Masjid Al Amin Situsari Wetan Bandung
Sahabat Bandung Community (SBC)
Senin, 02 Desember 2024
by : lucyrustikasari
QS. Al Baqarah ayat 8. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمِنَ النَّا سِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِا للّٰهِ وَبِا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ
wa minan-naasi may yaquulu aamannaa billaahi wa bil-yaumil-aakhiri wa maa hum bimu-miniin.
“Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.”
Rasul ketika berdakwah di Mekah, memancing reaksi yg berbeda2, shg terbentuk 3 golongan, yaitu :
1). Golongan yg mendukung/mensupport/membela, bahkan sampia rela berkorban utk Rasul.
2). Golongan yg menolak/mengingkari/memusuhi/melawan Rasul & ajarannya.
3). Golongan yg mencoba mengkompromi/memediasi/menengahi/mencari jalan tengah spy tidak ribut/win2 solution dintara 2 kelompok yg bertentangan/merekonsiliasi antara yg menolak ajaran Rasul & yg mendukung Rasul. Tapi mereka punya cara pandang yg masih negatif, sebab POV-nya memandang Rasul sbg sosok pemecah-belah persatuan masyarakat. Karena dulu masyarakat Arab itu bersatu, walaupun berbeda2 kabilah/suku, tapi bersatu dlm menyembah berhala.
Islam tidak akan hilang dari bumi ini, tapi islam bisa saja hilang dari satu negeri. Islam hilang disatu negeri tapi muncul dinegeri yg lain, & spt itu seterusnya.
QS. Ali Imran ayat 140. “Wa tilka al-ayyâmu nudâwiluha baina-n-nâs”. == “Dan, masa (kejayaan & kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”.
Dulu islam ada di Mekah dibawa oleh Rasul, kemudian hijrah ke Madinah & berkembang memancarkan cahaya dari Madinah hingga kemana2, dibawa para sahabat setelah Rasul meninggal. Pusat peradaban umat islam dari Mekah ke Madinah lalu ke Irak, lalu ke Syam, ke Asia tengah, terus ke Afrika timur sampai ke Andalusia (Spanyol), hilang di Spanyol kemudian islam muncul di Turki (Dinasti Utsmani). Islam bisa hilang di satu negara tapi tidak bisa hilang dari bumi ini.
Dakwah Rasul di Mekah & Madinah mengundang reaksi, hingga ke tahap “win2 solution” dlm masalah aqidah, sampai2 mereka memediasi konflik agama tsb pd Rasul utk bergiliran dlm agama/ideologi, satu tahun mereka menyembah Allaah & satu tahun umat islam menyembah Tuhan mereka. Hingga Allaah turunkan surat QS. Al Kafirun. Utk memutus semua upaya mediasi/rekonsiliasi, yg bertujuan utk mencampuradukkan agama/toleransi agar tidak ada konflik tapi dg cara mencampuradukkan agama.
Hingga Rasul hijrah ke Madinah & tetap memunculkan tiga reaksi spt di Mekah, yaitu : **) Kaum yg mendukung (kaum Anshor), **) kaum yg memusuhi = yahudi, & **) kaum yg kesana-kesini (munafik). Bedanya : Yahudi memusuhi Rasul, sebab tahu Muhammad ﷺ
adalah nabi yg sebenarnya spt yg disebutkan cirinya dlm kitab mereka, tetapi mereka tidak mau terima, sebab nabi ahir zaman yg datang yg cocok dg ciri dlm Taurat, bukan dari golongan mereka, kaum ini tahu kebenaran tapi tidak mau mengikuti kebenaran. ▪️QS. Al Baqarah ayat 146. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَآءَهُمْ ۗ وَاِ نَّ فَرِيْقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ الْحَـقَّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
“Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya).”
Reaksi di Madinah, kaum yg ingin mencari jalan tengah, spt yg dijelaskan dlm ayat 8 tsb, disebutkan dlm QS. Al Munafiqun. Yg disebut “ahli kitab” = yahudi/nasrani yg sangat menguasai & hafal pd kitab suci mereka/pemuka agama. Mereka memusuhi Rasul karena mereka tahu & hafal ciri2 nabi ahir zaman yg sudah dikabarkan dlm kitab2 mereka & mereka menyangkalnya & menyembunyikan kebenaran, pdhl mereka tahu kebenarannya.
Dan golongan yg tidak menunjukan permusuhan pd Rasul/yg ada ditengah2/bersifat munafik. QS. Al Baqarah ayat 76. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذَا لَـقُوْا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَا لُوْاۤ اٰمَنَّا ۚ وَاِ ذَا خَلَا بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ قَا لُوْاۤ اَتُحَدِّثُوْنَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَآ جُّوْكُمْ بِهٖ عِنْدَ رَبِّكُمْ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila kembali kepada sesamanya, mereka bertanya, “Apakah akan kamu ceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepadamu sehingga mereka dapat menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu? Tidakkah kamu mengerti?””.
