Angan-angan dan keserakahan menjadi awal mula dari kehancuran. Hal tersebut menjadi pelajaran yang bisa dipetik dari salah satu episode drama Korea yang sedang trending saat ini: Squid Game Season II.
Episode yang berjudup Bread or Lottery (Roti atau Judi) menampilkan adegan The Salesman yang diperankan oleh Gong Yoo membeli 100 buah roti dan 100 kupon judi lotere di sebuah toko.
Sambil membawa roti dan kupon tersebut dia menyusuri jalanan dan sampai di taman yang terdapat banyak gelandangan. Sang perekrut permainan maut tersebut menawarkan para gelandangan di taman untuk memilih salah satu antara roti atau kupon judi lotre.
Dari 100 orang yang ditawari, ternyata hanya satu orang saja yang memilih roti. Sisanya memilih lotre yang mereka anggap bisa menjadi peluang mendapatkan hadiah uang untuk keluar dari kesengsaraan mereka.
Namun dari 99 kupon lotre yang mereka pilih semuanya zonk alias gagal mendapatkan hadiah.
Akhirnya, sang Salesmam membawa sisa roti yang tidak dipilih ke tengah taman lantas ia menghambur-hamburkannya dan dinjak-injak sampai hancur. Lalu dengan lantang dia menyatakan bahwa inilah pilihan yang mereka dapat.
Dari sini kita bisa belajar, keserakahan tak memandang status sosial, seperti pengemis yang tidak punya apa-apa, malah lebih memilih peluang kemenangan dari lotre, padahal itu tidak pasti.
Mereka tidak peduli kelaparan, mereka lebih suka memilih sesuatu yang tidak pasti dibandingkan pilihan rejeki yang nyata di depan mata.
Ini terasa relevan dengan kondisi di negara kita yang sedang mengalami krisis judi online (judol). Dimana orang tergiur angan-angan mendapatkan uang besar lewat bermain judol dibandingkan dipakai untuk kebutuhan hidupnya.
Akibat kecanduan judol banyak yang tidak peduli dengan kondisi keluarganya yang kelaparan dan kekurangan. Bahkan tidak sedikit yang berakhir tragis dengan mengakhiri hidupnya karena terlilit hutang akibat judol.