika.

Pusat Kesehatan Umum (PKU) Muhammadiyah, Wonosari, DI Yogyakarta, ini mengatakan beberapa orang bisa saja mengalami gangguan penyesuaian. Hal ini ditandai dengan gejala gangguan fisik, psikologis, dan perilaku.

Gangguan fisik itu, misalnya, kita jadi sering berdebar-debar, nafas cepat, diare, dan tremor. Kemudian ada gejala psikologi, jadi sering depresi, cemas, khawatir, kurang konsentrasi, mudah tersinggung,” jelasnya dalam diskusi virtual kesehatan jiwa di era pandemi, Senin (1/6) siang.

“Kemudian ada gangguan perilaku, misalnya agresif, kadang ingin menyakiti diri sendiri, penyalahgunaan obat dan alkohol, kesulitan sosial dan pekerjaan,” tambahnya.

Beberapa penghuni kos sedang berbicara dengan kerabat melalui panggilan video usai salat Ied untuk merayakan Idul Fitri di Jakarta, di tengah pandemi virus corona (Covid-19), 24 Mei 2020. (Foto: Reuters)
Beberapa penghuni kos sedang berbicara dengan kerabat melalui panggilan video usai salat Ied untuk merayakan Idul Fitri di Jakarta, di tengah pandemi virus corona (Covid-19), 24 Mei 2020. (Foto: Reuters)

Ida menjelaskan, gangguan penyesuaian adalah respons yang wajar dan akan berlangsung selama 1-3 bulan. Sangat jarang yang sampai lebih dari 6 bulan.

Bila Mengganggu, Cari Bantuan

Dia menggarisbawahi, jika gejala-gejala tersebut berlanjut, dan disertai gangguan fungsi sosial, orang tersebut sebaiknya menemui psikiater. Gangguan fungsi sosial yang dimaksud adalah ketika seseorang tidak bisa melakukan tanggung jawab sehari-hari, misalnya sebagai ibu, ayah, pekerja, atau pelajar. Di samping itu, bisa juga ada gangguan interaksi sosial.

“Orang tidak nyaman dengan kita, atau mungkin kita juga tidak nyaman dengan orang lain. Nah itu gambaran dari seseorang yang sebaiknya membutuhkan pertolongan profesional,” ujarnya yang bergabung di Perhimpunan Dokter Spesialis Kejiwaan Indonesia (PDSKJI) Yogyakarta ini.

Seorang pengendara motor melintas di depan mural imbauan untuk tinggal di rumah di tengah pandemi virus corona, Jakarta, Juni 2020.
Seorang pengendara motor melintas di depan mural imbauan untuk tinggal di rumah di tengah pandemi virus corona, Jakarta, Juni 2020.

Ida menjelaskan, ada 5 tahap kesedihan dalam psikologi yang diperkenalkan Kübler dan Ross. Tahap-tahap tersebut adalah penyangkalan (denial), amarah (anger), menimbang-nimbang (bargaining), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance).

Menurut Ida, fase-fase ini wajar dialami semua orang. Namun ada sebagian yang berkutat pada penyangkalan dan amarah.

Karena berkutat dengan menyangkal, marah, dan mencari-cari kesalahan, akan membuang waktu dan energi,” pungkasnya.

Pentingnya Menerima Situasi

Supaya kesedihan dapat diatasi, Ida mengatakan penting untuk mengakui kesedihan atau ketidaknyamanan.

“Karena berkutat dengan menyangkal, marah, dan mencari-cari kesalahan, akan membuang waktu dan energi. Segera menerima, hidup memang harus berubah,” jelasnya lagi.​

Para pasien virus corona (COVID-19) dipandu oleh para tenaga kesehatan senam pagi di balkon kamar masing-masing di pusat karantina di Tangerang, 28 Mei 2020. (Foto: Reuters)
Para pasien virus corona (COVID-19) dipandu oleh para tenaga kesehatan senam pagi di balkon kamar masing-masing di pusat karantina di Tangerang, 28 Mei 2020. (Foto: Reuters)

Hal itu didukung oleh Benny Prawira, pendiri komunitas kesehatan jiwa, ‘Into The Light Indonesia.’ Mengakui perasaan tidak nyaman, ujarnya, adalah pintu untuk menangani stres itu sendiri.

