Diperkirakan satu dari seratus anak memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang psikopat. Demikian kesimpulan dari Profesor Stpehen Scott, dari Institute of Psychiatry, King College, London, Inggris, sebagaimana dilaporkan koran The Telegraph, beberapa waktu lalu.
Secara sederhana, psikopat dapat diartikan sebagai penyakit kejiwaan yang dicirikan oleh sejumlah tindakan sifatnya egosentris dan antisosial. Kata psikopat sendiri berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa yunani, yakni psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit.
Kendati seseorang itu belum bisa dipastikan secara akurat mengidap psikopat atau tidak sebelum mencapai usia 18 tahun, toh sejumlah psikolog anak berkeyakinan bahwa tabiat psikopat dapat dikenali sejak anak berumur lima tahun.
Artinya, terdapat perilaku-perilaku tertentu pada anak yang bisa dijadikan indikator terkait kemungkinan seorang anak untuk menjadi seorang psikopat di kemudian hari. Apa saja perilaku tersebut?
Pertama, menyakiti binatang. Alih-alih menyenangi dan menyayangi hewan peliharaan, seperti kucing maupun anjing, ada anak yang justru gemar menyakiti hewan peliharaan tersebut. Bahkan, sampai membunuhnya. Hal tersebut dilakukan bukan hanya sekali. Tetapi, berulang kali.
Kedua, kencing di tempat tidur atau sofa. Saat anak sudah beranjak besar dan mengetahui bagaimana menggunakan toilet atau kamar kecil, namun ia tetap kencing di tempat tidur atau sofa, maka ini kemungkinan ia memiliki potensi untuk menjadi seorang psikopat. Aktivitas kencing tersebut untuk menunjukan dominasi kekuasaan wilayah, layaknya hewan-hewan tertentu yang menandai wilayah kekuasaan mereka.
Ketiga, suka mem-bully anak-anak lain, terutama yang lebih muda usianya daripada dirinya. Ia merasa senang dan bahagia melihat anak yang berhasil di-bully-nya menderita.
Keempat, suka berbohong. Dalam satu atau dua kesempatan, adalah wajar jika seorang anak berbohong. Namun, kalau bebrhong itu terus menerus dilakukan dan ia menyukainya, maka ini pertanda buruk. Kemungkinan besar ia memiliki potensi untuk menjadi seorang psikopat saat dewasa nanti.
Kelima, tidak punya rasa sesal. Salah satu tabiat psikopat adalah tak pernah peduli soal benar atau salah. Karenanya, individu psikopat tidak pernah menunjukkan rasa bersalah sedikit pun ketika ia melakukan hal-hal yang salah.
Keenam, antisosial. Meski ada anak yang suka menyendiri, ia tetap harus bisa bergaul dan bermain dengan kawan-kawan sebayanya. Persoalannya jika jika anak itu sama sekali tidak bisa bergaul dan bermain dengan teman-teman sebaya lainnya. Bukan cuma itu, ia kerap pula menjadi pembuat onar dan bertengkar dengan teman-temannya.
Ketujuh, senang mencuri. Hati-hati, ketika anak gemar mencuri. Bukan karena ia benar-benar membutuhkan barang yang diambilnya. Tetapi, karena ia senang saja melakukannya.
Tanda-tanda tersebut memang belum sepenuhnya menunjukkan bahwa seorang anak benar-benar telah menjadi seorang psikopat. Walaupun demikian, sebagai orangtua, kita perlu lebih waspada. Tatkala menemukan salah satu atau beberapa tabiat seperti dipaparkan di muka pada diri anak, tak ada salahnya segera berskonsultasi dengan psikolog anak. Dengan begitu, segera didapatkan sejumlah solusi kuratif dan preventif.