• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Kamis, 13 November 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Berita
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
Home Keluarga

Anakku bukan Milikku

TV Harmoni oleh TV Harmoni
Senin, 10 November 2025
in Keluarga
0 0
Sikap Ayah kepada Anak Laki-Laki (Pemuda) yang belum Menikah

Oleh: Ayah Zayd

Dalam narasi kehidupan modern, anak seringkali dipandang sebagai milik orang tua. Konsep kepemilikan ini terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari kebanggaan atas prestasi mereka, keinginan untuk mengontrol jalan hidup mereka, hingga rasa sakit yang mendalam ketika mereka memilih jalan yang tidak sesuai harapan orang tua.

Pola pikir inilah yang menjadi akar dari banyaknya konflik, kecemasan, dan kekecewaan dalam dinamika keluarga. Orang tua merasa berhak atas jalan hidup seorang anak dan anak merasa terbebani harus memenuhi ekspetasi kedua orang tuanya.

Namun, ajaran agama Islam menawarkan sebuah perspektif lain yang mampu membebaskan kita dari rantai kepemilikkan yang mencekik pemikiran kita.

“Anakku bukanlah milikku, anakku adalah milik Allah SWT.” Kalimat ini bukan sekadar penghibur dikala duka, melainkan sebuah paradigma fundamental yang mengubah seluruh cara pandang kita tentang makna menjadi orang tua dan makna mengasuh anak.

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu. (An-Nisa’ Ayat 126)

Perasaan seorang orang tua terhadap anaknya adalah hal yang sangat alami dan kuat. Namun, penting bagi kita untuk selalu mengingat bahwa anak adalah titipan Allah SWT.

Ketika kita merasa memiliki anak secara penuh, tanpa mengakui kepemilikan Allah SWT yang sebenarnya, maka dapat muncul beberapa dampak negatif, baik bagi diri kita sebagai orang tua maupun bagi anak itu sendiri.

Dampak negatif bagi orang tua, di antaranya :

1. Terlalu Mengontrol: Ketika merasa memiliki anak sepenuhnya, orang tua cenderung ingin mengontrol setiap aspek kehidupan anak, mulai dari pendidikan, pergaulan, hingga pilihan hidup. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan kemandirian dan kreativitas anak.

2. Stres dan Kecemasan Berlebihan: Ketakutan kehilangan atau kegagalan dalam membesarkan anak dapat memicu stres dan kecemasan yang berlebihan pada orang tua.

Kesulitan Menerima Perubahan: Ketika anak tumbuh dan berubah, orang tua yang merasa memiliki anak sepenuhnya mungkin kesulitan menerima perubahan tersebut dan merasa kehilangan kendali.

3. Kehilangan Perspektif: Terlalu fokus pada keinginan dan harapan kita sendiri terhadap anak dapat membuat kita kehilangan perspektif yang lebih luas tentang tujuan hidup anak.

Dampak negatif bagi Anak, jika anak tidak dikenalkan siapa pemilik aslinya :

1. Tekanan Psikologis: Anak yang merasa terlalu dikendalikan atau memiliki ekspektasi yang tinggi dari orang tuanya dapat mengalami tekanan psikologis yang signifikan.

2. Kurang Percaya Diri: Anak yang selalu dibandingkan dengan orang lain atau tidak diberikan ruang untuk mengembangkan potensi dirinya dapat mengalami kurang percaya diri.

3. Sulit Membangun Hubungan: Anak yang merasa tidak bebas mengekspresikan dirinya atau tidak memiliki kedekatan emosional dengan orang tua mungkin kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

4. Sulit Menentukan Tujuan Hidupnya : Anak merasa tujuan hidupnya ditentukan oleh orang lain yang telah berjasa merawat dan mendidiknya.

Ada sebuah analogi tentang kepemilikan benda, karena manusia itu adalah benda.

Seandainya anda adalah tukang parkir mobil mewah yang sedang dititipkan mobil Mercedes-Maybach S560. Apa yang akan anda lakukan terhadap mobil mewah tersebut?

Menjaganya sesuka hati anda atau menjaganya sesuai keinginan pemiliknya?

