Kehadiran anak dalam kehidupan ini merupakan sebuah karunia Tuhan yang sangat didambakan setiap pasangan suami istri. Namun kenyataannya, tidak semua dari mereka benar-benar siap mengambil peran sebagai orang tua. Kerap kali kita mendengar berbagai kasus memprihatinkan seperti anak yang ditelantarkan, dipukuli, atau bahkan dibunuh dengan latar belakang masalah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan anak yang menjadi korban penganiayaan tersebut. Padahal, usia anak-anak adalah usia di mana ingatan jangka panjang mereka bekerja lebih kuat. Bayangkan jika seorang anak sering mendapat perlakuan kasar sejak ia kecil dan terus mengingat hal tersebut hingga ia dewasa. Selain trauma, bukan tidak mungkin ia akan melakukan hal yang sama kepada anak-anaknya di masa depan, dan hal tersebut terus berlanjut hingga turun temurun.
Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan melalui media online sekitar dua tahun yang lalu, Chen Mei Ling atau lebih dikenal dengan nama Agnes Chan berbagi kisah dalam mendidik ketiga putranya selama ini. Wanita asal Hogkong yang berprofesi sebagai penyanyi dan aktif berkarier di Jepang sejak tahun 70-an hingga sekarang ini mengatakan bahwa ada 10 hal yang harus dihindari orang tua dalam mendidik anak, di antaranya yaitu:
1. Membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain.
Hal ini akan membuat anak merasa tidak percaya diri dan tidak berani menunjukkan bakatnya.
2. Memberi hadiah berupa benda untuk menghibur anak.
Menurut Agnes, memberi barang seperti mainan hanya akan menghibur anak sesaat lalu mereka akan merasa bosan dan melupakannya beberapa hari kemudian. Suatu hari seorang ibu bertanya kepadanya, bagaimana jika anak tidak mau mandi. Wanita yang usianya sudah menginjak kepala enam itu menyarankan agar ibu itu memberi tawaran seperti jika sang anak mau mandi, maka mereka boleh mendandani ayah atau ibu mereka. Menciptakan suasana menyenangkan yang bisa dilakukan bersama keluarga adalah cara yang lebih baik untuk menghibur anak karena lebih berkesan.
3. Mengatur jadwal anak.
Hampir semua orang tua mungkin selalu memberi izin anak bermain hanya saat mereka telah selesai mengerjakan PR. Berbeda dari orang tua lainnya, Agnes tidak pernah memisahkan waktu antara bermain dan belajar bagi anak-anaknya. Ia selalu membuat keduanya bisa dilakukan bersama-sama sehingga kegiatan belajar terasa menyenangkan dan kegiatan bermain mampu memberikan ilmu baru yang didapatkan dari pemikiran kritis anak itu sendiri.
4. Memberikan kelas tambahan.
Mengikuti kegiatan tersebut agar mendapat nilai yang bagus hanya akan membuat anak berpikir bahwa belajar itu demi nilai. Biaya kelas tambahan yang tidak sedikit lebih baik disimpan atau dipakai untuk berwisata dengan keluarga.
5. Mengambil keputusan untuk anak.
Membuat keputusan adalah hal terpenting dalam hidup. Latihlah anak untuk membuat keputusan sendiri sejak kecil sehingga ia terbiasa membuat prioritas sebelum menentukan sesuatu dan bertanggung jawab terhadap pilihannya sendiri.
6. Melarang anak pacaran di masa SMA.
Agnes membiarkan putra-putranya berpacaran di usia remaja dengan catatan bahwa mereka harus bertanggung jawab dan tidak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan sebelum menikah. Sebagai orang tua, tentunya ia juga bahagia apabila melihat anak-anaknya bahagia dan berpendapat bahwa berpacaran mampu membuat anak belajar bagaimana rasanya mencintai dan dicintai orang lain.
7. Memukul atau memaki.
Cara tersebut mungkin efektif membuat anak cepat mengakui bahwa mereka melakukan kesalahan, tapi apa mereka benar-benar tahu kesalahan mereka? Hal yang seharusnya dilakukan adalah memberikan penjelasan dengan kata-kata yang baik sehingga anak pun memahami kesalahannya tanpa merasa dihakimi.
8. Berbohong.
Contohnya seperti saat orang tua berjanji akan mengajak anak berlibur, namun karena suatu alasan janji itu tidak dapat ditepati sehingga anak berpikir bahwa orang tua mereka berbohong. Jika anak tidak dapat percaya kepada orang lain, bahkan kepada orang tuanya sendiri, anak akan merasa kesepian seumur hidupnya.
9. Mengabaikan anak karena pekerjaan.
Meskipun Ayah atau Bunda sama-sama bekerja atau memiliki kesibukan masing-masing, sempatkanlah untuk memiliki waktu bersama sang buah hati. Percaya atau tidak, bahkan 2 atau 5 menit saja waktu yang dihabiskan bersama orang tua setiap hari dapat memberi pengaruh yang besar terhadap kehidupan seorang anak.
10. Membiarkan anak menunggu saat bertanya.
Sesibuk apapun Ayah atau Bunda, usahakan untuk tidak berkata “tunggu” saat anak bertanya. Dengan begitu, anak akan selalu merasa bahwa orang tua mereka selalu ada untuk mereka.
Dalam wawancara tersebut, Agnes mengatakan bahwa mendidik anak sama dengan memberi bekal kepada mereka untuk mencapai impian dan menjalani kehidupan mereka di masa depan. Sehingga saat anak-anak mengalami kegagalan, mereka tidak akan merasa kecewa. Dan saat mereka berhasil, mereka harus ingat untuk tetap rendah hati.
Jadi, Ayah dan Bunda, mau menerapkan aturan 10 larangan di atas untuk mendidik sang buah hati?
(Sumber Youtube: Gaveo Chanel)