Halo sobat harmoni yuk cegah gigi berlubang pada anak . Setiap orangtua ingin anak-anak mereka menikmati gigi yang kuat dan sehat. Sayangnya, anak-anak lebih rentan mengalami gigi berlubang karena enamel pada gigi susunya lebih lemah daripada enamel pada gigi orang dewasa. Ditambah, kesadaran anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya masih rendah, sehingga risiko anak mengalami gigi berlubang pun tinggi. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui berbagai penyebab gigi berlubang dan apa yang bisa Sobat lakukan untuk melindungi gigi anak Sobat.
Penyebab Gigi Berlubang Pada Anak
Bakteri dalam mulut anak Sobat secara alami berkembang biak, membentuk substansi lengket yang dinamakan plak. Plak ini dapat melapisi permukaan gigi. Seiring dengan kebiasaan anak mengonsumsi makanan dan minuman manis, maka bakteri pada plak pun akan menghasilkan asam. Asam yang terdapat pada plak secara perlahan akan mengikis enamel gigi yang keras dan membuat lubang pada gigi. Kerusakan gigi yang tidak diobati akan memburuk dan dapat menyebabkan gigi tanggal.
Secara umum, penyebab gigi berlubang pada anak dipicu oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Beberapa faktor penyebab gigi berlubang pada anak yang perlu diketahui para orangtua di antaranya:
● Kurang Minum
Selain kebiasaan makan makanan dan minuman manis, kurangnya asupan cairan juga bisa jadi penyebab gigi berlubang pada anak. Asupan cairan yang rendah menyebabkan produksi air liur di dalam mulut sedikit. Padahal air liur membantu melawan asam yang dihasilkan oleh bakteri di dalam mulut.
● Kebiasaan Makan Makanan Manis
Anak-anak senang sekali makan makanan dan minuman yang manis seperti susu, es krim, kue, coklat, sereal, dan lain sebagainya. Faktanya kebiasaan ini dapat menyebabkan bakteri di mulut menghasilkan lebih banyak asam yang pada akhirnya memicu kerusakan gigi.
● Makanan Dan Minuman Asam
makanan dan minuman yang asam bisa membuat gigi jadi lebih sensitif dan mudah berlubang. Dilansir dari situs kesehatan asal Amerika Serikat, Mayo Clinic, terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang asam berisiko mengikis lapisan pelindung gigi anak yang masih tipis.
Contoh makanan dan minuman asam yang sebaiknya dibatasi antara lain jus jeruk, jus anggur, dan jus lemon. Terutama jika si kecil mengonsumsi jus dalam kemasan yang diberi pengawet sehingga keasamannya meningkat. Selain itu, terlalu banyak makanan dari cuka seperti asinan dan acar juga berisiko menyebabkan gigi anak berlubang.
● Kebiasaan Minum Pakai Botol Hingga Tertidur
Salah satu penyebab gigi berlubang pada anak yang paling umum adalah kebiasaan minum susu botol pada usia bayi hingga tertidur. Gula yang yang terkandung pada susu dapat mengendap menjadi asam yang merusak hingga memicu gigi berlubang.
● Kekurangan Fluoride
Anak usia 3 tahun atau lebih sudah bisa menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Tentunya dalam takaran yang sedikit. Fluoride sendiri adalah mineral alami yang membantu mencegah gigi berlubang dan bahkan memperbaiki kerusakan gigi yang dialami anak-anak pada tahap awal.
● Tidak Menyikat Gigi Sampai Bersih
Gigi belakang adalah salah satu gigi yang paling rentan berlubang karena gigi ini cenderung memiliki banyak lekukan dan celah. Akibatnya, gigi belakang sulit untuk dijangkau dengan sikat gigi. Jika anak tidak menyikat gigi sampai bersih, plak dan bakteri akan bersarang di sana. Pada akhirnya dapat menjadi penyebab gigi berlubang.
Apa Gejala Gigi Berlubang Pada Anak?
