Note Ustadz Nur Ihsan Jundulloh Lc.
Masjid Al Amin Situsari Bandung
Sahabat Bandung Community (SBC)
Senin, 03 Juni 2024
by : lucyrustikasari
TADABBUR QURAN (QS. AL FATIHAH)
Ayat 1 : Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
bismillaahir-rohmaanir-rohiim.
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Rangkuman dari seluruh isi Al Quran jika diringkas ada dalam QS. Al Fatihah & jika diambil pokoknya berisi ttg tiga poin utama, yaitu :
1. AQIDAH : Ttg ikatan antara kita dg Allah (ada di ayat 1 – 4).
2. IBADAH : Ttg cara kita mengekspresikan diri berkomunikasi dg Allah (ada di ayat 5 – 6).
3. MANHAJUL HAYAH : Tentang cara kita menjalani kehidupan (ada di ayat 7).
Manhaj/kurikulum/sistem ttg cara kita menjalani kehidupan, melalui kisah2 yg Allah ceritakan dlm Quran, agar menjadi contoh utk kita menjalani hidup. Yaitu jalan hidup yg pernah dilewati oleh orang2 sebelum kita, agar kita mengambil pelajaran, spt apakah kita harus mencontoh Firaun atau nabi Musa ??, apakah harus mencontoh nabi Sulaiman atau Namrudz, dst.
Kisah2 dlm Quran adalah gambaran perjalanan hidup yg akan dilalui oleh umat nabi Muhammad ﷺ, bhw akan ada seseorang yg menjalani hidup spt seorang istri (Asiyah) yg bersuamikan yg kejam/kafir spt firaun, seorang wanita menjalani/menanggung hidupnya sendirian spt Mariam, seorang yg dlm perjalanan hidupnya difitnah oleh banyak orang, spt Aisyah, ada orang yg kelebihan harta spt Korun atau spt nabi Sulaiman, ada pula orang yg diberi kekuasaan, lalu akankah kita mencontoh spt firaun atau Zulkarnain ??, dst.
Kisah-kisah dalam Quran bukan dongeng tetapi petunjuk bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan.
Nilai Aqidah dlm “Bismillaahir- rahmaanir- rahiim” :
1. Melibatkan Allah, membawa Allah & meyakini peran Allah dlm semua kegiatan/aktifitas kita.
Diantara makna “Bismillaah” artinya : “Saya melibatkan Allah dlm aktivitas yg saya lakukan, membawa Allah & meyakini peran Allah dlm kegiatan yg saya lakukan. Tetapi penyakit manusia itu, banyak yg tidak melibatkan Allah & tidak mau meyakini peran Allah dlm semua aktivitas kehidupannya, dan ini yg dikenal dg nama “sekuler” = memutus hubungan dg Allah. Dlm paham sekuler, hidup manusia diatur oleh manusia & hubungan dg Tuhan jangan dibawa2 dlm kehidupan, hubungan dg Tuhan cukup ditempat ibadah saja diluar tempat ibadah jangan bawa-bawa Tuhan/agama/ayat, sehingga dalam bisnisnya, forum, pendidikan, dll tidak ada Bismillaah/tidak ada Allah di setiap kegiatan2 hidupnya, ayat-ayat/hadist-hadist hanya ada di majelis taqlim/masjid saja.
Dampaknya ketika tidak Bismillaah atau tidak melibatkan peran Allah :
Seperti dalam belajar : Jika tidak melibatkan Allah maka pendidikan akan menjauhkan Allah, ilmu disampaikan tapi Allah tidak dikenalkan, tahu tapi tidak kenal Allah, shg banyak orang yg makin pintar tapi makin keblinger, makin cerdik tapi makin licik, ilmu bertambah tapi tidak bertambah dlm mengenal Allah. Begitu juga dlm bisnis & segala aktivitas kehidupan. Tetapi akan berbeda hasilnya ketika kita membawa nama Allah, melibatkan Allah, shg hati & fikiran kita meyakini Allah terlibat dlm kegiatan kita, melibatkan Allah, meyakini peran Allah dlm rasa, dlm fikiran, dimanapun & disetiap kegiatan, minimal dg baca basmalah, lebih lagi dg doa2 khusus utk setiap kegiatan.
Kerusakan terbesar ketika tidak membawa nama Allah, spt orang2 yg atheis (tidak berTuhan, tidak beragama) atau orang2 yg agnostik (mengakui Tuhan tapi tidak mau diatur oleh Allah)/bertuhan tapi tidak mau diatur, mirip iblis (mengakui Tuhan tapi tidak mau diatur oleh Allah). Padahal ilmu itu : Jalan kita utk mengenal Allah (dg cara melibatkan Allah & dg menyebut nama Allah).
2. Mengenal nama2 Allah (Asmaul Husna).
Kita punya nama & Allah juga punya nama, orang tua kita memberikan nama utk kita karena orang tua lebih dulu ada drpd kita, tetapi Allah yg awal & Allah yg ahir, tidak ada yg lebih awal & lebih ahir drpd Allah, Allah tidak diciptakan & yg memberi nama Allah hanyalah Allah. Dan pastinya berbeda nama2 Allah dg nama2 manusia, kita diberi nama oleh orang tua ada harapan & doa dibalik nama tsb utk menjadi bersifat spt nama tsb, karena belum tentu nama akan sama dg sifatnya.
Tapi nama Allah sama dg sifatnya, spt : Arrahman (Maha Pengasih) & sifat Allah Maha Pengasih. Sifat Allah itu “dzati”, sifat2 yg tidak terpisah dari Allah & selalu menyertai Allah, sedangkan sifat manusia itu “kasbi”, yaitu sifat yg diusahakan, spt namanya sabar, belum tentu ia penyabar tapi bisa mengusahakan menjadi penyabar, tapi Allah As Shabur/Allah Maha Penyabar, nama & sifatnya sama. Allah punya sifat yg sejak awal sesuai dg namanya tapi kalau manusia nama harus butuh perjuangan utk jadi spt sifatnya.
Asmaul husna yg kita kenal ada 99, tapi ada asmaul husna yg disimpan disisi Allah/tidak diajarkan dlm Quran, spt yg ada dlm doa :
“Allahumma inni ‘abduka wabnu ‘abdika wabnu amatik, naashiyatii biyafik, maadlin fiyya hukmuk, adlun fiyya qadla’uk, as’aluka bikullismin huwa laka sammaita bihi nafsak, aw anzalitahu fi kitabik, aw ‘allamtahu ahadan min khalqik, awis ta’tsarta bihi fi ilmil ghaibi ‘indak, an taj’ala qur’ana rabi’a qalbi wanura shadri wajalaa’a huzni wadzahaba hammi”.
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku ini adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun2ku ada di tangan-Mu, ketentuan-Mu berlaku pd diriku, keputusan-Mu adil thd ku, Aku memohon kepada-Mu dg semua nama yg merupakan milik-Mu, nama yg engkau lekatkan sendiri utk menamai diri-Mu, atau yg Engkau ajarkan kpd seseorang di antara hamba-Mu, atau yg Engkau turunkan dlm kitab-Mu, atau yg Engkau khususkan utk diri-Mu dlm ilmu gaib di sisi-Mu, agar engkau menjadikan Al-Qur’an sbg penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghilang kesedihanku & pelenyap keresahanku.”
Atau dlm hadist yg lain, disebutkan “Al Mus’air” = Allah yg menentukan harga2. Dimana pd zaman Rasul pernah terjadi kenaikan harga2, lalu para sahabat bertaya :
يا رسول الله غلا السعر فسعر لنا
“Wahai Rasulullah, harga2 barang banyak yg naik, maka tetapkan keputusan yg mengatur harga barang.” Rasul menjawab :
إن الله هو المسعر القابض الباسط الرازق وإني لآرجو أن ألقى الله وليس أحد منكم يطلبني بمظلمة في دم أو مال
“Sesungguhnya Allah adalah Dzat yg menetapkan harga, yg menyempitkan & melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dg Allah dlm keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yg menuntutku disebabkan kezalimanku dlm urusan darah maupun harta.” (HR. Ahmad 12591, Abu Daud 3451, Tirmudzi 1314, Ibnu Majah 2200, dan dishahihkan Al-Albani).
Asmaul husna oleh para ulama dikelompokan menjadi dua bagian utk memudahkan pemahaman, yaitu :
1). Asmaul husna yg membuat kita jadi berharap pd Allah (roja) : Spt berharap diampuni dosa2 (Allah Al Ghafur), berharap dimaafkan oleh Allah (Allah Al Afuuw), berharap disayang oleh Allah (Arrahiim), berharap dikasih oleh Allah (Arrahmaan), berharap dpt posisi/kekuasaan (Malikul mulku/Allah Maha Memiliki & Maha Merajai).
2). Asmaul husna yg membuat kita jadi takut pd Allah (khauf) : Allah Al Muntaqim/ Allah yg membalas setiap perbuatan, maka setiap kedzaliman pasti dibalas, Allah Al Aziz /Allah yg Maha Perkasa, maka jangan sombong sebab Allah Maha Perkasa, Allah Al Muttakabbir/ Allah Maha Besar, Allah Al Jabbar/ Allah Maha berkuasa, maka jangan merasa paling berkuasa & membuat kita mawas diri.
