• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Senin, 10 November 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Berita
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
Home Berita

Apakah Virus Corona Berasal dari Perdagangan Tahi Kelelawar?

Redaksi Harmoni oleh Redaksi Harmoni
Selasa, 12 Mei 2020
in Berita
0 0
Apakah Virus Corona Berasal dari Perdagangan Tahi Kelelawar?

Seekor kelelawar terperangkap di jaring di Aracy, negara bagian Para, Brazil, 1 Desember 2005.

Para ilmuwan menduga Covid-19 berasal dari kelelawar, yang menjadi sumber berbagai macam virus corona. Meski terjadi pandemi, perdagangan global produk kelelawar terus berlanjut, termasuk tahi kelelawar yang sangat mahal, yang disebut guano.

Tahi Kelelawar umumnya digunakan di seluruh dunia sebagai pupuk, tetapi juga digunakan sebagai obat. Ini bisa ditemukan di situs belanja online terbesar AS, Amazon. Di Amazon, tahi kelelawar masuk dalam kategori bahan makanan, Grocery & Gourmet Food. Menurut daftar harga, guano dijual seharga $ 2,95 oleh penjual obat tradisional China.

Dikenal sebagai Ye Ming Sha, atau Night Ling Sand, tahi kelelawar merupakan salah satu bahan paling populer dalam pengobatan tradisional China. Bahan ini digunakan untuk mengobati gangguan mata, stasis darah dan emboli.

Karena kelelawar menangkap serangga yang terbang di malam hari, tahi kelelawar secara tradisional dianggap meningkatkan penglihatan pada malam hari. Beberapa tabib merekomendasikan menempelkan tahi kelelawar langsung pada mata.

Pada 2005, pakar virus yang berkantor pusat di Wuhan, Shi Zhengli, yang sekarang dikenal sebagai “Perempuan Kelelawar” China, mengidentifikasi puluhan virus corona mirip Sindrom Pernafasan Akut Parah (Severe Acute Respiratory Syndrom/SARS) yang mematikan, yang ditemukan dalam sampel tahi kelelawar yang dikumpulkan Shi dan timnya di gua-gua.

Ahli virus dari China, Shi Zhengli (kiri), di laboratorium P4 di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, 23 Februari 2017.
Ahli virus dari China, Shi Zhengli (kiri), di laboratorium P4 di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, 23 Februari 2017.

Salah satu sampel tahi itu mengandung jenis virus yang 96 persen identik dengan virus corona yang saat ini menyebar di seluruh dunia. Baru-baru ini, enam virus corona yang paling baru ditemukan dalam sampel tahi kelelawar dari 464 kelelawar oleh tim yang dipimpin oleh ilmuwan Smithsonian, Marc Valitutto. Menurut penelitian, virus-virus ini juga termasuk dalam rumpun keluarga yang sama dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

“Tahi kelelawar berbahaya karena mengandung virus,” kata Dr. Robert Siegel, seorang profesor di Departemen Mikrobiologi dan Imunologi di Universitas Stanford kepada VOA.

Mekanisme yang tepat di mana virus corona melompat dari kelelawar ke manusia menjadi pusat penelitian global yang intens. Para ilmuwan sebelumnya mengatakan karena virus ditemukan dalam darah dan air liur kelelawar, penularan bisa terjadi dari gigitan. Namun kelelawar biasanya tidak menggigit manusia.

“Sebagian besar kelelawar tidak menggigit, terutama jenis kelelawar yang terkait dengan wabah virus korona,” kata Siegel. Sebaliknya, manusia kebanyakan terinfeksi oleh kelelawar karena menghabiskan waktu bersama kelelawar, seperti ketika pekerja mengumpulkan tahi kelelawar dari sebuah gua atau ketika penambang menghabiskan waktu berjam-jam bernapas di ruang yang sama dengan koloni kelelawar.

“Risiko kelelawar sangat terkait dengan seberapa banyak kontak orang dengan kelelawar,” kata Siegel.

