Bandung, TVHARMONI – Antusiasme para peserta mewarnai Press Conference sekaligus Technical Meeting kedua Festival “Unjuk Kabisa” yang digelar di Auditorium Bandung Creative Hub, Minggu (10/8/2025). Kegiatan ini menjadi bagian penting dari persiapan menuju puncak acara yang akan diselenggarakan secara tertutup di Taman Budaya Jawa Barat, Dago Tea House, Bandung, pada Minggu, 24 Agustus 2025.
Festival Unjuk Kabisa dikenal sebagai ajang kabaret terbesar di Jawa Barat dengan tema Cerita Rakyat Indonesia. Tujuannya, melestarikan budaya kabaret yang kini mulai jarang diminati, khususnya di kalangan generasi muda. Tahun ini, 11 tim kabaret dari berbagai wilayah Jawa Barat siap menampilkan karya terbaik mereka, mengangkat kisah mulai dari legenda Nyi Roro Kidul hingga cerita rakyat Bandung Bondowoso.
Daftar tim peserta Festival Unjuk Kabisa 2025:
- PAKAR52
- POSTER
- THE START
- GATHERONE FROM GATMAVEDA
- TETRIS
- BOSMAT SVACTER
- SKETSA18
- TEATER NUANSA
- TERASE06
- EPIGONEN
- WINNER FROM ARTHADELION
Selama sesi Technical Meeting, peserta aktif berdiskusi terkait aturan teknis, durasi penampilan, ketentuan penggunaan properti panggung, hingga aspek artistik yang diizinkan. Salah satu peserta, Bang Ki, menanyakan tentang alokasi waktu penampilan di panggung.
“Waktu yang diberikan kepada para peserta berapa lama?” tanyanya.
Menanggapi hal tersebut, Yusa selaku Creative Director menjelaskan bahwa setiap tim mendapat jatah tampil selama 30 menit, termasuk proses naik dan turun panggung. Persiapan diberikan waktu lima menit, dengan toleransi tambahan dua menit.
“Kami selaku panitia memberikan waktu sebanyak 30 menit, sudah termasuk keluarnya peserta dari panggung. Untuk persiapan, 5 menit plus 2 menit toleransi. Jika melebihi itu, acara akan dimulai tanpa aba-aba,” jelas Yusa.
Selain diskusi teknis, sesi tanya jawab juga melibatkan juri dan peserta. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah mengenai kemungkinan adanya tim yang membawakan tema sama. Menjawab hal ini, Zulpa Nasrulloh selaku juri menegaskan bahwa kesamaan tema bukan masalah selama konsep yang dibawakan berbeda.
“Selagi konsepnya berbeda, tidak masalah. Walaupun tema sama, kami yakin konsep yang dihadirkan akan berbeda. Penilaian juri lebih fokus pada konsep yang dibawakan,” ungkap Zulpa.
Gelaran Festival Unjuk Kabisa 2025 menjadi bukti nyata bahwa seni kabaret masih memiliki ruang untuk berkembang di tengah derasnya arus hiburan modern. Melalui tema Cerita Rakyat Indonesia, setiap penampilan diharapkan tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan edukasi dan memperkenalkan kembali warisan budaya kepada generasi muda.
Dengan dukungan para pelaku seni, juri, panitia, serta antusiasme peserta, festival ini diharapkan mampu mencetak standar baru dalam penyelenggaraan pertunjukan kabaret di tingkat daerah. Ajang ini tidak sekadar kompetisi, tetapi juga momentum untuk membangun jaringan kreatif antar komunitas seni di Jawa Barat.
Menjelang hari puncak, seluruh mata tertuju pada Dago Tea House, tempat di mana panggung akan menjadi saksi kreativitas, dedikasi, dan cinta terhadap seni kabaret. Satu hal yang pasti, Unjuk Kabisa 2025 akan menjadi panggung yang mengukir cerita baru bagi seni pertunjukan di Jawa Barat.