Islam ajarkan “wasathiyah” = pertengahan, (wasatiyah = wasato = QS. Al Baqarah ayat 144), tetapi bukan ditengah2 diantara yg benar & yg salah, yg bathil & yg haq. Klw spt itu = sikapnya orang munafik = QS. An Nisa ayat 143. “zab-zab” = tidak jelas pendirian/kesana kesini/munafik.
Islam adalah agama pertengahan, maksudnya : Berdiri ditengah2 kebaikan/berada ditengah dlm lingkaran kebenaran, bukan diantara kebaikan & keburukan (abu2). Islam ajarkan wasatiyah, tetapi bukan toleransi diantara benar & salah.
Yahudi, percaya akan Tuhan pencipta & penguasa alam semesta, tapi banyak menghina Rasul bahkan membunuh para nabi. Nasrani, mengangkat derajat nabi melebihi status kenabiannya shg mensejajarkannya dg Tuhan. Sedangkan islam berada ditengah2, percaya akan Tuhan yg menciptakan manusia & alam semesta, tetapi juga percaya nabi/Rasul sbg utusan Allaah dlm menyampaikan wahyu & risalah Allaah.
Golongan munafik di Madinah, terbagi lagi jadi dua golongan, yaitu :
1). Golongan yg kepentingannya terganggu tetapi tidak bisa melawan/tidak punya kekuatan, kelompok ini dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. Karena ia adalah pemimpin terbesar yg akan ditunjuk jadi pemimpin di kabilah2 besar di Madinah, sebelum Rasul datang ke Madinah. Tetapi satu hari sebelum pelantikannya, Rasul datang ke Madinah disambut dg gembira/meriah & mereka menunjuk Rasul utk memimpin mereka. Shg Abdulan bin Ubay bin Salul, ikut arus masyarakat Madinah/mengikuti Rasul, tapi dlm hatinya ia tidak rela & menolak utk tunduk pd Rasul, jadi ia hanya cari panggung & berusaha exis dihadapan masyarakat Madinah. Golongan ini kehilangan kekuasaan, shg klw bahasa hari ini-nya, mengalami “Post power syndrom”.
2). Golongan yg kalah pamor drpd Rasul/kaum pemuka agama yg kehilangan pengaruh agamanya, maka jika bertemu dg orang beriman mereka mengaku beriman, tapi di dlm hatinya menolak tunduk pd Rasul, shg klw bahasa hari ini-nya, mengalami “Post influence syndrom”.
QS. Al Baqarah ayat 8. Allah sebutkan “manusia diantara manusia”, tujuannya utk merendahkan mereka/pelecehan pd kaum munafik, dimana mulutnya berkata = “yaquluu aamannaa” = mereka berkata mereka beriman = berusaha meyakinkan orang2/declair, pdhl sebelumnya mereka bukan orang yg beriman.
– Mukmin itu tidak cukup dg berkata “aamannaa” (kami beriman), mukmin itu bukan dg lisan (bersyahadat saja = muslim).
– Mukmin itu bukan dg badan saja (melakukan gerakan spt shalat, infaq, haji, dsb)/dg amal yg terdengar saja.
– Karena IMAN bukan ttg apa yg nampak/dzahir/’yaqulu”, tapi IMAN ttg sesuatu yg masuk dlm hati & perasaan.
QS. Al Hujurat ayat 14. “aamanna” = “kami telah beriman”, kata nabi : “Kamu belum beriman”, sebab ucapan saja bhw kami sudah beriman = islam, dan iman belum masuk ke dlm hati kalian.
– IMAN bukan ttg apa yg diucapkan dg lisan.
– IMAN adalah ttg apa yg dirasa dlm hati.
– Islam ttg memiliki wadah & iman ttg mengisinya dg air. Wadahnya terlihat (sudah syahadat), tapi air yg dimasukkannya spt apa, diisi sedikit2 ada yg sampai penuh, tapi ada juga yg kurang/sedikit sekali.
– IMAN itu ttg RASA, & rasa iman itu MANIS.
– Jika mengaku beriman tapi tidak terasa manisnya iman, maka yg bermasalah adalah HATInya.
– Jika iman sudah masuk ke dlm hati, maka hati akan merasakan manisnya iman.
Dan golongan yg bisa mencapai merasakan manisnya iman, yaitu :
1. Orang yg mencintai Allaah & Rasulnya melebihi dari segala2nya.
Orang munafik mengaku sudah beriman, “aamanna billah wal yaumil akhir” = kami beriman pd Allaah & hari akhir, tetapi mereka tidak beriman pd Rasulullah. Perbedaan umat islam dg yahudi & nasrani = >> Rabb-nya sama tapi mereka tidak mau mengakui/bersaksi bhw Muhammad ﷺ sbg Rasul/utusan Allaah.