Jika terlalu banyak takut, akan membuat kita putus asa, tapi terlalu banyak harap juga akan membuat kita lalai, lupa taubat atau meremehkan dosa/menyepelekan maksiat. Harus ada kedua2nya, harus seimbang dlm mengenal Allah, spt sayap burung kanan & kiri diisi roja & khauf shg bisa terbang tinggi, spt juga pesawat terbang mesinnya dikanan & dikiri agar aman & bisa sampai tujuan.
Dalam “Bismillaahir- rahmaannir- rahiim”, kedua2nya roja/berharap, maka hikmahnya adalah : ☑Allah ajarkan utk memulai sesuatu aktivitas harus diperbesar volume harap/roja, arrahman arrahim. Secara bahasa rahman & rahim dari kata yg sama yaitu : Rahmah/Rahmat = kasih sayang Allah, sebab kita bisa masuk surga karena rahmat Allah. Allah ajarkan kita membuka sesuatu dg rahmat & kalimat pembuka adalah kalimat yg penuh dg kasih sayang, jadi membuat kita berharapan besar, kalau bukan karena rahmat Allah, kita tidak bisa hidup didunia bahkan kita tidak bisa masuk ke surga.
Rahmat Allah ada 100 bagian, 1% Allah berikan utk semua alam semesta (dunia) & 99% didimpan disisi Allah. 1% rahmat Allah diturunkan pd “ibu”, shg ibu bisa sayang pd anaknya, walaupun anak yg membuatnya sakit, tapi anak mendapat kasih sayang yg luar biasa, sebandel2nya anak ibu akan tetap sayang. Dan simbol rahmat Allah didunia ini adalah air zam2, sebab selalu ada & terus mengalir, dikarenakan kasih sayang seorang ibu (hajar) pd anaknya (Ismail) yg kepanasan bolak balik bukit safa & marwah (7x), dlm keadaan panas, lapar & haus, shg turun rahmat Allah berupa air zam2. Dan simbol kasih sayang Allah dimuka bumi adalah “rahim” yg dimiliki oleh seorang wanita, dimana janin didalam rahim tidak bisa apa2/kemana2/tidak bisa kerja, tapi ketika ada dlm rahim/rahmat Allah, janin bisa bertahan hidup karena Allah beri rizki.
Hikmahnya : Siapa yg diliputi rahmat Allah walaupun ia tidak bisa apa2/kemana2, Allah jaga & Allah beri rizki.
Dan Rasul membuat perumpamaan kasih sayang ibu & kasih sayang Allah, ketika melihat seorang ibu yg menggendong anaknya sambil menutupi anaknya dari terik matahari, lalu kata nabi kpd para sahabatnya : “Mungkinkah ibu itu akan melemparkan anak tsb ke dlm api ?”, jawab para sahabat : “Tidak mungkin, jangankan ke dlm api, terkena panas matahari saja ia lindungi”. Kata nabi : “Sesungguhnya Allah lebih sayang pd kalian drpd seorang ibu pd anaknya”.
Artinya : Kasih sayang seorang ibu pd anaknya adalah gambaran kasih sayang Allah kpd hambanya. Maka siapa yg memutus silaturahim = terputus juga ia dg rahmat Allah.
Bersilaturahim = ingin menggantungkan diri dg rahmat Allah = menyambungkan diri dg kasih sayang Allah, maka yg memutuskan silaturahim = mereka yg terputus dg rahmat Allah jangan berharap masuk surga. HR. Muslim :
لايَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Laa yadkhulul jannata qaati’un”.
“Tidak akan masuk surga pemutus tali persaudaraan”.
TANYA JAWAB :
1. Sedekah subuh, sebaiknya dikumpulkan dulu atau langsung diberikan & mengenai waktunya apa harus subuh atau boleh kapan saja ??
Jawab : Semakin cepat sampai pd penerima manfaat semakin baik, jika semakin lama, khawatir semakin lama kebaikan tidak jadi kebaikan. Teknisnya bisa langsung atau bisa dikumpulkan dulu, bisa juga dg teknologi/dikirim lewat Qris, dll. Dan ttg waktunya sedekah subuh, dikeluarkannya harus waktu subuh, karena sedekah itu dinilai saat dikeluarkan oleh kita.
2. Apa perbedaan tadabbur Quran dg tafsir Quran ??
Jawab : Ibarat gerbang rumah = membaca & terjemah/tafsir, tapi kalau masuk rumah sampai ke belakang2nya rumah = tadabbur. Maknanya mencari sampai ke belakang/keujung. Tafsir = jalan menuju tadabbur, sebab tidak bisa tadabbur jika tidak melalui jalan tafsir. Dan yg Allah perintahkan adalah tadabbur, shg tidak cukup jika hanya terjemah & tafsir, harus lanjut samapi tadabbur, shg dapatkan rahasia/endingnya dlm memaknai Quran.
#semogabermanfaat
#mohonmaafsgalakkurangandrpenulis.