Sobat Harmoni apa sudah tau kalo tanggal 5 November 2019 ini bertepatan dengan hari sepsial? Setiap tanggal 5 November itu diperingati sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa (HCPSN). Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) ini ada karena bertujuan untuk kepedulian, pelestarian serta perlindungan terhadap kelangsungan hayati nasional di Indonesia.
Sobat, Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat banyak kekayaan alamnya baik berupa fauna maupun flora. Hal ini terkait dengan posisi Indonesia yang strategis dan terdiri dari ratusan ribu pulau. Meskipun sebenarnya sebagian besar dari pulau-pulau tersebut tidak berpenghuni dan tidak tersentuh oleh dunia luar.
Namun, hal itulah yang membuat tempat tersebut menjadi istimewa dan menjadi rumah bagi berbagai hewan langka. Dikenal sebagai “The Lost World of Asia,” berbagai kepulauan di Indonesia telah menyelamatkan berbagai hewan langka yang tidak bisa Sobat temukan di belahan dunia mana pun.
Banyak satwa-satwa yang hanya ada di Indonesia sehingga harus dijaga agar tidak punah. Salah satu yang wajib dijaga adalah eksistensinya yaitu satwa-satwa langka yang mungkin tersebar di berbagai pedalaman atau hutan Indonesia. Pengetahuan akan satwa-satwa langka menjadi hal yang penting agar terhindar dari tindakan perusakan baik disengaja maupun tidak.
Dikarenakan minimnya pengetahuan bahkan ketidakpedulian sebagian masyarakat Indonesia mengenai lingkungan hidup sehingga mereka, merusak ekosistem yang ada. Banyak sekali faktor perusak tersebut terjadi mulai dari perburuan liar, penjualan bebas, pembalakan liar hingga perusakan alam sekitar, tentu ini sangat disayangkan sekali.
Apakah Sobat sudah tau apa yang dimaksud dengan Satwa itu sendiri?
Satwa Nasional
Satwa (Fauna) Nasional adalah hewan atau fauna yang dapat mewakili karakteristik sebuah bangsa dan negara. Indonesia sendiri memiliki tiga satwa nasional yang ditetapkan bertepatan dengan hati Tritura ke-53 tanggal 10 Januari 2019.
Spesies satwa yang ditetapkan sebagai satwa nasional dalam keputusan tadi adalah :
- Komodo sebagai satwa nasional
- Siluk merah sebagai satwa pesona dan
- Elang jawa sebagai satwa langka
Oleh sebbab itu sangat penting bagi kita untuk melestarikan Puspa dan Satwa demi masa depan bumi. Dari sekian ribu satwa di Indonesia, nah ini diantaranya satwa yang paling langka di Indonesia ini adalah :
Komodo
Foto : pixabay.com
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menggambarkan spesies yang satu ini. Komodo bisa ditemukan di pulau-pulau eksotis Indonesia, seperti Pulau Komodo, Rinca, Padar, dan Flores. Beberapa orang mengamati ukurannya yang besar, dan menyimpulkan bahwa komodo merupakan kadal tertinggi dan terbesar di dunia. Komodo sendiri memiliki panjang yang mencapai hingga tiga meter.
Kerbau Anoa

Anoa adalah kerbau dengan ukuran yang sangat kecil (cebol). Terkadang, masyarakat setempat menyebutnya dengan sapiutan. Anoa tinggal di seluruh hutan hujan di Sulawesi. Kerbau ini tinggal di dataran rendah dan dataran tinggi. Anoa memiliki nama yang berbeda-beda tergantung dari di mana tempat ia tinggal.
Penduduk lokal biasanya memburu anoa untuk dijadikan makanan bagi mereka. Sama seperti spesies kerbau lainnya, anoa juga dapat dimakan. Namun, banyak orang yang berpendapat bahwa hewan ini dapat memabukkan sehingga tidak bisa dikonsumsi. Anoa dewasa dapat berlari dengan kecepatan lebih dari 10km/jam dan mereka memiliki sepasang tanduk yang tajam.
Siluk Merah (Ikan Arwana Merah)
Foto : id.wikipedia.co.id
Ikan arwana merah mempunyai julukan ikan naga karena warnanya merah terang, dengan sedikit kilau emas. Warna merah di badan akan mulai keluar saat ikan berumur sekitar 3 sampai 4 tahun. Ikan arwana ini lebih mudah ditemui di daerah Kalimantan Barat seperti Sungai Kapuas dan Danau Sentarum.
Badak Jawa

Badak jawa atau badak dengan cula satu yang lebih pendek adalah hewan langka lain yang ada di Indonesia. Sebagian besar dari badak ini ditemukan di Pulau Jawa. Populasinya dari tahun ke tahun semakin menyusut. Badak jawa mengalami kesulitan untuk berkembang biak dan mereka hanya hidup selama 80 tahun.
Elang Jawa

Elang jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dari keluarga Accipitridae dan genus Nisaetus yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia
Babirusa