Nah, pertanyaan selanjutnya, Anda dititipkan seorang anak laki – laki atau perempuan. Apa yang akan anda lakukan terhadap mobil mewah tersebut? Merawatnya sesuka hati anda atau merawatnya sesuai keinginan pemiliknya?

Merawatnya sesuka hati Anda, yang akan terjadi adalah Anda akan merusak anak tersebut. Karena Anda bukan pemiliknya, dan bukan penciptanya. Anda bahkan tidak bisa melukis wajahnya harus seperti apa.

Jika menjaganya sesuai keinginan pemiliknya, maka apa yang diinginkan pemiliknya? Apa yang diinginkan pemiliknya terhadap anak yang dititipkan kepada orang tua tersebut?

The purpose of life menurut kitabullah adalah manusia diciptakan dengan maksud agar menjadi khalifah yang membuat manusia damai dan membuat alam lestari, menjadi imaroh yang memakmurkan bumi, menjadi imamah yang memimpin orang yang tunduk pada panggilanNya dan untuk melakukan ibadah hanya kepadaNya. (Harry Santosa, FBE Versi 3.5, 2018)

Penting untuk diingat, bahwa  setiap anak adalah unik dan memiliki potensi yang berbeda-beda.

Sebagai orang tua, tugas kita adalah membantu anak untuk menggali potensi tersebut dan menjadi pribadi yang terbaik, sesuai keinginan pemiliknya.

Fokuslah terhadap apa yang bisa kita kendalikan, biarkanlah Allah swt yang mengurus apa-apa yang tidak bisa kita kendalikan.

Jika hanya bisa memberikan menceritakan kisah para Nabi dan Rasulullah dan hasilnya tidak sesuai harapan orang tua, maka pada proses ikhtiar adalah hal yang bisa kita kendalikan.

Sedangkan hasil dari menceritakan kisah para Nabi dan Rasulullah, apakah anak menjadi sholeh atau tidak? Itu diluar kendali kita sebagai orang tua.

Hasil itu dari pendidikan cerita itu ada di tangan Allah swt.
Masih ingatkah nasehat Luqman al Hakim kepada anaknya?

Ada beberapa nasehat Lukman Al Hakim yang bisa kita tiru untuk disampaikan kepada anak-anak kita dan sesuai dengan keinginan pemilik dari anak kita, di antaranya :

1. Janganlah kamu mempersekutukan Allah
2. Berbuat baik kepada dua orang tua yaitu ibu dan bapaknya.
3. Hanya kepada-Kulah kembalimu, artinya setiap manusia atau anak akan pulang ke hadapan Allah swt.
4. Allah akan mendatangkan balasan, Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Setiap kebaikan atau keburukan anak akan ada balasan dari Allah swt.
5. Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
6. Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
7. Sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.

Baca juga  Ayah adalah Sang Pendidik Utama

Kenalkan anakmu kepada Al-Basir (Allah Maha Melihat). Al-Basir memiliki makna bahwa Allah Swt. Maha Melihat segala sesuatu. Penglihatan-Nya menjangkau segala sesuatu, bahkan yang lembut dan kecil sekalipun.

Langit dan bumi dan seluruh alam semesta tidak luput dari penglihatan-Nya Allah Swt. Salah satu hikmahnya adalah anak tidak akan berbuat kenakalan – kenakalan tertentu, karena ada Allah yang selalu mengawasi.

Contoh perilaku lain yang dapat dilakukan anak ketika menghayati Asmaul Husna Al-Basir, di antaranya:

1. Menjaga perbuatan di mana saja dan kapan saja 
2. Tidak menggunakan pancaindera untuk hal yang dilarang Allah 
3. Menggunakan indera penglihatan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah 
4. Memiliki pandangan ke depan (visioner) sehingga mampu secara bertahap mewujudkan cita-cita yang dikehendaki.

Kenapa kita tidak yakin bahwa anak adalah milik Allah swt? Padahal, Allah swt sudah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat 4 (empat) hal yang telah ditentukan, yakni: rezeki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagia anak manusia.

Jika semua sudah di atur oleh Allah swt, apa yang harus dilakukan kedua orang tua terhadap anak?  Pelajari kisah nabi Muhammad saw dari mulai lahir ke dunia sampai meninggalkan dunia ini.

Kemudian contek apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw, ketika beliau jadi anak, pemuda dan orang tua.

