Berdasarkan kegiatan pemetaan yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bandung Barat, terdapat lahan pertanian yang dimasukkan dalam kategori rawan kekeringan.
“Memang kita sudah petakan wilayah rawan kekeringan. Terutama sawah tadah hujan. Jadi sebenarnya hampir di seluruh kecamatan ada ancaman kekeringan. Tetapi yang paling besar ada di enam kecamatan,” ungkap Kepala DKPP Kabupaten Bandung Barat, Lukmanul Hakim Selasa (13/8).
Adapun area pertanian sawah yang terdampak kekeringan ini berada di 49 desa yang tersebar di enam kecamatan, yakni Cihampelas, Saguling, Sindangkerta, Cipongkor, Cipatat, dan Batujajar.
Lebih lanjut, kata Lukmanul mengungkapkan, musim kemarau diperkirakan akan berlangsung hingga bulan September 2024 dan sebagai langkah antisipasi, DKPP Bandung Barat telah menyiapkan 64 pompa air untuk pengairan sawah-sawah khususnya yang berstatus rawan kekeringan. Mereka pun menyiapkan sebanyak 24 unit pompa air khusus untuk jaringan irigasi air tanah.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 merilis data sawah tadah hujan yang ada di wilayah Bandung Barat mencapai 9.781 hektare . Namun, berdasarkan hasil verifikasi DKPP Bandung Barat di lapangan, hanya ada 5.508 hektare sawah tadah hujan.
“Kita lakukan pemetaan dan verifikasi lapangan terhadap angka yang dikeluarkan BPS. Ternyata jumlahnya tak sebanyak itu. Kita mencatat sawah tadah hujan cuma sekitar lima ribuan hektare. Nah angka ini yang kita masukkan sebagai lahan pertanian rawan kekeringan,” pungkasnya.