Kampung Sirnamulya atau yang dikenal dengan sebutan Kampung Gelasan terletak di Desa Kutamandiri, Kec. Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Kampung ini sebenarnya bukan bernama Kampung Gelasan, namun karena disana terdapat banyak para pengrajin yang memproduksi gelasan, maka sebutan Kampung Gelasan pun tersemat begitu saja
Dalam sebuah Video Dokumenter karya Abhipraya production, Agustina selaku kepala Desa di Desa Kutamandiri menyebutkan untuk akhir bulan juni penduduk di Desa nya memiliki sekitar 10.340 penduduk dengan 3.400 Kepala Keluarga yang terdiri dari laki laki 5.404 orang dan perempuan kurang lebih 5.409 orang.
Agustin juga menyebutkan sejarah dari Desa Kutamandiri sebenarnya berawal dari desa pecahan Margaluyu, masih sama dikecamatan tanjungsari, yang mana di tahun 1983 dipecah menjadi tiga desa, salah satunya Desa Kutamandiri. Untuk gelasan sendiri karena di desa ini terdapat empat dusun, dusun 1, 2, 3, dan 4, para pengrajin ini adanya di wilayah dusun 1 yang mana produksi dari gelasan sendiri dilakukan secara tradisional dari dulu hingga saat ini.
Menurut Nandang, Ketua Asosiasi Pengrajin gelasan, Produksi gelasan yang dilakukan oleh para pengrajin saat ini termasuk kedalam pengrajin generasi ke-2 yang mana asal gelasan sendiri berawal dari Bandung lalu diwariskan oleh Alm. Pak Dede, Alm. Pak Cece, Alm. Pak Uju dan lainnya yang memproduksi gelasan di kampung ini sehingga para pemilik usaha berkembang dari karyawan, hingga bisa memproduksi sendiri.
Gelasan yang mereka buat saat ini dari bahan nilon, berbeda dari generasi pertama yang menggunakan bahan katun. Untuk menjadi gelasan siap produksi, para pengrajin memakan waktu 3 sampai 4 hari melalui berbagai tahap dalam proses pembuatannya.
“Yang pertama pengamplasan satu hari, pembuatan gelasan satu hari dan langsung dijemur, penggolongan dan langsung pengemasan. Kalau sudah seperti ini langsung kita kirim ke agen agen” Jelas Nandang.
Produksi Gelasan ini umumnya terjadi di musim kemarau, karena jika musim penghujan sudah tiba, permintaan dari konsumen menurun hingga akhirnya berdampak pada per ekonomian masyarakat kutamandiri. Permintaan konsumen yang di dapatkan di dusun ini skalanya sudah Nasional, dari pulau sumatera sampai pulau sulawesi. Bahkan Nandang menyebut, Konsumennya ada dari pasar luar negeri, ini terjadi karena saat ini proses jual beli lebih mudah dilakukan melalui platfrom digital dan media sosial.