Dalam menghadapi banyak perubahan saat ini, ujar Benny, penting untuk tidak larut dalam situasi.

“Tetap kita harus waspada, tapi jangan sampai dilumpuhkan dengan rasa tidak berdaya,” ujar penyandang gelar master di bidang Psikologi Sosial ini.

Caranya, tambah Benny, adalah dengan mengingat bahwa kita pernah mengalami kesusahan dan berhasil melewatinya.

“Dan itu yang akan terus menerus membuat kita bisa tetap berjalan, bergerak, dan juga nanti mencapai tujuan-tujuan kita. Mungkin secara lebih pelan, tapi setidaknya kita mencapai itu semua,” dia menekankan. [rt/ft]

Sumber : VOA Indonesia

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Redaksi Harmoni

Redaksi Harmoni

Info Terkait

Kesehatan

Waspadai Cuaca yang Terasa Lebih Dingin, Ini Tipsnya Agar Tubuh Tetap Sehat & Nyaman

Sabtu, 21 Juni 2025
Kesehatan

Cara Deteksi Dini Penyebab Kanker Payudara

Senin, 9 September 2024
Kesehatan

5 Tips Diet Sehat dari Influencer Ghaida Gusrinisa

Sabtu, 7 September 2024
Kesehatan

Mengenal Kanker Ovarium yang Diderita oleh Selebgram Shella Selpi Lizah

Senin, 2 September 2024
Kesehatan

1.600 Dosis Vaksin Tambahan untuk Atasi Wabah Mpox di Indonesia

Selasa, 27 Agustus 2024
Ilustrasi Anak Cuci Darah Sumber Foto : cidrap.umn.edu
Kesehatan

Penyebab dan Solusi dari Maraknya Kasus Cuci Darah Pada Anak menurut Prof. Dr. Keri Lestari, S,Si., M.Si., Apt

Kamis, 22 Agustus 2024

Info Terbaru

LIPUTAN KHUSUS – Lembur Kuring NGARIKSA ” Mikacinta Tur Ngajaga Budaya Sunda “

LIPUTAN KHUSUS – Lembur Kuring NGARIKSA ” Mikacinta Tur Ngajaga Budaya Sunda “

Senin, 14 Juli 2025
LIPUTAN KHUSUS – Pagelaran Seni UNPAS

LIPUTAN KHUSUS – Pagelaran Seni UNPAS

Senin, 14 Juli 2025

Seratusan Peserta Ikuti Bimbingan Organisasi RAPI di Kota Bandung

Senin, 14 Juli 2025
Tabligh Akbar Menyambut Tahun Baru Islam Muharram 1447 Hijriyah

Tabligh Akbar Menyambut Tahun Baru Islam Muharram 1447 Hijriyah

Minggu, 13 Juli 2025

Video

  • All
  • Video

Liputan Khusus – MT Al Amanah Shalihah – Akhwat Bergerak ‘Minazzulumaati Ilan Noor”

Jumat, 11 Juli 2025

Liputan Khusus – Kampus B Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung

Rabu, 9 Juli 2025

Liputan Khusus – Launching Rumah Tahfidz Qur’an MHABD bekerjasama dengan YPM Al-Fitrah

Senin, 7 Juli 2025

Live: Kajian MT Ummahatul Qurani “Do’a Ibu Kekuatan yang Dahsyat”

Jumat, 4 Juli 2025
[radio_player id="3"]
  • Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Harmoni Online

  • Berita
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Jawa Barat
  • Kesehatan
  • Keluarga
  • Ekonomi
  • Etalase
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Unik
  • Wisata
  • Religi
  • Video
  • Foto

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist