Jakarta-Bosan di rumah saja? Ya, wabah virus SARS-CoV-2 membuat Anda “terkurung” di rumah. Mengerjakan tugas kantor, belajar, olah raga, berbisnis hingga beribadah lebih banyak di rumah akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kita berkorban untuk tidak ke mana-mana demi memotong mata rantai penularan Covid-19 yang hingga kini belum ada tanda-tanda mereda.
Di tengah situasi pandemi, sebagian warga tentu merasa jenuh atau tertekan dengan beraktivitas di rumah selama hampir tiga bulan. Menyeimbangkan kesehatan fisik dan mental, aktivitas seorang warga bernama Sukardi bisa menjadi salah satu mengusir kejenuhan tersebut. Jadi petani sayur di tengah kota.
Sukardi, seorang warga RT 14 RW 1, Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan justru telah menikmati hasil panen sayur dan ikan segar kala Covid-19 melanda. Panenan tersebut tidak hanya menambah nutrisi bagi keluarganya tetapi juga menambah penghasilan. Tak menunggu lama, ia berhasil memanen sayur melalui metode hidroponik.
Melalui teknik hidroponik, Sukardi dan beberapa warga lain di kampung menanam dan memanen beragam sayur. Sebetulnya, ia sudah merintis menanam sayuran sejak dua tahun yang lalu. Panen sayuran itu selama ini berupa sayur kangkung, sawi, selada dan pockcoy.
Saat ini, ia sedang mencoba dengan teknik aquaponik. Teknik akuaponik menggunakan media sederhana, seperti ember kapasitas 60 liter, gelas plastik, spon busa, kawat, arang dan sekam. Menurutnya, teknik bisa sekaligus memanen sayuran dan ikan lele.
“Bagus, lebih mudah pembuatan medianya selain dari tanaman dan menghasilkan ikan,” ujar Sukardi Sabtu (16/05/2020).
Dari mana Sukardi mengenal teknik hidroponik dan aquaponik ini? Ia mengaku dapat ilmu tersebut dari seorang relawan yang datang ke kampungnya beberapa tahun lalu. Sukardi bersama warga lainnya memiliki kelompok tani Gang Hijau Pancoran Indah. Dengan hasil panen yang semakin baik, kelompok tani ini mulai belajar menjual hasil panenannya.
Melalui usaha mandiri ini, masyarakat dapat beraktivitas di rumah sekaligus meringankan beban ekonomi. Sayuran dapat dipanen setiap tiga minggu sekali dan ikan lele dapat menjadi lauk pelengkap nutrisi makanan keluarga.
“Harapan saya, semoga warga lainnya dapat mengikuti membuat aquaponik dan hidroponik agar dapat menghasilkan sendiri sayuran dan daging ikan segar,” ujarnya.
Langkah sederhana Sukardi ini bisa mendukung upaya ketahanan pangan di tengah pandemi Covid–19. Bahkan pada tahapan lebih lanjut, warga dapat memanfaatkan hasil panen dengan menjualnya. Di sisi lain, aktivitas berkebun di perkotaan dengan lahan terbatas atau urban farming ini menjadi aksi adaptif yang dapat dilakukan oleh siapa saja di tengah pandemi. Aktivitas ini bisa jadi jadi langkah untuk menyeimbangkan kesehatan fisik dan mental masyarakat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai ujung tombak dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sangat mendukung inisiatif mandiri warga dalam menghadapi situasi Covid-19. Deputi Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widjaja menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendukung upaya-upaya inovasi dan semangat masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengurangi penyebaran Covid-19.
Apa kata pakar soal laku ini? Ketua Program Studi S2 Lahan Kering sekaligus Ketua Program Studi S2 Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Bali, Dr. Gede Wijana mengatakan mengaplikasikan sistem hidroponik di rumah bisa membantu sebagai obat stres selama masa pandemi Covid-19.
“Hidroponik ini mampu menghasilkan kuantitas dan kualitas sayuran yang bagus dengan pemeliharaan yang baik. Jadi yang dipersiapkan adalah instalasinya, bibit, nutrisi AB mix atau racikan sendiri, pompa pengangkat larutan nutrisi dan tentu perlu listrik. Dalam pembuatan bibit perlu benih dan media penanam benih antara lain rockwool,” kata Dr. Gede Wijana.
Ia mengatakan bahwa hidroponik rumahan pada dasarnya diperuntukkan untuk yang tidak punya lahan luas dan bisa diaplikasikan pada lahan yang sempit, seperti bagian emperan rumah, di taman bagian depan atau samping rumah.
Sistem menanam hidroponik rumahan ini, tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari hari, tetapi bisa juga berfungsi sebagai seni menjadi tanaman penghias rumah, lahan untuk menyalurkan kreativitas dan sebagai obat stres.
Adapun jenis-jenis sayuran yang bisa diaplikasikan dengan sistem hidroponik diantaranya sayuran daun seperti kangkung, bayam, pockcoy, selada, seledri, dan bisa juga sayuran berbuah seperti cabe, tomat, terung, dan timun.
Ia mengatakan masing-masing tanaman memiliki perbedaan waktu untuk panen. Untuk sayuran daun dalam waktu 25-30 hari bisa panen sedangkan untuk sayuran buah 45 hari atau lebih waktu untuk memanen.
“Prosedur dengan sistem hidroponik ini, pertama-tama membuat bibit di rockwool, kemudian setelah umur 25-30 hari bisa pindahkan ke netpot dan besarkan di lobang tanam di instalasi hidroponik. Lalu berikan nutrisi AB mix di tandon, hidupkan pompa sehingga nutrisi mengalir di pipa-pipa. Jaga jangan sampai air atau larutan nutrisi habis. Selain itu, cek juga agar nutrisi tetap jalan dan panen jika sudah waktunya. Panen bisa dilakukan bertahap sesuai jenis tanaman,” jelasnya.
Robi, warga Denpasar, juga telah mengaplikasikan sistem hidroponik ini sejak 2019. Ia mengatakan ada sisi bisnis yang bisa diperoleh dari hidroponik, terutama di masa pandemi Covid-19.
“Kalau dari sisi bisnis ada dua hal yang jadi sumbernya dari hidroponik. Pertama, menjual atau membuat instalasi media tanam, yang artinya kita menjual media tanam hidroponik, dijual paket sudah lengkap meliputi instalasi itu sendiri, benih, nutrisi, rokwoll untuk semai benih dan panduan awal menanam. Kedua, menjual hasil sayur, kalau yang instalasi besar memang tujuannya untuk memetik hasil sayur lalu dijual. Kalau saya keduanya terima pesanan instalasi dan jual sayurnya,” tukas Robi.
Anda tertarik untuk mencobanya? Kerjakanlah dengan tekun, maka stres berkurang dan keuntungan pun bisa diraih!
(bnpb/antaranews/Foto:Petani sedang mengembangkan tananam hidroponik di lahan terbatas ANTARA FOTO Wahdi Septiawan)
Sumber :http://infopublik.id