Jakarta – Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengkritisi penggunaan Windows Defender di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2. Menurutnya, performa Windows Defender terbatas dan hanya menyediakan perlindungan mendasar, sehingga tidak cukup memadai untuk kebutuhan sekelas Pusat Data Nasional.
“Windows Defender itu sebenarnya sudah cukup baik untuk penggunaan pribadi atau skala kecil, namun untuk skala besar seperti PDN, perlindungan tambahan yang lebih canggih sangat diperlukan,” ujar Alfons dalam pernyataannya.
Ia menambahkan, “Pusat Data Nasional membutuhkan sistem keamanan yang lebih komprehensif dan berlapis, mengingat sensitivitas dan pentingnya data yang dikelola. Mengandalkan hanya pada Windows Defender bisa menjadi risiko besar.”
Alfons merekomendasikan penggunaan solusi keamanan siber yang lebih advanced, yang mampu mendeteksi dan merespons ancaman secara lebih efektif dan efisien. “Ada banyak solusi di pasaran yang dirancang khusus untuk melindungi infrastruktur kritis dengan kemampuan deteksi yang lebih akurat dan respon yang lebih cepat,” jelasnya.
Pernyataan Alfons ini menjadi perhatian di tengah meningkatnya ancaman siber yang menargetkan infrastruktur penting negara. Diharapkan, pihak terkait dapat mempertimbangkan masukan ini dan meningkatkan keamanan di PDNS untuk menjaga integritas dan kerahasiaan data nasional. [MKSP]