Kota Bandung, harmonionline.net-Proses pembelajaran dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui program Merdeka Belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard skill dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat (Dirjen Dikti Kemendikbud, 2020).
Program MBKM bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Oleh karena itu, Program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan minat dan bakatnya. Kebijakan MBKM ini sejalan dengan pendapat Noe, Hollenbeck & Gerhart (2015) yang menyatakan bahwa keterampilan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu elemen teknis atau yang sering disebut hard skills, dan elemen perilaku (behavioral elements) atau juga sering disebut soft skills. Klaus (2010) mengemukakan bahwa keberhasilan suatu pekerjaan dalam jangka panjang 75% ditentukan oleh soft skills, dan hanya 25% yang ditentukan oleh hard skills. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan kebijakan MBKM adalah mendorong mahasiswa menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga siap bersaing dalam dunia global (Baharuddin, 2021; Fatmawati, 2020; Tohir, 2020).
Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) sebagai langkah awal pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022 mengimplementasikan program pembelajaran MBKM secara mandiri dalam dua bentuk kegiatan. Pertama, pertukaran mahasiswa dengan Program Studi sejenis di luar PT. Melalui program ini dua orang mahasiswa Program Studi Sastra Jepang FIB UNIKOM mengikuti perkuliahan Modernisasi Jepang (3 sks) secara online di Program Studi Jepang FPIB Universitas Indonesia selama satu semester. Kuliah disampaikan oleh para guru besar dan dosen dari Jepang dalam bidang ilmu terkait dengan bahasan materi diantaranya Meiji Revolution : start of full scale modernization, economic growth and Japanese rice and fall of management, the party politics in Japan, educational development in the modernization of Japan, Japanese approach to international cooperation, dan Japan after world war.
Kedua, program magang. Program magang merupakan kerjasama Program Studi dengan dunia industri berdasarkan MoU dan MoA yang telah disepakati. Program yang dilaksanakan minimal 100 jam atau yang disetarakan dengan 3 SKS ini bertujuan agar (a) mahasiswa dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan sastra (bahasa) Jepang ataupun teknologi informasi yang telah dipelajari di Program Studi pada dunia kerja dan dunia industri; (b) mahasiswa memperoleh pengalaman bekerja di berbagai instansi pemerintah ataupun swasta; (c) mahasiswa mengetahui permasalahan-permasalahan yang nyata di lapangan guna pengenalan dan persiapan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya setelah mereka lulus nanti.
Program Studi Sastra Jepang FIB UNIKOM telah melakukan survei terhadap dampak impelmentasi Program MBKM di Program Studi. Kegiatan ini merupakan program Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka Dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa PTS yang didanai oleh Ditjen Diktiristek Tahun 2021. Melalui survei yang dilakukan terhadap seluruh civitas akademika terhadap implementasi Program MBKM di Program Studi Sastra Jepang FIB UNIKOM dapat ketahui bahwa pelaksanaan Program MBKM memberikan dampak terhadap peningkatan kapasitas mahasiswa maupun dosen. Kompetensi mahasiswa meningkat secara hardskills (keterampilan, complex problem solving, analytical skills) maupun soft skills (etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama, dan sebagainya.). Sementara bagi dosen pelakanaan Progam MBKM secara tidak langsung mendorong peningkatan produktivitas kinerja selain pelaksanaan tridhama perguruan tinggi oleh dosen dengan menjadi fasilitator dalam Program Global Learning System di Program Studi Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara (BINUS), reviewer di Jurnal Penelitian dan Jurnal Pengabdian di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan STBA Invada Cirebon, serta narasumber dalam berbagai seminar yang diselenggarakan oleh pihak internal maupun eksternal salah seminar Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara.
Meskipun jumlah mahasiswa yang terlibat dalam Program MBKM di Program Studi Sastra Jepang FIB UNIKOM masih sedikit namun hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa sebenarnya telah menyadari manfaat Program MBKM. Tak dipungkiri hal ini sebagai akibat dari terbatasnya kuota peserta serta bidang-bidang yang ditawarkan pada program-program MBKM oleh pemerintah maupun masih sedikitnya program MBKM mandiri yang disediakan oleh Program Studi. Hasil survei juga menunjukkan bahwa faktor kekhawatian terhadap biaya turut dirasakan oleh hampir 50% dari keseluruhan mahasiswa. Program Studi Sastra Jepang FIB UNIKOM akan menjadikan hasil survei ini sebagai dasar evaluasi pelaksanaan Program MBKM yang telah ada melalui peningkatan kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak, pengsosialisasian program MBKM secara berkala, serta penyempurnaan aturan dan teknis pelaksanaan program MBKM di Program Studi.
Oleh : Fenny Febrianty, Soni Mulyawan Setiana, Anisa Arianingsih, Mohamad Ali