• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Senin, 19 Mei 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Home Keluarga

Terlalu Manjakan Anak, Bentuk Kasih Sayang yang Bisa Merusak Karakter

Redaksi Harmoni oleh Redaksi Harmoni
Selasa, 24 Desember 2019
in Keluarga
0 0
Mau Wajah Lembap Malah  Jadi Kering? Gini Nih Cara Pakai Masker yang Tepat

klubwanita.com

Tahukah Sobat Harmoni, bahwa terlalu manjakan anak, bentuk kasih sayang yang bisa merusak karakter

Setiap orang tua pasti menyayangi dan ingin membahagiakan anak-anaknya, tidak peduli bagaimana pun caranya. Ketika melihat anak-anak tertawa riang atas sesuatu yang dilakukan atau diberikan oleh orang tua, pasti ada kepuasan dan ketenteraman tersendiri yang dirasakan oleh para orang tua. Sayangnya, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa rasa sayang yang berlebihan kepada anak justru hanya akan memberikan efek yang kurang baik terhadap perkembangan anak, terutama secara psikologis. Tak sedikit orang tua yang memberikan fasilitas kepada anaknya, meski sebenarnya sang anak belum membutuhkannya. Contohnya seperti smartphone, iPad, sepeda motor, bahkan mobil yang diberikan orang tua di saat anak-anak masih belum cukup umur untuk menerima fasilitas tersebut.

Di balik senyum dan tawa riang sang anak, orang tua tidak menyadari bahwa kasih sayang mereka yang seharusnya diwujudkan dengan pelukan dan waktu untuk bermain bersama justru tergantikan dengan smartphone, televisi, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan tidak adanya ikatan batin yang kuat antara anak dengan orang tuanya. Jika sikap memanjakan anak ini terus berlangsung hingga anak dewasa, maka anak sendirilah yang akan menanggung akibatnya. Berikut ini akibat yang dapat terjadi jika anak terlalu dimanja sejak kecil.

1. Makin banyak keinginan

Mengabulkan semua keinginan anak akan membuat orang tua kesulitan untuk berkata tidak di kemudian hari. Anak pun semakin hari akan semakin mudah mendeteksi kelemahan orang tua dalam mengabulkan permintaan mereka. Hal ini membuat mereka memanfaatkannya untuk mendapatkan lebih banyak lagi hal-hal yang diinginkannya. Rengekan anak pun terkadang membuat orang tua tidak tahan untuk menolak permintaan sang buah hati. Padahal belum tentu sesuatu yang ia minta memang ia butuhkan saat itu juga. Kebanyakan orang tua pun mengabulkan keinginan anak hanya karena ingin anak diam dan berhenti merengek, padahal seharusnya orang tua memberi pengertian bahwa keinginan anak belum tepat untuk dikabulkan saat itu. Dengan begitu, anak akan bisa belajar bersabar dan tidak keras kepala di kemudian hari.

2. Menjadi pribadi yang egois

Rasa bersalah orang tua karena tidak bisa menyediakan waktu bersama anak karena kesibukannya sering kali ditebus dengan memberikan hadiah-hadiah menarik yang sebenarnya tidak dibutuhkan anak. Selain itu, kemarahan dan kenakalan anak juga dianggap sebagai hal wajar sehingga tidak perlu adanya nasihat untuk memperbaiki sikap dan kedisiplinan. Lagi-lagi tanpa disadari, orang tua justru membentuk anaknya menjadi pribadi yang egois, karena selalu ‘dimenangkan’ saat melakukan kesalahan. Mereka terbiasa hidup mudah dan nyaman dan akan tumbuh menjadi ‘aku’ yang selalu dituruti sehingga menjadi egois di mana mereka selalu ingin didengarkan dan dituruti, cenderung sulit berbagi dengan orang lain, bahkan dapat menjadi ‘tukang pamer’ di depan teman-temannya.

Baca juga  7 Cara Hadapi Anak yang Minta Jajan

3. Tidak bisa mandiri

Jika segala keinginan anak dipenuhi bahkan orang tua tidak tega membiarkan anak melakukan aktivitas kecil dalam rumah seperti merapikan tempat tidur, mengambil makanan sendiri, mencuci baju dan menatanya, serta lain sebagainya, hal ini hanya akan membuat anak tidak bisa mandiri dan senang berbuat seenaknya. Meski kelak orang tuanya meninggalkan harta warisan yang berlimpah sekalipun, tapi jika anak tidak dibiasakan untuk hidup mandiri, harta tersebut tidak bisa menjadi bekal bagi anak untuk tetap bisa bertahan hidup dalam lingkungan sosialnya. Ketergantungan yang tinggi terhadap orang lain ini juga mendorong anak untuk menikah di usia muda saat ia mulai beranjak dewasa. Mengapa? Karena anak akan mencari sosok yang bisa memenuhi semua kebutuhannya termasuk finansial tanpa mengharuskan mereka bekerja. Namun, pernikahan yang tak dilandasi dengan kesiapan psikologis sering kali bukannya menjadi solusi melainkan justru menimbulkan masalah baru.

4. Kurang inisiatif dan kreatif

Pola pikir anak yang memang dari kecil sudah belajar bekerja membantu orang tuanya lebih cenderung bersifat dinamis dibandingkan anak yang manja. Biasanya, anak yang sering dimanja memiliki pola pikir kurang inisiatif, kurang kreatif, dan kurang dinamis karena anak memiliki kecenderungan untuk menempuh jalan pintas demi mendapatkan apa yang dia harapkan. Misalnya saja saat hendak ujian, anak akan lebih memilih untuk menyontek pekerjaan temannya ketimbang harus bersusah payah belajar. Contoh lainnya saat anak diberi tugas oleh guru, mereka akan lebih memilih agar orang tuanya yang mengerjakan tugas tersebut. Orang tua terkadang lupa bahwa anak perlu diajarkan bahwa untuk mendapatkan sesuatu butuh perjuangan dan kerja keras.

5. Kemampuan sosial yang buruk

Anak-anak manja biasanya menjadi orang yang tidak peka terhadap lingkungan dan orang lain. Mereka juga mudah marah dan mengalami kesulitan untuk bersyukur atas apa yang ia miliki sehingga mengucapkan terima kasih pada orang lain pun dianggap sesuatu yang tidak perlu. Jika anak memiliki karakter seperti ini, anak bisa terasingkan dalam hidupnya karena tidak ada seorangpun yang mau dekat dengannya. Ketika sulit dalam mendapatkan teman, anak pun cenderung menjadi sosok yang individualis (mementingkan diri sendiri).

Setelah mengetahui dampak negatif memanjakan anak, tentu Sobat Harmoni tidak ingin anak menjadi pribadi yang bermasalah seperti yang telah disebutkan di atas, kan? Memanjakan anak memang perlu untuk membangun hubungan yang lebih dekat antara anak dan orang tua, akan tetapi jangan sampai kasih sayang yang diberikan malah membuat anak tumbuh dengan karakter yang kurang baik sehingga bukannya membuat anak memiliki masa depan yang baik, tapi orang tua secara tidak langsung malah menjerumuskannya. Jadi, manjakan anak pada ‘porsinya’ saja ya!

(Dari berbagai sumber)

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Tags: anakkeluargaorangtuaparenting
Redaksi Harmoni

Redaksi Harmoni

Info Terkait

Langkah Praktis untuk Melindungi Diri dan Keluarga dari Ancaman KDRT
Keluarga

Langkah Praktis untuk Melindungi Diri dan Keluarga dari Ancaman KDRT

Senin, 2 September 2024
Keluarga

4 Tips Mempererat Ikatan Keluarga di Tengah Gempuran Media Sosial

Senin, 12 Agustus 2024
Fatherless Berdampak Buruk Bagi Prestasi Anak, Mitos atau Fakta?
Keluarga

Fatherless Berdampak Buruk Bagi Prestasi Anak, Mitos atau Fakta?

Kamis, 8 Agustus 2024
Keluarga

Menyoal Pekerjaan Ramah Keluarga, Antara Urgensi & Tantangan Implementasinya

Rabu, 31 Juli 2024
Manfaatkan Hari Kerja, Ini Dia 3 Tips Meluangkan Waktu Dengan Keluarga di Tengah Kesibukan
Keluarga

Manfaatkan Hari Kerja, Ini Dia 3 Tips Meluangkan Waktu Dengan Keluarga di Tengah Kesibukan

Selasa, 30 Juli 2024
HARGANAS | Hari Keluarga Nasional Ke 31 – Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas
Keluarga

HARGANAS | Hari Keluarga Nasional Ke 31 – Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas

Senin, 29 Juli 2024

Info Terbaru

LIPUTAN KHUSUS – Ummahatul Qurani | Kajian Aqidah | Lurus di Jalan Berliku

LIPUTAN KHUSUS – Ummahatul Qurani | Kajian Aqidah | Lurus di Jalan Berliku

Senin, 19 Mei 2025
SAHABAT TAKLIM HARMONI – Mengenal Lebih Dekat Majelis Ta’lim Ibu Baik

SAHABAT TAKLIM HARMONI – Mengenal Lebih Dekat Majelis Ta’lim Ibu Baik

Senin, 19 Mei 2025

Ikuti Kajian “Taddabur Qur’an dan Shiroh Nabawiyah” bersama Ust. Nur Ihsan Jundullah,Lc

Minggu, 18 Mei 2025
LIPUTAN KHUSUS – Manasik Haji Akbar Ghinasepti Tours & Travels (Biro Perjalanan Umroh & Haji Khusus)

LIPUTAN KHUSUS – Manasik Haji Akbar Ghinasepti Tours & Travels (Biro Perjalanan Umroh & Haji Khusus)

Minggu, 18 Mei 2025

Video

    • All
    • Video

    “Tipe Perempuan dalam Al-Qur’an” bersama Ust. Adi Hidayat

    Minggu, 18 Mei 2025

    Tamu Kita – “Mengkritisi Kebijakan Pendidikan KDM”

    Sabtu, 17 Mei 2025

    Video kajian Rutin MT Ummahatul Qurani “Lurus di Jalan Berliku” bersama Ust. Dedi Hariadi, Lc.

    Jumat, 16 Mei 2025

    Webinar ICMI Orwil Jabar “Upaya Kecendekiawanan & Kebudayaan dalam Penanggulangan Premanisme

    Rabu, 14 Mei 2025
    [radio_player id="3"]
    • Tentang Kami
    • Iklan & Layanan
    • Pedoman Media Siber
    • Disclaimer
    • Kontak Kami

    © 2024 Harmoni Online

    • Berita
      • Kota Bandung
      • Kota Cimahi
      • Kab. Bandung
      • Kab. Bandung Barat
      • Jawa Barat
    • Kesehatan
    • Keluarga
    • Ekonomi
    • Etalase
    • Olahraga
    • Entertainment
    • Unik
    • Wisata
    • Religi
    • Video
    • Foto

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In

    Add New Playlist

    - Select Visibility -