Hari Tari Dunia, 29 April, dirayakan secara berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya. Tampilan secara online para seniman berbagai daerah secara bergantian menari yang saat ini tak bisa dilakukan secara massal serentak karena wabah corona.
SOLO, JAWA TENGAH — Sejumlah seniman tetap merayakan Hari Tari Dunia, 29 April, Rabu (29/4). Elly Lutan, seniman tari di Jakarta menampilkan sebuah tarian di rumahnya melalui tayangan online.
Dalam kesempatan tersebut Elly, pengelola sanggar tari Deddy Luthan Dance Company yang didirikan oleh suaminya, Deddy Luthan, seorang penata tari ternama Indonesia, tersebut juga menyatakan pandangannya tentang seni tari.
“Koreografer, penari akan membutuhkan tubuh menyiapkan dirinya agar mampu melahirkan penawaran-penawaran gesture yang bertaut dengan lakon yang akan diperankan. Di setiap tokoh dalam menari karakter yang dia mainkan selalu berbeda,” jelasnya.
Elly Luthan hanya segelintir seniman yang ikut merayakan Hari Tari Dunia, 29 April ini. Masih banyak seniman tari lainnya yang bergabung dalam “Dialektika 24 Jam Menari: Biosphere vs Cybersphere” yang digagas Institut Seni Indonesia ISI Solo dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dosen ISI Solo dan praktisi seni tari, Eko Supriyanto yang pernah ditunjuk oleh penyanyi Madonna untuk menjadi penata tari untuk 268 kali konsernya di berbagai negara akan menari di penghujung perayaan Hari Tari dunia secara daring ini. Menurut Eko, seni tari tidak lepas dari perkembangan teknologi.
“Pesan-pesan tradisi, spirit tradisi masih bisa digaungkan di saat ini, jaman modern dengan teknologi virtual, online atau daring.Kenapa kita pilih tema cybersphere ya karena berkaitan dengan pandemi covid 19, yang semakin nggak karuan ini. Jadi kita melakukan segala sesuatu secara daring, konteks ranah virtual masuk disitu. Apalagi seni tari yang akhirnya tidak melulu pada perkembangan substansi tubuh saja, tetapi juga ada subtitute atau pengganti dengan ranah virtual atau cyber,” kata Eko.
Lebih lanjut Eko juga menyoroti perilaku masyarakat dalam menggunakan aplikasi perekam video di handphone berupa gerakan bersama sekelompok orang yang viral dan dianggap lucu.
Selama hampir tujuh jam, berbagai seniman pentas dan dialog tentang seni tari dilakukan melalui media video online secara langsung.
Perayaan Hari Tari Dunia biasa dilakukan secara kolosal di Solo. Lebih dari 6.000 peserta dari 160 sanggar tari berbagai daerah dan luar negeri turut serta dalam perayaan tersebut. Jalanan, pasar tradisional, lobby bandara, halaman sekolah, kampus, dan perkampungan menjadi panggung terbuka ribuan peserta menari secara bergantian. Sejunlah seniman ikut serta 24 jam menari di Kampus ISI Solo. Namun wabah corona dan status Solo KLB corona membuat perayaan hari tari dunia, 29 April saat ini dialihkan ke media daring dan meniadakan 24 jam menari. Larangan kerumunan massa selama KLB Corona untuk mencegah penyebaran virus covid 19. [ys/ab]
Sumber : VOA Indonesia