2. Mencintai orang beriman karena Allaah.
Mencintai Rasul, Abu Bakar, Bilal (seorang budak hitam) karena Allaah, dan hal ini bagi orang yahudi spt Abdullah bin Ubay bin Salul, bukan hal yg mudah, mereka tidak mau mencintai budak yg hitam imigran yg bukan bangsawan spt mereka. Sedangkan islam mengajarkan mencintai karena Allaah, terlepas dari perbedaan suku, warna kulit, dsb.
3. Orang yg punya masa lalu yg kelam & ia trauma utk kembali jahiliyah. Ia menolak utk tergoda balik lagi jadi orang kufur.
Gampang utk mengakui bhw saya beriman, semua orang bisa berkata : “qoluu aamanna”, tetapi yg paling penting (paling susah) utk DIAKUI oleh Allaah, bhw ia orang yg beriman.
Ayat 8, bhw Allaah menolak pengakuan/klaim meraka bhw mereka beriman.
QS. Al Baqarah Ayat 9. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّاۤ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ
“Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari”.
Mereka terus menerus menipu Allaah, tapi apakah ada yg bisa menipu Allaah ??, manusia bisa ditipu, tapi menipu diri sendiri tidak akan bisa. QS. Al Qiyamah ayat 14-15. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
بَلِ الْاِ نْسَا نُ عَلٰى نَفْسِهٖ بَصِيْرَةٌ
“Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri,”
وَّلَوْ اَلْقٰى مَعَا ذِيْرَهٗ
“dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.”
Mulut mereka bisa saja ngomong bohong, tapi hati nurani tidak bisa dibohongi. Meski pandai merangkai kata2 tapi jiwanya sendiri tidak bisa dibohongi, apalagi ingin menipu Allaah, “yaquluu aamanna”, tapi hati tidak beriman.
Artinya : Antara dzahir & bathin tidak sama, antara mulut & hati tidak singkron = menipu = “yukhoodi’un”.
✏Berbohong yg dibolehkan dlm 3 hal, yaitu : Berbohong dlm peperangan/dimedan tempur, Berbohong utk tujuan mendamaikan yg sedang berselisih, & berbohong utk keharmonisan rumah tangga tapi bukan utk kemaksiatan. Yg paling disukai oleh Allaah adalah orang yg paling jujur dg perasaannya.
-Spt ketika kita baca syayidul istighfar :
“Allohumma anta robbi laa ilaha illa anta, khalaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. a’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbu, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta”.
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yg berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yg menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pd perjanjianku dg-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yg kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku & aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yg mengampuni dosa kecuali Engkau.”
(HR. Bukhari).
✏Mereka menipu diri mereka sendiri= membuat khayalan2 sendiri, meyakinkan diri dg ilusi2 & halusinasi, shg tidak sadar sedang menipu diri sendiri. Dihati A tapi dilisan B, membuat ilusi sy beriman pdhl dihatinya kafir. Munafik = penipu ulung & yg pertama ditipunya adalah dirinya sendiri = punya kepribadian ganda, ngomong A tapi hati B, sebab mereka punya penyakit di dlm hatinya/penyakit jiwa/mental.
TANYA JAWAB :
1. Ttg bohong, bagaimana jika suami punya istri diluar & istri pertamanya tidak tahu, bolehkah berbohong spt itu ??
Jawab :
– Dlm aturan pemerintahan : harus ada izin istri pertama.
– Dlm aturan islam : izin istri pertama tidak jadi syarat menikah dg istri kedua, tetapi suami harus bersikap adil secara materi nafkah & dlm waktu bermalam, tapi bagaimana akan bersikap adil/merasakan adil jika berbohong/sembunyi2 dari istri pertama. Pernikahannya sah/nikah siri sah secara agama, tapi tidak dianjurkan karena akan hilang hak2 secara administrasi/tidak tercatat.
Membangun rumah tangga spt membangun lantai 2 diatas lantai 1, jika pondasi lantai 1 kuat, maka lantai 2 aman, tapi jika tidak kuat pondasi pasti akan ambruk semuanya. QS. Al Furqan ayat 20.
….. ۗوَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً ۗ اَتَصْبِرُوْنَ ۚ وَكَا نَ رَبُّكَ بَصِيْرًا
“…..Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat.”
2. Bagaimana ciri2 yahudi yg bisa dijadikan teman ?? Dan bagaimana ciri2 orang yg benar2 beriman & imannya diakui oleh Allaah ??.
