Pendidikan dan pengasuhan anak identik sebagai tugas para ibu, padahal baik ayah maupun ibu memiliki peranan yang sama dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak ada lagi istilah yang mengatakan bahwa ayah hanya bertugas mencari nafkah saja sementara anak sepenuhnya adalah tanggung jawab seorang ibu.
Menurut seorang psikolog bernama Elly Risman, jika ayah kurang memberikan perhatian dan kurang berdialog dengan anak, hal tersebut bisa berakibat fatal. Bagi anak perempuan bisa mengakibatkan kecenderungan mudah jatuh cinta dan menyerahkan diri, 7-8 kali lebih mungkin memiliki anak di luar pernikahan, cenderung suka lelaki lebih tua, serta cenderung lebih mungkin menjadi single mother (bercerai dari pasangan). Sedangkan bagi anak laki-laki, akibatnya adalah ia lebih sering terlibat pornografi, narkoba, tindak kriminal, cenderung sexually active di usia yang lebih muda, bergabung dengan geng (geng motor, misalnya), cenderung menemui kesulitan mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan di masa dewasa, dan lebih rentan terhadap tekanan teman sebaya.
Namun bila sosok ayah harus ‘tiada’, Elly menyarankan agar anak dikuatkan dengan pengasuhan yang berkualitas oleh ibunya yang harus berupaya lebih keras melindungi anaknya dari berbagai efek buruk ketiadaan ayah. Bila orang tua bercerai, upayakan pertemuan antara anak dengan ayah secara maksimal. Bahagiakanlah anak secara psikologis, bukan hanya secara fisik. Ingatlah bahwa perceraian itu terjadi antara ayah dan ibu, bukan ayah dengan anak.
Untuk itu, ayah perlu membangun ikatan kuat agar bisa selalu dekat dengan anaknya sejak dini. Penting bagi ayah untuk meluangkan waktu dengan bayi seperti memenuhi kebutuhan fisiknya dengan mengganti popok atau menyuapi serta mendukung ibunya. Hal lain yang bisa dilakukan adalah bermain berdua, membacakan cerita dan dongeng, atau aktivitas fisik lainnya.
Saat anak mulai memasuki usia remaja, saat itu jugalah merupakan tantangan baru bagi ayah dalam hubungan bersama anak. Dimana anak lebih emosional dan sulit diatur. Karenanya seorang ayah harus fokus dalam membangun kepercayaan agar anak merasa nyaman dan tidak sungkan untuk bercerita tentang berbagai hal yang mereka alami dan rasakan. Ayah harus bisa menjadi orang yang berarti, menjadi pendengar yang baik dan tidak berkomentar pedas atau memarahi anak yang justru akan membuat anak akan berpikir dua kali untuk bicara. Sosok ayah juga harus bisa memberikan masukan yang membangun sesuai dengan nilai yang dipegang dalam keluarga.
Karakter seorang ayah juga biasanya akan berpengaruh terhadap tipe laki-laki yang akan dipilih anak perempuan untuk menjadi pasangannya kelak. Oleh sebab itu ayah harus memperlakukan anak perempuannya dengan hormat dan penuh kasih sayang. Bukan hanya itu, ayah juga harus menunjukkan rasa hormatnya kepada ibu si anak karena anak, terutama perempuan, akan melihat dan mengingat perilaku ayahnya sejak mereka masih kecil.
Menjadi seorang ayah ternyata memang bukan perkara yang mudah, sebab di satu sisi ayah memiliki tanggung jawab yang amat berat yakni menafkahi keluarga dan di sisi lain ayah juga bertanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya meski telah sibuk bekerja di luar rumah. Sama halnya seperti memutuskan untuk menjadi seorang suami, memutuskan menjadi ayah juga berarti harus bisa menerima tanggung jawab terhadap anak yang telah dititipkan Tuhan, sehingga mencari nafkah sekalipun tidak bisa dijadikan alasan sehingga ayah mengabaikan tanggung jawabnya dalam mendidik dan memberi kasih sayang kepada anak.
Beberapa hal yang bisa dilakukan seorang ayah untuk menumbuhkan kedekatan pada anak meski disibukkan dengan pekerjaan di antaranya yaitu selalu meluangkan waktu untuk anak dengan bercengkrama, mengutarakan rasa kasih sayang, memberi pujian, selalu menyempatkan untuk makan bersama di rumah, dan juga berlibur bersama.
Ayah juga berperan dalam membantu anak melihat bahwa sikap dan perilaku seseorang itu memiliki konsekuensi. Sebagai contoh, ayah lebih mungkin memberi tahu anak jika mereka berperilaku tidak baik pada orang lain sehingga membuat si anak dijauhi oleh teman-temannya. Penjelasan dengan kata-kata yang bijak akan membuat anak mengerti apa yang salah dari dirinya. Atau jika mereka tidak berhasil di sekolah, maka tidak akan masuk perguruan tinggi yang baik atau mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Dengan cara itulah para ayah membantu anak bersiap menghadapi kenyataan dan kerasnya dunia.
Sekarang Sobat Harmoni sudah tahu betapa pentingnya peran ayah dalam keluarga dan hal-hal apa saja yang dapat ayah lakukan pada anak, kan? Maka dari itu, bagi ayah yang memang kurang memberi perhatian pada anak-anak di rumah selama ini, yuk mulai beri perhatian kepada sang buah hati. Sedangkan bagi para ayah yang memang sudah menjalin kedekatan dengan anak sejak dini, semoga kedekatan tersebut selalu terjalin dengan erat ya. Jadilah sosok ayah yang bisa terus menjadi teladan bagi anak-anak!
(Dari berbagai sumber)