Karakter anak yang umumnya sulit diatur tak jarang membuatnya melakukan berbagai kesalahan sehingga membuat orang tua merasa emosi. Untuk mengatasi hal tersebut, orang tua terkadang menghukum buah hatinya agar jera dan tidak berani lagi mengulangi kesalahannya. Tapi hati-hati ya, menghukum anak memang bisa membuat anak kapok, namun hukuman yang tidak tepat justru akan membuat perilaku anak semakin menjadi-jadi. Apalagi jika hukuman yang diberikan kepada anak dalam bentuk kekerasan fisik, hal ini bukannya akan mengubah sikap dan perilaku anak, tetapi justru akan memunculkan kebencian dalam diri anak terhadap orang tua.
Jadi, alangkah baiknya teknik mendisiplinkan atau menghukum anak yang dipilih pun disesuaikan dengan jenis perilaku negatif apa yang dilakukan anak, usianya, temperamennya, dan juga gaya pengasuhan orang tua sendiri. Bentuk hukuman juga lebih baik merupakan hasil kesepakatan sebelumnya antara ayah, ibu, dan anak. Bahkan, anak usia pra-remaja sudah bisa dilibatkan dalam memilih dan menentukan ‘ganjaran’ apa yang akan mereka terima sebagai konsekuensi perilaku tertentu.
Lalu cara apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua dalam memberi hukuman yang lebih efektif pada anak agar anak menjadi lebih baik? Simak yuk!
1. Jelaskan Alasan Kenapa Anak Dihukum
Misalnya mengatakan pada anak bahwa orang tua menghukumnya bukan untuk melihatnya menjadi buruk, tetapi agar mereka menjadi anak yang lebih baik lagi. Dengan begitu, sang anak bukannya menjadi benci dan marah kepada orangtuanya, tetapi justru akan menumbuhkan rasa cinta dan sayang kepada orang tuannya.
2. Tetapkan Hukuman Bersama
Batasan dan jenis hukuman sebaiknya ditetapkan bersama anak-anak. Ajak mereka untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan batasan perilaku mereka dan hukuman apa yang akan mereka terima jika melanggar kesepakatan. Dengan cara ini diharapkan anak bisa memiliki rasa tanggungjawab atas kesepakatan yang dibuat.
3. Konsekuensi Natural
Biarkan anak mengalami konsekuensi dari perilakunya sendiri. Misalnya, anak tidak membereskan CD video games yang berserakan di sofa depan televisi, lalu ayahnya tidak sengaja menduduki salah satu CD itu sampai patah. Biarkan saja anak tidak lagi bisa memainkan video games tersebut. Teknik ini juga akan lebih cocok diterapkan saat anak ‘tidak mendengarkan’ peringatan atau alasan orang tua saat menerapkan aturan. Namun, pastikan juga bahwa konsekuensi yang akan dialami anak tak berbahaya baginya ya!
4. Konsekuensi Logis
Teknik ini mirip dengan konsekuensi natural, tapi orang tua yang menetapkan konsekuensinya dan menjelaskannya pada anak. Konsekuensi harus langsung terkait dengan perilakunya. Misalnya jika anak-anak terus saja berebut mainan dan tidak mau bergantian, maka orang tua akan mengambil mainan tersebut sehingga tidak bisa dimainkan lagi.
5. Pelarangan atau Pencabutan Hak Istimewa
Bagi anak yang sudah lebih besar, orang tua bisa menerapkan pelarangan atau pencabutan hak istimewa sebagai bentuk hukuman. Cara ini lebih efektif jika pelarangan itu kurang lebih berkaitan dengan perilaku salah yang ia buat, dan hal yang dilarang merupakan sesuatu yang sangat disenangi anak. Misalnya, jika anak menolak mengerjakan PRnya dengan alasan mengantuk. Sobat bisa menyuruhnya ke kamar dan tidur, serta melarangnya menonton TV, bermain video games, menggunakan gadget atau membaca buku. Dan misalnya, jika anak dalam usia pra remaja pulang terlambat tanpa memberitahu orang tua saat pergi dengan teman-temannya, Sobat bisa melarangnya pergi dengan teman-temannya selama seminggu.
6. Beri Hukuman Bernilai Positif
Banyak bentuk hukuman yang mendidik dan bisa merangsang anak untuk bersikap lebih baik. Misalnya ada seorang anak yang begitu nakal, bandel dan susah diatur. Bentuk hukuman yang bisa diberikan bisa berupa pengurangan uang jajan. Sifat anak-anak yang suka jajan, akan menuntun insting anak untuk tidak nakal, agar bisa mendapat uang jajan seperti sebelumnya. Bisa juga anak diberi hukuman seperti menghafal perkalian, membersihkan sendiri tempat tidurnya, menyapu halaman rumah, dan beberapa hukuman lainnya yang membuat anak menemukan nilai-nilai positif dari hukuman yang dijalani.
Itulah beberapa cara menghukum anak yang lebih efektif. Selain itu, ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti jangan memberi hukuman saat Sobat emosi, hukuman tidak boleh berlebihan, serta jangan sampai mempermalukan anak dengan menghukumnya di depan orang lain terutama teman-temannya. Semoga cara tersebut bermanfaat ya!
(Dari berbagai sumber)