Tiga tahun lalu, Shi dipanggil untuk menyelidiki wabah virus di poros tambang dimana enam penambang menderita penyakit mirip pneumonia yang menewaskan dua di antaranya.

“Tahi kelelawar yang tertutup jamur berserakan di gua itu,” kata Shi kepada Scientific American dalam sebuah laporan yang diterbitkan bulan lalu. Ia mengatakan hanya masalah waktu sebelum para penambang itu jatuh sakit.

Laporan ilmiah lain dari Thailand pada 2013 menemukan virus corona di sekitar 40l persen dari sampel tahi kelelawar yang dikumpulkan, yang menyebabkan para peneliti merekomendasikan kepada para pekerja agar mengenakan alat perlindungan diri yang lebih baik ketika memanen tahi kelelawar di dalam gua. [my/pp]

Sumber : VOA Indonesia

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Redaksi Harmoni

Redaksi Harmoni

Info Terkait

Kota Bandung

“Gift of Sight” Aksi Nyata di Hari Pahlawan: Pemeriksaan Mata & Pemberian Kacamata Gratis

Senin, 10 November 2025
Anggota DPRD Kota Cimahi Tinjau Rumah Warga yang Terdampak Bencana Alam & Cuaca di Cipageran
Kota Cimahi

Anggota DPRD Kota Cimahi Tinjau Rumah Warga yang Terdampak Bencana Alam & Cuaca di Cipageran

Rabu, 5 November 2025
Kota Cimahi

Ketua DPRD Cimahi Pimpin Sidang Paripurna Dua Agenda Penting

Rabu, 5 November 2025
Kota Bandung

MHABD Gelar Rapat Persiapan Event “Bungah Mapag Ramadhan 1447 Hijriah”

Senin, 3 November 2025
Kota Cimahi

Komisi IV DPRD Cimahi Dorong Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Dinkes Siapkan Layanan Puskesmas 24 Jam

Jumat, 31 Oktober 2025
Kota Cimahi

Pemkot Cimahi Menegaskan Komitmen Baru dalam Memajukan Sektor kebudayaan

Kamis, 30 Oktober 2025

Info Terbaru

“Gift of Sight” Aksi Nyata di Hari Pahlawan: Pemeriksaan Mata & Pemberian Kacamata Gratis

Senin, 10 November 2025
Sikap Ayah kepada Anak Laki-Laki (Pemuda) yang belum Menikah

Anakku bukan Milikku

Senin, 10 November 2025

Yuk, Dukung Nafila Putri Ramadhani di Lomba Da’i “MY Fest” SMA Telkom Bandung

Senin, 10 November 2025

Hands4Diabetes 2025: Gerakan Nasional Tropicana Slim untuk Hidup Sehat dan Produktif, Serentak di 27 Kota

Senin, 10 November 2025

Video

  • All
  • Video
Liputan Khusus – Hari Santri Nasional 2025 PAC Fatayat NU Cimahi Utara

Liputan Khusus – Hari Santri Nasional 2025 PAC Fatayat NU Cimahi Utara

Senin, 3 November 2025

Liputan Khusus – Pelatihan Konvensi Hak Anak bagi Pengusaha di Kota Bandung 2025

Minggu, 2 November 2025
On Duty bersama Inara Anggita, Duta Motivator Pendidikan 2025 SMPN 1 Padalarang

On Duty bersama Inara Anggita, Duta Motivator Pendidikan 2025 SMPN 1 Padalarang

Selasa, 28 Oktober 2025
Khataman Al Qur’an Hari Santri Nasional 2025 di Masjid Agung Cimahi

Khataman Al Qur’an Hari Santri Nasional 2025 di Masjid Agung Cimahi

Minggu, 26 Oktober 2025
[radio_player id="3"]
  • Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Harmoni Online

  • Berita
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Jawa Barat
  • Kesehatan
  • Keluarga
  • Ekonomi
  • Etalase
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Unik
  • Wisata
  • Religi
  • Video
  • Foto

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist