Walaupun masih tutup, masjid-masjid di Maryland, tetap aktif, mengundang jemaah untuk berbuka puasa bersama dalam apa yang disebut Drive Thru Iftar. Imaam Center, masjid komunitas Indonesia, memanfaatkannya untuk memperkenalkan masakan khas Indonesia.
MARYLAND, AS — Memasuki sepuluh hari terakhir Ramadan, berbagai kegiatan umat Islam di Amerika masih dilakukan secara online.
Namun, semakin banyak masjid mulai ‘bergerak,’ mengundang jemaah berbuka puasa bersama, tetapi tanpa menyantap bersama-sama. Mereka menyebutnya, drive through iftar.
Masjid-masjid di Maryland mulai mengadakan gerakan itu bulan ini. Muslim Community Center memberikan setiap hari. Masjid lain pada hari-hari berbeda sehingga akan selalu ada masjid yang memberi makanan. Prince George’s Muslim Association pada setiap Rabu, Islamic Center of Maryland melakukannya setiap Sabtu, Darussalam, Islamic Community Center of Potomac, dan masjid komunitas Muslim Indonesia, Imaam Center, setiap Minggu.
ujuan drive through iftar, membantu jemaah yang terimbas pandemi virus corona dengan memberi makanan berbuka puasa. Mematuhi peraturan pemerintah dalam pembatasan sosial, jemaah diundang untuk mengambil paket iftar tanpa turun dari kendaraan, langsung pergi lagi. Semua dilakukan di halaman masjid.
Ketua panitia Ramadan 1441 Hijriah Imaam Center Yudi Sutrisno mengawasi relawan yang membantu pelaksanaan drive thru iftar. “Kita sediakan kurang lebih untuk 150 regular jemaah Indonesia dan non-Indonesia,” ujar Yudi Sutrisno.
Yudi menunjukkan menu iftar untuk 10 Mei: nasi kuning lengkap dan sate kambing. “Kita gunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan makanan khas Indonesia kepada jemaah non-Indonesia.”
Masakan Indonesia menjadi daya tarik bagi jemaah non-Indonesia berbuka puasa di Imaam Center, selain keindahan masjid dan kualitas imam khusus Ramadan.
Selain makanan siap santap, dalam drive thru iftar masjid-masjid juga memberikan paket Sembako yang isinya secara umum bisa memenuhi pangan keluarga untuk tujuh sampai sepuluh hari. Paket di Imaam Center, misalnya, terdiri atas beras, mie instan, minyak goreng, terigu, gula, telur, beragam makanan kaleng, dua ekor ayam beku, dan butiran bakso beku.
Paket-paket juga diantar kepada yang membutuhkan tetapi tidak bisa datang mengambil. Umumnya, lansia atau orang yang sedang sakit.
Masjid lain, Darussalaam, menyediakan ratusan kotak iftar, yang isinya terdiri atas nasi Arab yang dilengkapi ayam panggang dan daun selada segar ditambah kue-kue, kurma, dan camilan. Anggaran untuk itu didapat dari donasi jemaah khusus untuk buka puasa.
Paket iftar juga disediakan Masjid Muhammad di Washington, DC pada Selasa (12/5). Panitia menyebutnya, “Grab and Go Iftar Meals.” Masjid Dar al Hijrah di Virginia, dalam 10 hari pertama Ramadan, telah menyerahkan 8.500 paket iftar.
Walaupun baru pertama kali diadakan, seiring pandemi virus corona, drive thru iftar disambut positif.
Rama Mahyudin, ibu dua anak, menerima paket iftar dan paket sembako dari Imaam Center. Sudah dua bulan suaminya, yang bekerja di hotel, dirumahkan.
“Alhamdulillah dengan mendapat bantuan sembako dari Imaam, kita, warga Indonesia, sangat terbantu dengan adanya sembako ini. Isinya juga bermacam-macam, dan hampir setiap hari kita mendapat menu iftar dari warga yang menyumbang untuk warga Indonesia di Maryland, Virginia, dan sekitarnya. Alhamdulillah banget,” ujar Rama.
Alvin menumpang di rumah teman di Virginia sejak dirumahkan karena restoran tempatnya bekerja mengurangi pegawai. Ia pun mendapat paket sembako.
“Alhamdulillah dalam kondisi seperti ini, saya sangat membutuhkan. Saya senang sekali, mendapat perhatian dari Masjid Imaam Center, Maryland. Saya ucapkan terima kasih kepada Masjid Imaam Center yang telah memberi saya sembako,” jelasnya.
Menurut Yudi, paket akan diberikan lagi Minggu depan, dengan rata-rata 150 paket setiap kali, sedangkan iftar disediakan juga pada hari-hari tertentu.
Beberapa jemaah mengatakan, mereka datang tidak hanya untuk paket iftar atau Sembako tetapi juga mengobati kerinduan akan masjid, walaupun melihatnya hanya sebentar dan dari luar. [ka/ii]
Sumber : VOA Indonesia