Kota Bandung – Seratusan anggota dan calon anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Wilayah 12 Kota Bandung mengikuti Bimbingan Organisasi [BO], di Auditorium Museum Sri Baduga Jln.BKR Bandung, Minggu 13/7/25.
Kegiatan berthema ‘Satu Langkah Untuk Mewujudkan Tri Tertib RAPI’ itu, dibuka langsung Ketua RAPI Daerah 10 Jawa Barat. Selain pemateri internal, Bimbingan Organisasi juga menghadirkan stakeholder terkait ; Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Bandung, Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Bandung, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.
Ketua RAPI Daerah 10 Jawa Barat Yaya Dachyarna, SE (JZ10BJY) menyatakan, mewujudkan Tertib Administrasi, Tertib Organisasi dan Tertib Komunikasi adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh Pengurus RAPI dimanapun, dan tentu oleh anggotanya. Karenanya menjadi penting, melalui Bimbingan Organisasi ini, anggota dan calon anggota mendapat pembinaan dengan materi dan wawasan berbagai hal.

“Selama BO, peserta dikenalkan dengan materi umum terkait organisasi mulai dari sejarah & organisasi RAPI, kemudian yang penting juga adalah terkait regulasi serta tata cara berkomunikasi”, ujar Yaya.
Dirinya menambahkan, peserta juga mendapat wawasan mengenai peminatan khusus muatan lokal kewilayahan seperti pengenalan Satgas RAPI dan Bantuan Komunikasi atau Bankom.
Yaya menegaskan, ia dan pengurus daerah Jawa Barat sejak setahun lalu secara marathon terus lakukan konsolidari internal dan eksternal di berbagai wilayah kabupaten Kota se Jabar. Bimbingan Organisasi, Rapat Kerja, dan acara silaturahmi yang digelar selama ini menjadi wahana untuk konsolidari internal maupun eksternal karena juga melibatkan stake holder terkait.
“Sebelumnya kegiatan BO di Kabupaten Bogor, Rakerwil di Sumedang, Rakerwil dan BO di Ciamis, belum wilayah lainnya, dan ini masih terus akan berlangsung Kabupaten – Kota lain. Sebagai organisasi yang tak hanya sekadar hobi radio komunikasi, namun RAPI miliki peran penting dan strategis sebagai mitra pemerintah, terutama saat terjadi kondisi darurat kebencanaan. Karenanya, konsolidasi sangatlah penting”, pungkas Yaya.
Ketua RAPI Wilayah 12 Kota Bandung Saeful Hidayat, S.Pd menjelaskan, pihaknya telah menyelenggarakan BO untuk kedua kalinya. Sebelumnya sebanyak 250 peserta, dan pada pelaksanaan sekarang tercatat 100 peserta.
“Alhamdulillah, peserta yang terdiri dari anggota dan calon anggota RAPI sangat antusias untuk mengikuti Bimbingan Organisasi. Terlihat sejak awal pembukaan hingga akhir, peserta sangat serius berkegiatan”, ungkap Saeful.
Menurutnya, RAPI Kota Bandung selalu menjadi magnet dalam kegiatan BO, terbukti dalam dua kali gelaran , tak hanya peserta dari Kota Bandung yang jadi peserta, namun Bandung Raya ; mulai Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, bahkan Wilayah lain dan ada peserta dari Daerah Lampung.
Sementara seorang pemateri yakni Ravi Rian Ibrani, M.Si – Ketua Tim Sarana, Prasarana, Monitoring, dan Layanan pada Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Bandung, mengapresiasi kegiatan Bimbingan Organisasi yang digelar RAPI. Menurutnya, bimbingan organisasi selain memahami tugas dan fungsi organisasi yang paling utama adalah dalam memahami suatu peraturan peraturan – peraturan yang berlaku.
“Saya mengingatkan agar pengguna frekuensi dalam hal ini anggota RAPI, agar jangan melanggar penggunaannya. Sebab, frekuensi itu merupakan sumber daya yang terbatas, sehingga berpotensi adanya gangguan dan itu sangat rentan sekali terkait dengan pelanggaran penggunaan frekuensi”, kata Ravi.
Menurutnya, terjadi dinamika pelanggaran penggunaan frekuensi, termasuk di Bandung Raya. Terkait pelanggaran tersebut, pihaknya siap bertugas setiap hari 24jam, dalam mengawasi, demi terciptanya frekuensi dan penggunaan yang sesuai peruntukan dan peraturan.
Pemateri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat – Eko memaparkan diantaranya terkait dengan Konsep manajemen Bencana yakni ; Mitigasi, Kesiapsiagaan, Tanggap Darurat dan Pemulihan.
“RAPI dalam fase kebencanaan saat mitigasi dan kesiap-siagaan itu adalah ; edukasi radio ke masyarakaat, berupa latihan dan simulasi. Pada tahap tanggap darurat ; operasi komunikasi darurat, berupa laporan kondisi lapangan. Serta tahap pemulihan ; yakni dukungan komunikasi pasca bencana”, papar Eko yang disambut antusias peserta.
Heri salah seorang peserta dari Rapi Lokal Bojonagara Kota Bandung mengaku senang dan bangga bisa mengikuti Bimbingan Organisasi. Banyak hal baru yang ia ketahui setelah mengikuti kegiatan.
“Beberapa yang menjadi konsen saya selain organisasi dan regulasi, diantaranya juga terkait kebencanaan. Saya baru mengetahui, ada yang disebut Protokol Komunikasi Darurat. Dimana sebagai anggota RAPI, kita harus memahami dalam menggunakan frekeunsi yang ditentukan untuk bencana, menyampaikan laporan dengan format standar, menjaga etika komunikasi dengan cara menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan tidak panik”, pungkas Heri. [gpwk_jz10iib]














