Muslimah (Kamus) Pendopo kembali hadir di tahun 2020, Sabtu (18/1/2020), di Pendopo Kota Bandung, Jln. Dalem Kaum. Kajian rutin bulanan untuk perempuan itu mengangkat tema “Mendidik Anak Mencintai Alquran” dengan Ustazah Wirianingsih sebagai pembicara.
Seperti pada Kamus Pendopo sebelumnya, pada Kamus Pendopo kali ini, istri Wali Kota Bandung, Siti Muntamah sebagai pembina Kamus Pendopo, kembali menitipkan program pemerintah agar didukung oleh warganya.
Kali ini, Siti mengajak kepada seluruh muslimah untuk mendorong percepatan pencapaian tiga target tahun 2020 ini. Pertama, menekan pembuangan sampah langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kedua, memaksimalkan angka Open Defecation Free (ODF). Ketiga, menciptakan lingkungan ramah anak.
Soal sampah, Siti mengajak agar para perempuan di rumah menjadi bagian dari Satgas Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) yang memastikan sampah telah terpilah sejak dari rumah.
“Tahun 2020 kita ingin minimal 30% sampah terkelola di rumah. Dan sampah selesai di RW. Tidak ada sampah organik yang dibuang ke TPA. Keluarga Kamus Pendopo adalah keluarga yang mengelola sampahnya sendiri,” seru Siti.
Tak sekadar soal sampah, Siti ingin agar warga mengimplementasikan prinsip hidup sehat pada penerapan pola jamban sehat. Ia tidak ingin ada warga yang membuang limbah domestiknya ke sungai.
“Tahun 2020 Kota Bandung harus menjadi kota sehat. Diawali dari jamban sehat di masing-masing rumah. Target 2020 kita sudah 100% ODF. Dengan begitu kita harapkan isu stunting di Kota Bandung kita nolkan,” ujarnya.
Terakhir, Siti menitipkan agar para jemaah Kamus Pendopo menjadi bagian dari pembangunan lingkungan ramah anak. Hal itu dimulai dari menciptakan suasana rumah yang baik dan nyaman untuk tumbuh kembang anak.
“Apalah kelurahan ramah anak tanpa keluarga ramah anak. Ketika bicara keluarga ramah anak maka para ibu semuanya memiliki peran penting bagaimana mengimplementasikan agar keberadaan kita di keluarga harus berdampak pada keramahan anak,” katanya.
Anak yang ramah karena meneladani orang tua yang penuh kasih sayang. Hal ini diharapkan bisa menumbuhkan generasi yang berakhlak mulia dan bisa menjadi pemimpin yang baik di masa depan.
“Jangan sampai anak menerima kekerasan, baik kekerasan fisik, verbal, maupun psikis,” imbuhnya.
Sementara itu, pada kajian kali ini, Ustazah Wirianingsih memaparkan tentang tips mendidik anak agar mencintai Alquran. Wirianingsih adalah aktivis dakwah yang memiliki 10 anak penghafal Alquran.
Sebagian besar anaknya telah menghafal Alquran di usia belia. Beberapa menamatkan hafalan 30 juz saat lulus SMA. Kunci dari metodenya adalah komitmen orang tua atau pasangan untuk menciptakan keluarga qurani.
Ia dan suami meluangkan waktu setelah Subuh dan Maghrib untuk mengajak putra-putrinya secara konsisten menghafal Alquran. Hal itu terus berlanjut bahkan sampai mereka lulus SMA. Tak semua anaknya bersekolah di sekolah Islam, ada pula yang masuk sekolah umum. Namun itu tak membuat konsistensi itu pudar.
Wirianingsih juga memanfaatkan usia-usia emas anak untuk mengisinya dengan bacaan Quran. Ayat-ayat suci sudah diperdengarkan kepada anak sejak dalam kandungan. Ternyata, hal itu bisa berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak sehingga lebih mudah pula dalam menghafal Alquran.
Sumber : Humas Bandung