Nama hewan ini merupakan gabungan dari hewan babi dan rusa. Secara sekilas, bentuk babirusa seperti campuran antara kepala babi, kaki rusa, dan taring liar yang aneh. Babirusa memang termasuk ke dalam keluarga babi, tetapi bentuk fisik dan pencernaannya yang seperti rusa, sangat menarik untuk diamati. Babirusa dapat ditemukan di Sulawesi Utara dan beberapa provinsi terdekat lainnya.
Maleo

Maleo merupakan salah satu jenis endemik Megapode besar yang ada di Pulau Sulawesi. Maleois adalah satu-satunya anggota dari genus monotip Macrocephalo. Spesies ini dapat ditemukan di hutan dataran rendah dan juga bukit-bukit di Sulawesi. Maleo adalah salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia.
Orangutan Sumatera
Foto : id.wikipedia.org
Orangutan Sumatera adalah salah satu spesies orangutan yang terancam punah. Hewan ini hanya ditemukan di Kepulauan Sumatera. Orangutan Sumatera liar merupakan hewan pemakan buah dan mereka hanya bertahan hidup di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Merak

Merak adalah burung dari keluarga Phasianidae. Mereka adalah kerabat dari para petani. Merak dapat ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera. Sobat juga bisa menemukan merak di India atau Malaysia, tetapi mereka berbeda dengan merak yang berasal dari Indonesia. Merak yang ada di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, yaitu bulunya yang berwarna-warni.
Merak memiliki jenis yang berbeda-beda dan beberapa dari mereka memiliki warna bulu yang berbeda pula. Mereka sangat tenang tetapi di waktu yang bersamaan bisa menjadi agresif juga. Sobat mungkin berpikir akan menyenangkan apabila bisa berfoto dengan hewan ini. Namun, Sobat mungkin akan berubah pikiran setelah mengetahui bahwa merak dapat menyerang orang lain kapan saja.
Rangkong Helm
Foto : id.wikipedia.org
Secara fisik, burung ini memang memesona, dengan helm cerahnya yang ikonik dan sayap yang lebar dan luas. Namun, mungkin apa yang membuat rangkong helm menjadi begitu luar biasa adalah makna budaya yang disematkan kepadanya. Di Kalimantan Barat atau Borneo, spesies rangkong ini dijadikan sebagai simbol alam ilahi. Mereka juga sering dimanifestasikan ke dalam seni tradisional dan berbagai ukiran.
Meskipun sekarang akan sulit untuk menemukan salah satu burung aneh ini, tetapi Sobat bisa mendengar suara jeritan aneh mereka. Beberapa orang mengatakan suaranya seperti tawa nyaring yang terdengar dari jarak dua kilometer.
Gajah Sumatera

Sobat mungkin sudah sering mendengar kalau gajah sumatra disebut sebagai hewan langka di Indonesia yang dilindungi keberadaannya. Salah satu alasannya ialah karena gajah sumatra merupakan subspesies dengan ukuran terkecil dari gajah asia pada umumnya.
Seperti namanya, satwa yang satu ini tinggal di hutan-hutan dataran rendah di Pulau Sumatra. Namun, tingginya angka populasi manusia menyebabkan hutan alam yang merupakan habitat asli gajah sumatra berkurang karena meningkatnya kebutuhan akan pembukaan lahan untuk perumahan.
Burung Bidadari Halmahera
Foto : indonesia.co.id
Burung bidadari Halmahera merupakan salah satu jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28 sentimeter. Burung ini memiliki bulu indah dengan kombinasi warna cokelat, hijau, dan warna zaitun. Burung bidadari Halmahera biasanya hanya ditemukan di Pulau Halmahera dan Pulau Bacan, Maluku Utara. Makanannya terdiri dari serangga, artropoda, dan buah-buahan.
Tarsius Tarsier

Primata ini memiliki ciri bertubuh kecil berwarna cokelat dengan mata besar, dan senang bergelantungan di ranting pohon mirip seperti koala. Tarsius tidak bisa menjejakkan kakinya di tanah, karena dia terus melompat dari satu pohon ke pohon yang lain.
Aksi pembukaan lahan hutan secara ilegal membuat populasi hewan ini makin berkurang. Alhasil, pemerintah menjadikan hewan kecil ini dilindungi. Tarsius dapat dijumpai di hutan-hutan yang ada di Sulawesi.
Harimau Sumatera
Foto : pixabay.com
Paling mengkhawatirkan karena terancam punah, jumlah sub spesies harimau Sumatera hanya sekitar 300-400 saja yang hidup di alam bebas. Banyaknya pembukaan lahan kelapa sawit secara ilegal membuat habitat harimau terganggu. Bahkan, populasinya diperkirakan akan musnah pada 2050 jika dibiarkan.
Jadi melalui Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPS) sebaiknya peringatan ini bukan kegiatan acara seremonial belaka tanpa tindak lanjut. Selain pendidikan tentang lingkungan hidup juga sangat perlu diberikan tidak hanya melalui materi pelajaran sekolah namun, aplikasi dikehidupan sehari-hari melalui dukungan orangtua, generasi muda serta semua pihak. Dengan begitu jadikan hari peringatan ini menjadi semangat juga dorongan terhadap diri sendiri untuk memberikan contoh yang baik.
(Dari berbagai sumber)