Sobat Harmoni jika berkunjung ke suatu daerah pernahkah melihat kudapan tradisional yang di bungkus mememakai daun??? Sejak dahulu kala Nenek moyang kita memanfaatkan daun untuk membungkus atau mengemas makanan karena teknologi belum secanggih saat ini belum ada plastik-plastik kemasan yang praktis.
Bungkus daun dapat dipergunakan menjadi pembukus makanan yang menarik dan unik namun bermanfaat dapat mengawetkan makanan secara alami dan melindungi dari kontaminasi.
Membungkus makanan dengan daun bermanfaat lebih bagus untuk tubuh juga bisa untuk penambah aroma dalam masakan, sehat alami tanpa kimia sintetis.
Setelah menyantap kudapan membuang sampahnya dengan berupa daun, daun mudah di uraikan tidak menimbulkan dampak negatip terhadap lingkungan karena daun dapat beralih fungsi menjadi pupuk alami bagi kesuburan tanah.
Nah, sob berikut ini beberapa kudapan tradisional di bungkus menggunakan bungkus ramah lingkungan berupa daun-daunan yang telah kering dan kulit Jagung kering :
Dodol Jawadah
Doddol Jawadah khas dari Gunung Halu Kab Bandung Barat terbuat dari tepung beras, gula, kelapa dibungkus memakai kelaras atau daun pisang yang telah kering dengan sendirinya
Wajit Cililin
Mungkin Sobat Harmoni sudah mengenal dengan wajit Cililin, tidak asing lagi di bungkus dengan menggunakan kulit jagung yang dikeringkan, kudapan ini berasal dari Cililin Kabupaten Bandung Barat, sudah di kenal pada zaman kolonial Belanda, karena cita rasanyanya yang enak terbuat dari bahan-bahan, Ketan putih/ketan hitam, gula aren dan kelapa.
Manggulu
Manggulu Dodol khas dari Sumbawa Nusa Tenggara Timur ini terbuat dari pisang, gula merah, kacang tanah lalu haluskan, setelah halus dan tercampur semua, lalu di bungkus dengan daun lontar yang telah kering dengan bentuk memanjang
Alame
Kudapan khas Mandailing Natal Sumatra Utara bercita rasa manis dan lembut. Alame artinya adalah dodol berbahan baku pulut, tepung beras, tepung ketan, tepung gandum gula aren murni dan santan
kelapa sampai mengental di bungkus menggunakan Tikar yg terbuat dari daun pandan. Memasak Alame merupakan tradisi saat Bulan Puasa sebagai kudapan untuk merayakan Hari Idul Fitri.
Dodol Amurang
Rasanya Legit dan manis seperti jenang Jawa berwarna Coklat terbuat dari bahan alami yaitu : Gula aren, beras ketan yang telah di haluskan dan minyak kelapa murni, kayu manis agar tambah lezat rasanya pembuatan dodol amurang di taburi kenari atau kacang di bungkus dengan janur/daun kelapa yang masih muda. Dodol ini di sajikan dalam acara tradisi Masyarakat Minahasa setelah melaksanakan panen pertanian
Kue Gambir
Jika Sobat Harmoni sedang berkunjung atau berlibur kepulau Dewata, di sentra Oleh-oleh banyak yang menjajakan kue tradisional khas Bali dengan bahan : tepung ketan hitam, santan, gula merah, daun pandan setelah di olah dan di uleni di bungkus dengan daun bambu kering
Dodol Tanjung Pura
Makanan khas yang di bungkus dengan daun pinang berbentuk panjang seperti guling terbuat dari bahan pulut yang di haluskan hingga menjadi tepung di campur dengan santan kental dengan gula aren di masak kurang lebih 5 jam sampai mengental coklat kehitaman dan bertekstur pulen.
Kue Lompong
Kue khas dari Kota Kutoarjo Jawa Tengah ini terbuat dari bahan dasar batang daun talas atau lompong yang di olah menjadi berwarna hitam pekat lalu di campur tepung merang, terpung ketan, gula pasir di jadikan adonan dengan isi kacang tanah yg telah di haluskan ,di bungkus menggunakan kelaras atau daun pisang yang telah kering, kukus hingga matang kue ini di produksi sejak tahun 1930.
Itulah beberapa kudapan Nusantara yang menggunakan kemasan ramah lingkungan.
Yuk Sob mulai sekarang kita kurangi penggunaan kantong plastik, stryofoam dan bahan lain yang sulit di urai oleh alam. Jika berbelanja kemanapun bawalah tas belanja sendiri jangan mengandalkan kantong plastik dari toko/pasar. (rwd)
dari berbagai sumber