Jawab : QS. Al Mumtahanah ayat 8 – 9. Allaah tidak melarang kita punya teman/bestie yg tidak memerangimu dlm agama & tidak mengusirmu dari kampung halamanmu. Dan Allaah melarang menjadikan kawan orang2 yg memerangimu. Maka yahudi/nasrani yg tidak memerangi agama islam/mendukung islam boleh dijadikan kawan, tetapi yahudi/nasrani yg memerangi agama islam, yg mengusir dari negerimu, yg membantu orang lain memerangi/mengusir orang2 beriman/mensupport pembantaian orang beriman (umat islam), maka jangan dekat2, jangan dijadikan kawan & waspada dg mereka.
QS. Ali Imran ayat 113. Diantara ahli kitab ( yg menguasai/hafal wahyu Allaah/kitab) ada yg lurus, maka perhatikan respon mereka pd islam.QS. Ali Imran ayat 75. Ahli kitab ada yg amanah dlm muamalah/harta, ahli kita tidak sama, agar kita selektif dlm memilih teman.
Ciri orang yg imannya diakui oleh Allaah = taqwa = yaitu orang2 yg takut/khawatir imannya tidak diakui oleh Allaah/takut amalnya tidak diterima oleh Allaah, takut dihukum Allaah masuk dlm neraka. Orang yg takwa bukan orang yg percaya diri berlebihan merasa ahli ibadah/ahli surga, & keseimbangan khauf & roja diperlukan. Maka ciri ini harus dijaga, shg selalu berhati2 dlm bertindak/melangkah, selalu berdoa minta perlindungan & dibersamakan dg orang2 yg shaleh, spt Doa nabi Sulaiman a.s. dlm QS. An Naml ayat 19.
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Robbi awzi’nii an asykuro ni’matakal latii anʼamta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala shoolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii ‘ibaadikash shoolihiin”
“Ya Tuhanku berilah aku ilham utk tetap mensyukuri nikmatMu yg telah Engkau anugerahkan kepadaku & kpd dua orang ibu bapakku & utk mengerjakan amal saleh yg Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dg rahmat-Mu ke dlm golongan hamba2-Mu yg shaleh.”
3. Bagaimana kita menyikapi pemimpin yg berbeda keyakinan, shg ada rasa takut/khawatir ??
Jawab :
1). Kita tinggal dinegara yg punya cek & balance, bisa menyeimbangkan keputusan eksekutif dg legislatif, bisa interpelasi ke DPR/DPRD ketika ada pelanggaran kekuasaan/sikap2 yg nyeleneh dari eksekutif.
2). Kita bisa menyuarakan aspirasi & tidak dilarang, shg jika ada kebijakan yg nyeleneh, bisa menyuarakan keberatan/memprotes/mendemo, maka mental kita jangan kalah, banyak upaya yg bisa kita lakukan & ada jalur legislatif yg bisa kita tempuh.
3). Dlm islam : Jika ada pemimpin yg tidak bertentangan dg agama, maka ikuti kebijakannya/boleh ditaati, tetapi jika bersinggungan dg agama/nyeleneh/durhaka pd Allaah, jangan diikuti/ditaati.
Tidak ada kewajiban utk taat pd mahluk, jika itu utk durhaka pd Allaah. Maka kita harus memilah & memilih dg proporsional, yg baik kita support selama tidak berselisih dg agama,
standard baiknya = spt apa kata Allaah & Rasul. Suka atau tidak suka, pemimpin dinegara kita dipilih berdasarkan suara terbanyak, maka hormati.
4. Ttg Power syndrom, bagaimana kondisi kejiwaan dlm keinginan keakuan yg tidak terjadi ??
Jawab : Jika ingin diakui oleh Allaah = merupakan suatu KEHARUSAN/hal yg positif, sebab Allaah menciptakan kita utk ibadah. Tapi berbahaya jika ingin diakui oleh manusia = menimbulkan berbagai penyakit hati (riya, pamer, ujub, sum’ah, dsb). Maka Rasul pertama kali mengajarkan agama, bukan ttg perintah & larangan Allaah, tetapi yg pertama kali ditanamkan oleh Rasul pd umatnya adalah :
TAKZIYATUN NAFS = Pembersihan jiwa, sebab penyakit hati itu sangat berbahaya. Ibaratnya : jika wadahnya kotor, walaupun diisi air bersih, airnya akan jadi kotor. Dan kata nabi dlm ▪️HR. Muslim : “Allaah tidak memandang fisik/rupa seseorang, tapi yg Allaah pandang adalah HATI & AMAL perbuatannya”.
– Maka penting merasa selalu dilihat & diperhatikan oleh Allaah, shg sangat menjaga hati dari ingin dilihat oleh manusia.
– Siapa yg puas dilihat oleh Allaah = tidak akan mencari kepuasan utk dilihat oleh manusia.
– Siapa yg tidak cukup merasa dilihat oleh Allaah = punya kecenderungan ingin selalu dilihat oleh manusia.
#semogabermanfaat
#mohonmaafsgalakkurangandrpenulis.