Sebesar 70% atau 3.026 dari 4.299 pos pelayanan terpadu (posyandu) di Kabupaten Bandung, berstrata mandiri. Sementara sisanya yaitu sebanyak 1.273 masih berstrata purnama dan madya.
Bupati Bandung H. Dadang M. Naser menilai, capaian itu diraih melalui sinergitas para kader di lapangan, di bawah pembinaan kelompok kerja (pokja) posyandu desa/kelurahan dan kelompok kerja operasional (pokjanal) posyandu kecamatan serta kabupaten.
“Alhamdulillah ini bekat kinerja para kader di lapangan dan pembinaan secara berjenjang. Mulai dari tingkat desa dan kelurahan, kecamatan hingga kabupaten,” ungkap Bupati Bandung H. Dadang M. Naser di sela-sela pembukaan acara Peningkatan Kapasitas Pokja Posyandu Desa/Kelurahan dan Pokjanal Posyandu Kecamatan se-Kabupaten Bandung tahun 2020 di Emte Highland Resort Kecamatan Rancabali, Jum’at (14/2/2020).
Saat ini strata posyandu terdiri dari pratama, purnama, madya, mandiri dan multifungsi. Menurut bupati, peran posyandu kini tidak hanya terbatas pada mengurus kesehatan ibu dan bayi saja.
“Strata tertinggi posyandu, yakni multifungsi, di mana tidak lagi hanya memperhatikan kesehatan ibu, bayi, balita dan lansia (lanjut usia) saja, tapi juga remaja. Kemudian secara komprehensif sudah mengarah ke multi dimensi,” ujar bupati didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung H. Tata Irawan Subandi.
Selain bidang kesehatan, posyandu juga memberikan pelayanan sosial dasar lainnya, seperti pendidikan, perekonomian melalui pemberdayaan masyarakat, ideologi dan kerukunan, konseling hukum bahkan di Kabupaten Bandung mencakup aspek tauhid dan kecerdasan akhlak.
“Layanan sosial dasar, itu berujung pada capaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia). IPM sendiri merupakan kesepakatan dunia untuk menilai dan mengevaluasi pembangunan,” urai Dadang Naser.
Bahkan dalam ajaran Islam ujarnya, konsep IPM ini sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad. “Yaitu melalui do’a minum air zam zam. Jadi agar pembangunan itu berhasil, harus memperhatikan ilmunya (pendidikan), makanan yang halal dan bergizi (daya beli) dan kesehatan lahir dan bathin,” ujar Dadang Naser.
Oleh karenanya, menurut orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu, posyandu merupakan komunitas kecil namun sangat strategis yang harus dikembangkan untuk menunjang berbagai aspek pembangunan.
“Program nasional yang dialirkan ke provinsi, lalu ke kabupaten, desa kemudian ke RW, ujung tombaknya ada di posyandu. Posyandu berperan serta menjaga kualitas generasi masa datang sejak dalam kandungan,” lanjutnya.
Untuk meningkatkan strata posyandu menjadi multifungsi memang cukup berat. Namun menurut Dadang itu bukan hal yang mustahil tereujud, bila para pembina terus mengawal para kader untuk memunculkan inovasi dan kreativitasnya
“Mandiri ke multifungsi cukup berat, namun saya yakin, dengan dorongan para pembina di pokja dan pokjanal, para kader di lapangan akan mampu memunculkan kreasi dan inovasinya. Terbukti sudah ada posyandu kita yang menembus kejuaraan sampai tingkat nasional, salahsatunya Posyandu Teratai di Kecamatan Ciwidey,” pungkasnya.
Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan