Tupperware Brands resmi bangkrut. Selasa malam waktu setempat, perusahaan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di Delaware, Amerika Serikat (AS).
Manajemen mengatakan telah mengalami kerugian yang meningkat karena turun drastisnya permintaan. Penjualannya merosot dalam beberapa tahun terakhir di tengah strategi baru perusahaan menempatkan lebih banyak produknya di toko ritel dan platform penjualan daring.
Sebelumnya, Tupperware secara historis dikenal dengan penjualan langsung ke konsumen, direct selling. Di masa lalu, kerap ada “Pesta Tupperware” yang mempertemukan para penjual dengan pembeli melalui demo di mana konsumen bisa mencoba langsung produk-produk yang dijajakan.
Namun strategi itu, menurut perusahaan tersebut, kini gagal menjangkau konsumen modern. Tupperware bulan lalu menyuarakan keraguan tentang kemampuannya untuk tetap menjalankan bisnis setelah beberapa kali mengisyaratkan risiko kebangkrutan karena kendala likuiditas.
“Perusahaan tersebut memiliki utang sebesar US$812 juta (sekitar Rp 12,4 juta triliun),” demikian bunyi berkas pengadilan dikutip Kamis (19/9/2024).