Kota Bandung – Setelah sukses menampilkan kolaborasi sendratari, ebeg dan lengger pada acara Milad ke 14 Paguyuban Perantau Purbalingga (Papeling) di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta Selatan Minggu 22 Desember 2024 silam, grup musik thek – thek bambu ‘Pringbalingga’ akan kembali tampil dalam acara pelantikan pengurus Perkumpulan Perantau Jawa Tengah (PRJT) Cabang Bandung Raya Masa Bakti 2022 – 2027.
Menurut Zico Tri Joanito Ketua Pringbalingga Sabtu sore 18/01/25, tim kesenian Pring Bandung Purbalingga atau biasa dikenal dengan Pringbalingga akan tampil pada kegiatan PRJT Minggu, 19 Januari 2025 di “RUMAH JOGLO CILAME” Jalan Infanteri Cilame – Kecamatan Ngamprah – Kabupaten Bandung Barat.
“Betul, kami akan pentas dalam rangkaian kegiatan pelantikan pengurus PRJT Cabang Bandung Raya. Ini disiapkan sebaik mungkin, lagu yang akan dibawakan, berikut tari dan scenario pertunjukannya,” ungkap Zico. Dirinya juga menjelaskan, sesuai rundown acara, panitia memberi spasi penampilan Pringbalingga pada saat usai potong tumpeng dan puncak acara sebagi pengisi hiburan utama.
Untuk diketahui, acara pelantikan pengurus Perkumpulan Perantau Jawa Tengah (PRJT) Cabang Bandung Raya Masa Bakti 2022 – 2027, selain diisi dengan upaca seremoni dan sambutan – sambutan, juga akan ditandatangani MoU antara BJB dengan PRJT. Diagendakan kegiatan dihadiri Sekjen PRJT Pusat, Dewan Pembina Kehormatan Bandung, juga dijadwakan dihadiri Letkol Inf (Purn) Ngatiyana, Wali Kota Cimahi terpilih.
Sementara, Pringbalingga adalah “Pring Bandung Purbalingga”, adalah musik bambu khas Purbalingga Jawa Tengah yang dimainkan oleh perantau yang kini bermukim di Bandung. Pring adalah Bambu. Jika di Jawa Barat dikenal Calung, di Purbalingga dan sebagian besar kawasan Banyumasan Jawa Tengah menyebut alat musik itu dengan sebutan Musik Thek – Thek, atau kenthongan.
Adalah Paguyuban Perantau Purbalingga (Papeling) Korwil Bandung yang kala itu diketuai Ardy Awaludin pada 15 Oktober 2017 silam, melahirkan grup kenthongan atau thek – thek yang akhirnya disepakati dengan nama “Pringbalingga”, setelah sebelumnya ada beberapa usulan nama. Ardy kala itu mengatakan, keberadaan Pringbalingga menjadi sarana untuk saling meningkatkan silaturahmi dan kecintaan terhadap kampung halaman, dimana thek thek di tempatnya berasal memang berkembang dengan baik.
Amin Maulana Ketua Korwil Bandung (2021 – 2025) menyebut, keberadaan Pringbalingga dimaksudkan untuk sarana ‘berdiplomasi melalui seni budaya’, dengan tanpa meninggalkan identitas daerah asal, namun juga tetap bisa diterima di tempat mereka merantau, yaitu Bandung. Bandung, yang merupakan bagian Tatar Pasundan sangat identik dengan musik bambu. Berpijak pada peribahasa, “Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung”, maka Papeling Bandung berharap, musiknya bisa diterima tak hanya bagi warga perantau asal Purbalingga, Banyumasan, Jawa, justru juga harus bisa diterima dan bahkan istilahnya ‘nge-blend’ dengan kultur setempat. [gpwk]