Bagian dari Mewujudkan Kota Cimahi Ca pernik, Kota kecil yang menarik, Pemerintah Kota Cimahi melalui Kesbangpol menggelar Gelar Budaya Pembauran, Doa dan Dzikir Kebangsaan, TIngkat Kota Cimahi pada Sabtu 6 Juli 2024.
Kegiatan yang berlangsung di alun alun kota Cimahi mengambil spirit dan kesadaran akan kebhinekaan masyarakat baik agama maupun etnis di Cimahi Cimahi untuk secara bersama memajukan Kota Cimahi. Semangat yang diusung dalam kegiatan ini adalah Keberagaman dalam Saluyu Ngawangun Jati Mandiri Untuk Cimahi Campernik.
Suasana penuh keceriaan dan kegembiraan dirasakan bagi para para hadirin baik yang terlibat langsung ataupun para undangan dari berbagai kalangan diantaranya dari unsur pemerintah Kota CImahi (Sekda Kota Cimahi), Polres, Kodim,BNN, perangkat daerah,Ketua KPU dan Bawaslu, para pemuka lintas agama, Dewan Kebudayaan kota Cimahi, Forkopimda, unsur FKUB (Forum Kerukunan Ummat Beragama) , jajaran FPK(Forum Pembauran Kebangsaan), Wakil Lembaga Perbankan, dan wakil dari LSM dan ormas.
Dalam sambutan Ketua FPK Kota Cimahi H.Totong Solehudin,S.Sos.,M.Si. mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemerintah dalam hal ini Kesbangpol sehingga acara ini dapat berlangsung. Diungkapkan juga bahwa perbedaan merupakan rahmat dan dapat menjadi kekuatan bersama yang manfaatnya bukan saja kota tetapi juga NKRI bakan peradaban. Dan salah satu unsur penting dalam membangun adalah adanya rasa aman dan itu tercipta dari kerukunan ummat beragama dan dari 23 etnis yang ada di kota Cimahi :”Aman itu sangat penting. Bahwa kami selalu rukun dan siap untuk mensukseskan pembangunan kota Cimahi”.
Sambutan berikutnya dari Sekda Kota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan, S.Si., M.M menyatakan apresiasi kepada banyak pihak sehingga kegiatan ini dapat terlaksana demi kondusifiitas di kota Cimahi yang mana hal ini bermanfaat dalam membangun dan menghadapi momen momen krusial saat memasuki tahun politik. Diingatkan juga pada hadirin berbeda dengan kota yang lain yang memiliki sumber daya alam, ada keterbatasan pada sumber pemasukan jika mengandalkan itu :”Cimahi tidak pantai ada juga Gunung Bohong” dan karena itu sumber utama PAD Cimahi justru adalah pada potensi sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif serta pemihakan pada pembangunan kota Cimahi sebagai kota campernik dengan menghargai perbedaan dan membangun bersama Kota Cimahi.
Selepas sambutan acara dara dilanjutkan dengan doa dari para pemuka agama yang berbeda mulai dari HIndu, Budha, Katolik, Protestan, Tionghoa dan Islam.
Berbagai penampilan mulai dari rampak kendang, pencak silat, ragam tarian, bahkan seni barongsai memeriahkan kegiatan ini yang berlangsung dengan penuh kegembiraan dan sukacita. [ABI]
