Ada 4 golongan manusia
dalam menyikapi kesulitan, sekaligus menunjukkan tingkatan2 kualitas dalam menerima takdir Allah, khususnya dalam menghadapi wabah covid 19 ini. Ke 4 golongan ini dituliskan dlm kitab Uddatush Shabirin wa Dzakhiratusy Syakirin (Bekal Orang2 Sabar & Perbendaharaan Orang2 Syukur) oleh Ibnu Qayyim al-Zauziyah, yaitu :
1. Lemah, bukan lemah fisik namun mrk lemah iman, akal dan hatinya. Mereka meratapi keadaan, berkeluh kesah kepada makhluk dan menyalahkan takdir yang dihadapinya.
2. Sabar, artinya bisa menerima kondisi, berbaik sangka terhadap ketentuan Allah, namun merasa berat dan berdoa agar Allah meringankan dan segera menghilangkan cobaan.
3. Ridha, artinya sadar dengan ketetapan Allah, menyadari ada hikmah dibalik mushibah dan menjalaninya dg ikhlas tanpa keluh-kesah.
4. Syukur, yaitu bisa bertambah ketaatannya kepada Allah.
Syukur, yaitu bisa bertambah ketaatannya kepada Allah.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Qs. Ibrahim: 7)
Allah akan menambah nikmatNYA pada org2 yang bersyukur, dan sebaliknya azabNYA sangat keras pada orang2 yang kufur.
Dalam menghadapi ujian Allah, terlebih kita semua akan memasuki Ramadhan yang mulia maka kenakanlah pakaian syukur sebagaimana yg disampaikan oleh Ibnu Qayyim alZauziyah :
- I’tiraf (mengakui, merasakan, menghargai, dan tdk berdusta akan hadirnya nikmat Allah). Di tengah kesulitan2 yang menimpanya, sesungguhnya nikmat Allah jauh lebih banyak. Sebagai contoh : meskipun ada wabah dan hidup kita menjadi sulit tapi banyak hikmah yang didapat seperti kebersamaan dgn keluarga, tetap dapat menghirup udara dg gratis, jantung yang masih berfungsi, darah yang mengalir dengan lancar, masih bisa menuntut ilmu, bertemu teman2, bekerja & berbisnis meskipun secara online, dsb
- Memuji Allah di setiap waktu dan kesempatan, minimal berdzikir dengan membaca tahmid 100 x / hari dan mendayagunakan kenikmatan yg Allah berikan dg sebaik2nya.
- Menambah ketaatan pada Allah. Bersyukur tidak cukup hanya dengan bergembiranya hati dan berdzikirnya lisan, tapi juga harus diringi dengan amal perbuatan anggota tubuh berupa ketaatan yang totalitas pada Allah Swt.
Bersyukur juga berarti sabar atas nikmat Allah yang berupa musibah. Mengapa musibah bisa disebut juga sebagai nikmat? Karena dengan musibah kita menjadi tidak lalai. Musibah membuat kita semakin dekat pada Allah, banyak bertobat, memperbanyak amal sholeh. Semua hal itu belum tentu terjadi jika kita tidak mendapat musibah tsb.
Buktikan syukur kita dan raih Ramadhan Terbaik dengan 10 amal berikut
1. IKHLAS dalam seluruh amal.
2.Memberi perhatian pada rohani sama besarnya dengan perhatian pada jasmani. Jika tubuh kita perlu makanan dan harus sehat, maka begitu pula halnya dengan ruh. Ruh harus diberi makanan jiwa, dan hati harus dijauhkan dari penyakit (sifat2 buruk).
3/Laksanakan sholat wajib seluruhnya (5 waktu) tepat waktu Jadikan sabar dan sholat sebagai sebab datangnya pertolongan Allah.
وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,
(Qs. Al-Baqarah: 45)
4.Berkomitmen kuat untuk melaksanakan sholat sunnah yang utama yaitu:
a. Sholat sunnah rawatib sebanyak 12 rakaat ( 2 rakaat seblum subuh, 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudah dzuhur, 2 rakaat sesudah magrib dan 2 rakaat sesudah isya). Allah menjanjikan rumah di surga bagi siapa yg melaksanakan sholat sunnat rawatib.
b. Sholat sunnah dhuha. Ada 360 sendi di tubuh kita yang harus bershadaqah, caranya dengan sholat dhuha.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلًا فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ
“Dalam diri manusia ada 360 persendian, lalu diwajibkan sedekah dari setiap sendinya,” mereka bertanya,”Siapa yang mampu demikian wahai Nabi Allah?” Beliau menjawab, ”Memendam riak yang ada di masjid dan menghilangkan sesuatu (gangguan) dari jalanan. Apabila tidak mendapatkannya, maka dua raka’at shalat Dhuha mencukupkanmu.” [HR Abu Dawud no. 5242 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam kitab Irwâa`ul-Ghaliil, 2/213 dan at-Ta’liq ar-Raghib, 1/235.].
c. Sholat sunnah witir sebelum tidur. 3 rakaat shalat witir adalah shalat yang tidak pernah ditinggalkan Rasul baik dalam keadaan mukim ataupun bepergian.
5. Memperbanyak dzikir. Di akhir zaman tidak ada makanan bagi orang beriman kecuali dzikir. Salah bentuk dzikir adalah tilawah Al Quran.
6. Shaum sunnah Daud, senin kamis, atau minimal shaum ayyamul bidh. Menjelang 1 atau 2hari ramadhan, org yg sdh biasa shaum sunnah senin kamis masih bisa melaksanakannya sampai mendekati ramdhan. Sedangkan yg tdk biasa shaum sunnah, maka tidak boleh lagi shaum sunnah apapun.
7. Membiasakan infaq dan sedekah. Semakin banyak sedekah maka keberkahan akan semakin banyak pula. Sedekah terindah adalah senyum. Banyaklah tersenyum.
Infaq adalah sedekah berupa materi baik dalam keadaan lapang ataupun sempit. Infaq merupakan ciri2 orang bertaqwa yang berhak mendapatkan ampunan dan syurga Allah. (Qs. Ali Imran: 133-136)
8. Dekati dan lakukan hal2 yang halal dan jauhi hal2 yang haram. Rizki tidak akan didapat tanpa ketaatan pada Allah. Jangan sampai maksiat menghalangi sampainya rejeki kepada kita.
9. Dengarkan, catat, dan baca kembali hasil2 kajian di manapun termasuk hasil liqo. Ini menjadi tugas khusus kita semua mulai saat ini.
Mendengar, menulis dan membaca adalah aktivitas orang beriman
Jadikan catatan2 kita sebagai warisan buat anak2 kita agar menjadi amal jariyah kita saat kita sdh wafat.
10. Menghisab diri dan mengingat serta mempersiapkan kematian
Umar bin Khattab ra berkata, “Haasibu anfusakum qabla antuhasabu” (Hisablah dirimu sebelum kelak engkau dihisab).
Bismillah,
Lahaula wala quwwata illa billah
Bersama kita berjuang Memenangkanlah Allah dan RasulNYA. Tunjukan ketaatan dan kerjakan amal shaleh. Jadilah muslimah yang BERPERAN , jangan jd muslimah yang baperan.
Wallahu’alam