Olimpiade Tokyo yang diundur hingga tahun 2021 memerlukan tanggal baru bagi upacara pembukaan dan penutupannya. Tidak banyak yang dapat dilakukan Komite Olimpide Internasional (IOC), pemerintah Jepang dan panitia penyelenggaranya di Tokyo sebelum tanggal-tanggal tersebut ditetapkan.
“Kita harus segera memutuskannya,” kata Toshiro Muto, CEO komisi penyelenggara Olimpiade Jepang, dalam sebuah pertemuan komisi itu, Kamis. Pertemuan tersebut berlangsung dua hari setelah penundaan Olimpide diumumkan.
Komisi itu ditugaskan untuk menyusun kembali, dalam beberapa bulan, apa yang telah mereka rencanakan selama tujuh tahun namun gagal karena wabah virus corona.
Muto dan presiden komisi penyelenggara Olimpiade Tokyo, Yoshiro Mori, menyampaikan apa yang menjadi ganjalan mereka terkait penundaan Olimpiade tersebut.
Mori, mantan PM Jepang berusia 82 tahun, mengungkapkan ada banyak masalah yang perlu dituntaskan terkait penundaan pesta olahraga akbar itu. Masalah-masalah itu menyangkut urusan tiket, keamanan, lokasi pertandingan, akomodasi, transportasi serta perjanjian kontrak dan kepentingan dengan sponsor federasi-federasi olahraga dunia dan IOC.
“Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya akan diuji hingga seberat ini,” kata Muto. Ia memperkirakan ada biaya tambahan besar terkait penundaan tersebut. Surat kabar finansial Jepang Nikkei memperkirakan, angkanya sekitar 2,7 miliar dolar. Anggaran penyelenggaraan Olimpiade Jepang 2020 sendiri diperkirakan 12,6 miliar dolar. [ab/uh]
Sumber : VOA Indonesia