Bandung (19/2/2025), Cendekiawan Muslim sebagai hamba Allah SWT dan warga negara Indonesia perlu terus mengupayakan pemecahan konkrit masalah lokal, regional, nasional maupun global dalam rangka mengemban misi rahmatan lil ‘alamin.
Tak terkecuali organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia yang oleh Prof BJ Habibie selaku pendiri diharapkan memiliki kepedulian 3 dimensi, yakni Ke-Islaman, Ke-Indonesiaan dan Kecendekiawanan. Demikian disampaikan Ketua ICMI Jawa Barat, Prof Dr. H. Sutarman dalam Rilis Media Silakwil ICMI 2025 di De Tuik, Bandung.
Prof Sutarman juga menekankan kekuatan utama ICMI dalam membangun peradaban berasal dari iman dan takwa (IMTAQ), serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). “Akan tetapi, kedua hal tersebut juga perlu didukung oleh Inovasi dan Terapan Budaya (ITEK) agar dapat membawa kebermanfaatan bagi masyarakat” ujar Sutarman.
“ITEK dalam bahasa Sunda juga memiliki makna tongkat / iteuk. Sehingga ITEK memiliki arti filosofis bahwa cendekiawan harus memiliki pedoman atau pijakan agar tak salah langkah sebagaimana tongkat yang berperan membantu manusia dalam menapak” terang Sutarman.
Guna mengokohkan jejak kontribusi ICMI bagi masyarakat Jawa Barat, ICMI Organisasi Wilayah (Orwil) Jawa Barat di awal tahun 2025 akan menggelar Silaturahmi Kerja Wilayah (SILAKWIL). Pelaksanaan Silakwil merupakan kewajiban Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ICMI yang mengamanahkan organisasi wilayah ICMI menggelar Silakwil dalam rangka mengevaluasi program secara rutin dan melakukan konsolidasi serta koordinasi terhadap isu dan kepentingan umum.
Isu strategis yang akan menjadi bahasan saat ini adalah mensinergiskan program ICMI dengan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode terkini, Kang Dedi Mulyadi dan Kang Erwan Setiawan. Oleh sebab itu, ICMI dalam Silakwil juga mengundang Gubernur dan Wakil Gubernur untuk dapat menghadiri Silakwil.
“Kami berharap dapat mendengar serta berdialog secara langsung dengan Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat dalam rangka silatul fikr guna mengetahui harapan yang dapat dikolaborasikan bersama” Sutarman menambahkan.
ICMI menyadari perhatian besar KDM terhadap nilai budaya sebagai modal penting pembangunan perlu disambut dan didukung bersama. “Itulah mengapa ICMI pada SILAKWIL 2025 mengangkat kembali ITEK sebagai simbol inovasi dan penerapan budaya dalam merumuskan kebijakan yang berlandaskan kearifan lokal bagi warga Jawa Barat” ujar Ibu Hj R.R. Ina Wiyandini, Ketua Panitia Silakwil 2025 ICMI Jawa Barat.
“Tak hanya itu, dalam Silakwil 2025 juga akan ada menyematan bantuan kaki prostetik bagi saudara-saudara kita dari kalangan difabel yang membutuhkan. Rencananya akan ada enam difabel yang secara simbolis akan memperoleh kaki prostetik di acara Silakwil” ujar Ina.
Ina berharap pemberian kaki prostetik ini dapat menjadi perlambang “iteuk” atau tongkat yang membantu insan manusia dalam menapak bumi dan berjalan. Hal ini juga menegaskan kepedulian yang harus dipelopori oleh ICMI selaku cendekiawan yang dituntut memberi solusi bagi masyarakat. Silakwil juga akan dimeriahkan oleh penampilan grup angklung disabilitas dalam pembukaan acara.
Ina menambahkan pelaksanaan SILAKWIL selain mengundang Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih juga akan menghadirkan perwakilan pengurus pusat ICMI, pengurus daerah tingkat Kota Kabupaten, pengurus wilayah serta badan otonom ICMI seperti Alisa Khadijah, Pemuda ICMI dan Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI).
Silakwil akan dilaksanakan secara offline sehari penuh pada tanggal 22 Februari 2025 bertempat di Telkom University, Kabupaten Bandung.