Apa ada Sobat menyukai kegiatan memotret entah itu kejadian sehari-hari, pemandangan, ataupun momen khusus seperti perayaan ulang tahun dan pernikahan? Aktivitas ini tentunya membutuhkan kamera sebagai alat pendukungnya. Jika dulu kita harus menggunakan kamera yang memakai film sehingga menghasilkan gambar negatif (klise), kini kita bisa menggunakan kamera dan memotret di manapun dan kapanpun karena kamera menjadi salah satu fitur unggulan pada setiap smartphone. Tapi tahukah Sobat bahwa perkembangan kamera itu tidak dimulai dari kamera film langsung, melainkan melalui proses perubahan yang cukup panjang dari masa ke masa? Yuk simak!
1. Penemuan Cara Penangkapan Gambar
Seorang filsuf asal Tiongkok bernama Mozi menemukan bahwa sebuah gambar dapat ditangkap melalui alat sederhana, yakni lubang kecil dalam sebuah ruangan gelap. Ia melihat cahaya untuk mengantarkan cuplikan gambar dari lingkungan di luar dari lubang tersebut. Hanya saja, cuplikan tersebut terlihat terbalik. Posisi atas pada lingkungan asli menjadi bagian bawah pada gambar. Begitu pula pada posisi kanan dan kiri. Berbagai filsuf dan ilmuwan menggunakan metode yang sama sehingga temuan ini pun menjadi prinsip dasar mekanis pada kamera.

2. Kamera Obscura
Ilmuwan muslim, Al-Haytham atau yang dikenal pula dengan nama lain Alhazen, menemukan bahwa semakin kecil lubang maka semakin fokus cahaya dan tajamnya gambar yang dihasilkan. Al-Haytham juga berhasil membuktikan bahwa cahaya merambat melalui garis lurus. Penemuan tersebut digunakannya untuk membuat peranti lubang jarum yang menjadi cikal bakal kamera modern. Ia pun menuliskan buku berjudul Kitab al-Manazir atau Buku Tentang Optik. Buku al-Manazir akhirnya dipelajari oleh Johannes Kepler, ilmuwan asal Jerman, yang akhirnya berhasil membuat purwarupa kamera lubang jarum dalam bentuk yang lebih sederhana pada tahun 1604. Ia menyebut kamera tersebut dengan nama kamera obscura. Peranti tersebut berupa sebuah kotak dengan sebuah lubang yang di dalamnya diletakkan lensa positif dan lensa negatif. Posisi lensa negatif ditaruhnya di belakang lensa positif. Hasilnya, Kepler berhasil memperbesar proyeksi gambar dari hasil penelitian al-Haytham.
3. Kamera Daguerreotypes dan Calotypes
Pada tahun 1837 Joseph Nicephore Niepce yang berkebangsaan Prancis bersama rekannya, Louis Daguerre, menemukan konsep fotografi yang praktis dan kemudian dinamakannya sebagai Daguerreotypes. Ia menambahkan pelat tembaga dan perak yang ditambahkan dengan uap yodium sehingga kamera generasi ini lebih sensitif terhadap cahaya. Setelah dilakukan eksposur pada kamera, gambar kemudian terbentuk melalui uap merkuri dan larutan natrium klorida.
4. Pelat Kering Collidion
Kamera karya Desire van Monckhoven ini mulai digunakan orang sejak tahun 1857. Empat belas tahun kemudian, kamera pelat kering ini dimodifikasi oleh Richard Leach Maddox yang berhasil menciptakan pelat basah yang kualitas dan kecepatan pengambilan gambarnya lebih baik. Perjalanan kamera Colliidion terus berlangsung hingga pada tahun 1878 ditemukan emulsi gelatin yang mampu meningkatkan sensitivitas kamera, sehingga kamera bisa mengambil gambar secara spontan. Saat-saat inilah dimana tripod dan alat bantu kamera lainnya tidak terlalu dibutuhkan untuk mengambil gambar. Sebuah kamera berukuran kecil beratnya tidak terlalu besar dan bisa dipegang dengan tangan kosong.
5. Kamera Compact dan Canon
Sejarah kamera dilanjutkan dengan hadirnya kamera compact yang diteliti oleh Oskar Barnack di Leitz. Barnack menggunakan film 35 mm untuk membuat kamera yang dapat menghasilkan perbesaran gambar dengan kualitas sangat baik. Akhirnya, pada tahun 1913 terbentuklah prototipe Ur-Leica, kamera 35 mm yang kemudian pengembangannya tertunda karena adanya perang dunia pertama. Setelah beberapa kali mengalami perkembangan fitur, kamera Ur-Leica mulai dijual secara luas pada tahun 1923. Semenjak itu, konsumen pengguna kamera merasa sangat puas dan menyambut baik inovasi kamera yang satu ini.
Dari sinilah kemudian muncul perusahaan pembuat kamera saingan Ur-Leica, yaitu kamera Canon yang perusahaannya berpusat di Jepang. Canon juga membuat kamera dengan film cine 35 mm, yang kemudian bersaing ketat dengan Ur-Leica. Kamera tersebut kemudian menjadi sangat populer setelah berakhirnya perang Korea yang membuat veteran Jepang banyak membawa kamera ini ke Amerika Serikat. Tentunya hingga kini Canon terus berinovasi memproduksi berbagai kamera canggih lainnya, sehingga sampai saat ini pun bisnisnya masih berjalan dengan subur.
6. TLR dan SLR
TLR merupakan kepanjangan dari Twin-Lens Reflex, sementara SLR adalah akronim dari Single-Lens Reflex. Kamera TLR mulai dibuat pada tahun 1928, sementara kamera SLR mulai diproduksi semenjak tahun 1933. Kamera TLR dilengkapi dengan dua lensa objektif dengan panjang focal yang sama. Satu lensa berguna untuk mengambil gambar, sementara lensa lainnya berguna untuk menangkap bayangan yang telah masuk ke lensa pertama. Adapun kamera SLR hanya memiliki satu buah lensa yang sudah dikombinasikan dengan sensor gambar digital.
7. Kamera Analog
Pada tahun 1981 dimulailah pembuatan kamera analog, di mana teknik pengambilan gambarnya masih bisa menggunakan film seluloid (klise/film negatif). Jika Sobat Harmoni lahir di tahun 80-an atau 90-an pasti pernah melihat atau setidaknya mengenal kamera yang menggunakan roll film didalamnya yang kemudian bisa dicetak ini. Kamera ini juga biasa disebut kodak.
8. Kamera Digital
Awalnya kamera digital hanya menggunakan kartu memori 16 MB untuk menyimpan data foto yang diambil. Format foto kamera digital mulai beralih menjadi JPEG dan MPEG yang tidak memakan banyak tempat pada penyimpanan data. Kamera DSLR pun mulai ditemukan pada tahun 1999 awal. Jenis kamera ini mampu menghasilkan gambar yang sangat baik dan beresolusi tinggi. Hingga kini pun kamera DSLR masih banyak digunakan oleh para fotografer dengan berbagai macam lensa yang bisa dilepas-pasang. Selain itu, secara umum harga kamera DSLR tidak semahal dulu.
Demikianlah penjelasan mengenai perkembangan kamera fotografi dari masa ke masa. Semoga sejarah kamera ini menambah pengetahuan Sobat Harmoni di dunia fotografi ya!
(Dari berbagai sumber)