Kab. Bandung – Di tengah maraknya orang – orang yang mengkonsumsi olahan Ayam Krispy, Ayam Bakar, Ayam Goreng, Ayam Sarundeng, Sop Ayam, dan sebagainya. Pak Heri tetap meneruskan bisnis Almarhum Ayahnya yang sudah beroprasi kurang lebih 23 tahun sejak tahun 2001 dengan olahan Pepes Ayamnya yang terkenal di Kampung Mundel, Kec. Solokanjeruk, Kab. Bandung.
Bu susi selaku anak pertama dari Pak Atim mengungkap usaha ini bermula ketika dirinya dan teman – temannya mengadakan makan bersama di tempat kerja. Saat itu Bu Susi meminta kepada sang ibu untuk dibuatkan Pepes Ayam sebagai bekal makanan. Awalya sang Ibu menolak karena tidak memiliki uang untuk membeli Ayam ditengah himpitan ekonomi keluarga, namun Pak Atim sebagai kepala keluarga meminta istrinya untuk belikan saja karena ini permintaan pertama dari anak mereka.
Setelah Pepes Ayam itu selesai di buat, siapa sangka banyak dari teman – teman Bu Susi yang penasaran dimana membeli Pepes Ayam itu. Dengan Jiwa Pembisnisnya yang tinggi Bu Susi pun berinisiatif mengatakan bahwa Pepes itu dijual oleh kedua orang tuanya. Teman – teman dari Bu Susi pun banyak yang menitip untuk di bawakan juga Pepes Ayam buatan sang Ayah.
Dari sanalah banyak orang di tempat kerja Bu Susi yang semakin hari semakin banyak peminatnya. Bermula dari satu ekor ayam sebagai pesanan teman – teman terdekat, saat ini olahan Pepes Ayam di buat lebih dari 200 pcs ayam per hari.
Setelah kepergian Pak Atim dan Bu Apon, bisnis Pepes Ayam ini dilanjutkan oleh Pak Heri dan istri yang terus berusaha mengembangkan usaha Ayahnya hingga hari ini.
Pepes yang dijual oleh Pepes Mundel ini pun bukan hanya bagian daging Ayamnya saja, namun juga ada bagian – bagian Ayam lainnya seperti Usus dengan harga 2.500 rupiah dan Ati Ampela dengan harga 6.000 rupiah. Selain Menu Pepes Ayam, disana juga ada Menu Pepes Tahu yang dibandrol dengan harga 3.000 rupiah saja.
“Saat ini Penjualan dilakukan bukan hanya oleh pedagang kaki lima dan pedagang di pasar saja, namun saya juga mendaftarkannya di Aplikasi Online seperti Shoope Food dan Go Food untuk menunjang penjualan” ungkap Heri
Kendala yang dirasakan oleh Heri selama berdagang ini memang mulai terasa ketika para pedagang kaki lima yang khusus menjual pepes kini hanya tersisa tiga orang, ditambah dirinya yang ikut berjualan keliling. Selain Pedagang kaki Lima, kini dirinya hanya bisa mengandalkan Orang – orang yang membeli langsung ke rumah produksi, Pasar dan Media Online. Selain itu, kendala yang diungkapkan oleh Heri juga termasuk Bahan – bahan pembuatan Pepes yang harganya kini melambung tinggi.
Namun, di tengah kendala itu Cita Rasa dari Pepes Mundel yang dijaga baik oleh Heri tidak pernah hilang sehingga membuat para pelanggan merasakan hal yang berbeda dengan buatan sang Ayah. Pepes nya tetap banyak diminati hingga saat ini.
“Kuncinya ada di Cita Rasa pastinya, suami saya itu tetap memakai Resep Ayah dan tidak merubahnya sama sekali meski harga bahan produksi sedang naik. Jadi itu yang membuat banyak konsumen tetap bertahan dan mengkonsumsi pepes Ayam kami” Ungkap Ayu, istri dari Heri yang telah menemani perjalanan suaminya untuk terus mengembangkan bisnis Pepes Mundel.
Para kaka dari Heri pun terus membantu sang adik untuk meneruskan bisnis Ayah mereka, meskipun tidak turut andil dalam membantu secara langsung, namun Bu Susi dan ke tiga Kaka Heri lainnya selalu menyempatkan diri membantu sang adik dalam menjalankan bisnis Pepes Khas Mundel.