Secara umum tanda gigi berlubang akan tergantung pada seberapa besar lubang yang terbentuk dan di mana lokasinya. Biasanya tanda paling awal kerusakan gigi adalah adanya bintik putih pada satu atau beberapa gigi. Kemunculan bintik putih pada gigi mensobatkan bahwa enamel gigi mulai rusak. Bintik putih lambat laun akan berubah warna menjadi bintik kecoklatan yang disertai dengan kemunculan lubang. Semakin dalam lubang, maka warnanya juga semakin gelap.
Lubang yang berukuran kecil mungkin tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi jika lubang yang terbentuk sudah berukuran besar, biasanya akan menimbulkan gejala seperti:
- Gigi anak menjadi sangat sensitif.
- Sakit gigi, terutama saat anak mengunyah makanan atau ketika ia menekan giginya.
- Anak sering merasakan nyeri gigi secara spontan tanpa diketahui penyebab jelasnya.
- Nyeri ringan hingga tajam saat anak makan atau minum sesuatu yang manis, panas, atau dingin.
Merawat Gigi Berlubang Pada Anak
Pada dasarnya cara mengatasi gigi berlubang pada anak tergantung usia dan tingkat keparahannya. Jika baru muncul bercak kekuningan/kecoklatan di gigi, maka menyikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari menggunakan pasta gigi ber-fluoride adalah solusi terbaik.
Sikat gigi ber-fluoride dapat digunakan pada anak usia 3 tahun. Namun, gunakan sedikit saja, kira-kira sebesar biji jagung. Jika usia anak sudah diatas 3 tahun, Sobat bisa menambahkan takaran pasta gigi menjadi sebesar kacang polong. Ajarkan anak untuk berkumur dan mengeluarkan air kumuran setelah menyikat gigi. Sampaikan pula pada anak bahwa pasta gigi bukan makanan, sehingga ia tidak boleh menelannya. Umumnya anak bisa diajarkan untuk berkumur saat usianya sudah menginjak 2 tahun.
Sementara jika anak sudah sering mengeluhkan sakit gigi hingga menyebabkan aktivitas sehari-harinya terganggu, ini artinya kerusakan gigi yang dialami anak sudah tahap lanjut. Jika sudah begini, anak harus segera dibawa ke dokter gigi spesialis anak (Sp. KGA). Dokter gigi spesialis anak umumnya memiliki ruangan dan peralatan yang didesain khusus dengan warna-warna ceria, sehingga dapat menarik hatinya. Hal ini tentu membuat anak merasa nyaman untuk melakukan pemeriksaan gigi.
Perawatan dan pengobatan yang dilakukan dokter akan disesuaikan dengan psikologis dan kondisi gigi anak. Dokter gigi mungkin akan mengosongkan bagian yang rusak dan menambal atau mencabutnya.
Mencegah Gigi Berlubang Pada Anak
Kunci mencegah gigi berlubang pada anak adalah dengan menggabungkan kebersihan mulut dan pola makan yang sehat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara:
- Minum banyak air putih setelah makan.
- Ajaran anak rajin sikat gigi
- Kenalkan makanan yang lebih sehat
- Menyikat gigi mereka dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur setidaknya selama 2 menit.
- Menyikat permukaan setiap gigi memakai sikat gigi yang pas di mulut mereka.Sikat gigi harus diganti setiap dua hingga tiga bulan atau setelah bulu sikat mengembang.
- Gunakan pasta gigi ber-fluoride (untuk anak lebih dari dua tahun).
- Memakai floss adalah sesuatu yang cenderung dihindari anak-anak, namun penting dilakukan setiap hari untuk mencegah pembentukan plak di antara gigi akibat sisa-sisa makanan yang menumpuk.
- Jangan lupa, rutin cek kesehatan gigi dan mulut anak Sobat ke dokter setiap 6 bulan sekali.
Jika Sobat dapat menanamkan kebiasaan membersihkan gigi yang benar pada anak Sobat, mereka akan mampu merawat gigi dan gusi mereka sendiri. Hal ini akan mencegah kerusakan gigi sejak dini, sehingga mereka pun dapat menikmati senyum yang lebih sehat dan lebih lebar selama tahun-tahun ke depan.
(Dari Berbagai Sumber)