Wakil Gubernur Jawa Barat – Uu Ruzhanul Ulum mengajak seluruh pelajar termasuk tenaga pendidik tingkat SMA/SMK sederajat di Kabupaten Garut untuk mewaspadai berbagai ancaman masuknya paham radikal di lingkungan sekolah, karena khawatir akan merusak kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya Uu datangi langsung ke berbagai sekolah untuk berbicara dengan guru dan siswa, seperti saat “Workshop Anti Radikalisme” bagi siswa SMA/SMK di SMKN 1 Garut, Jumat 13/12 silam.
“Kedatangan saya ke sekolah – sekolah ini sesuai instruksi Pemerintah Pusat, agar menyosialisasikan tentang adanya bahaya paham radikal di kalangan pelajar atau lingkungan sekolah. Karena saat ini sudah terindikasi adanya ancaman masuknya radikalisme ke lingkungan sekolah itu, sehingga perlu diantisipasi dengan memberi pemahaman tentang bela Negara, nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila”, ujarnya kepada media.
Uu juga menyebut, pada kegiatan yang diikuti siswa dan para kepala sekolah SMA/SMK/Madrasah Aliyah dan SLB se Kabupaten Garut itu, pihaknya mewanti wanti kepada para kepala sekolah agar melakukan pengawasan ketat terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang sering dijadikan kesempatan masuknya faham yang tidak selaras dengan nilai nilai kebangsaan.
“Guru dan kepala sekolah harus beri pengawasan yang ketat khususnya dari ekstrakurikuler. Pihak sekolah harus selektif dalam menerima guru baru sebagai langkah antisipasi masuknya paham tentang bahaya radikal ini”, katanya. Menurut wagub Uu, guru yang akan mengajar di sekolah, harus menjamin dirinya memiliki nilai jiwa kebangsaan, nasionalisme dan cinta terhadap Tanah Air.
Saat ditanya media paham radikal seperti apa yang mengkhawatirkan itu, Uu hanya menjelaskan singkat bahwa saat ini telah ada indikasi anak – anak tingkat SLTA yang melakukan hal – hal yang menurut mereka (Pemerintah Pusat) tidak sepatutnya dilakukan.
“Memang tidak secara spesifik tentang patokan dari radikal itu, tetapi para guru dan kepala sekolah harus memberikan pengawasan yang lebih ketat utamanya pada kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya kalau dulu ada Rohani Islam (Rois), kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat nuansa keagamaan, sekarang diganti dengan Eksis; Estrakurikuler Islam”, jelas Uu.
Sesuai pantauan di lokasi Workshop Anti Radikalisme bagi siswa SMA/ SMK/ SLB se- Cabang Dinas Pendidikan, Ca-dis-dik-wil XI di SMA Negeri I Garut, diikuti sekitar 300 peserta. Acara sehari penuh itu berlangsung dengan menggunakan metode ceramah dan dialog. (st-gp)