Misal : Rasulullah saw di usia 0 – 6 tahun, mendapatkan pendidikan bahasa arab/ bahasa ibu yang fasih. Rasulullah suka bermain sama anak-anak.

Rasulullah memisahkan tempat tidur anak dengan orang tua saat anak usia 7 tahun, dsb.

Ingatlah, bahwa bunda adalah guru madrasah pertama bagi anak, ayah adalah kepala madrasahnya, keluarga adalah teman belajarnya, rumah adalah tempat belajarnya, siang dan malam adalah waktu belajarnya, masyarakat adalah tempat ujian dan berkarya, sekolah adalah salah satu laboratoriumnya.

Belajar adalah proses yang dinamis di mana kita mengalami perubahan, baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Ini adalah perjalanan untuk mengembangkan diri, memperluas wawasan, dan menjadi versi terbaik dari diri kita.

Setiap pengalaman hidup adalah kesempatan untuk belajar. Mulai dari interaksi dengan orang lain, menghadapi masalah, hingga menikmati keindahan alam, semuanya dapat menjadi pelajaran berharga.

Ingatlah, sekolah hanya salah satu tempat belajar, ajaklah dan dampingi anak-anak untuk belajar di rumah, di masyarakat, di alam, di gedung, di sungai, di atas langit, sampai kebelahan bumi lainnya.

Pastikan anak-anak tahu alasan, kenapa dia diciptakan oleh Allah swt? Who is he? Who is the God? Why was he born? Where is he going?

Siapakah yang lebih tahu tentang jati diri anak kita, maksud diciptakan anak kita, kemana anak kita akan pergi, zaman apa yang akan dihadapi anak kita, ilmu apa yang harus dipelajari anak kita ?

Apakah kita sebagai Tukang Parkir yang dititipin atau Allah swt sebagai pemiliknya yang lebih tahu tentang anak kita? Jika Allah swt lebih tahu tentang anak kita.

Lantas, sudahkah kita memohon petunjuk kepada Pemiliknya, membaca Guide Book (Al Qur’an),  meniru Examples (Rasulullah saw), memahami pergerakan zaman, principals and teachers work together, memahami tahapan perkembangan anak, dan memahami bakatnya.

Anak itu bukan setumpuk pasir yang bisa kita bentuk seenaknya, tapi anak itu sama seperti kita yang mempunyai hati, pikiran, dan jasad.

Tugas kita sebagai orang tua adalah fasilitator yang memfasilitasi dia tumbuh dan berkembang sesuai kehendak pemiliknya.

Kita tidak bisa menyalahkan guru dan sekolah atas kekurangan mereka tidak bisa mewujudkan ekspetasi kita terhadap anak – anak kita.

Karena mereka juga manusia yang tak berdaya, tidak bisa merubah manusia lainnya. Hanya Allah swt sebagai pemiliknya yang bisa merubah anak-anak kita. Tugas kita, maukah kita selalu berkomunikasi dengan Allah swt, selalu bertanya kepada Allah swt, meminta bantuan kepada Allah swt, meminta Allah swt membimbing anak-anak kita dimanapun anak berada, menuntun anak menghadapi kerasnya dunia yang selalu berubah.

Ada sistem kehidupan pengasuhan anak yang harus kita pahami, yaitu :

Pengasuhan anak yang sudah kita lakukan adalah proses menuju anak atau keluarga yang diharapkan oleh pemiliknya.

Sebelum masuk kepada proses, tentu ada input yang harus dimasukkan ke dalam diri kita masing – masing.

Misal pengetahuan bagaimana memperkenalkan Allah, pengetahuan menjadi ayah, pengetahuan menjadi ibu, dan beragam pengetahuan yang sudah Allah hadirkan di muka bumi ini.

Setelah input, proses, muncul hasil, maka lakukan evaluasi pengasuhan secara berkala untuk mendapatkan input dan proses yang lebih baik daripada sebelumnya.

Bandingkan diri kita saat ini dengan diri kita di masa lalu, ada perbaikan atau tidak? Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain, karena setiap diri memiliki start yang berbeda dan akhir yang berbeda, tidak bisa disamakan.

Semoga harimu bahagia dan keluargamu bahagia.

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Tags: Ayah Zayd
TV Harmoni

TV Harmoni

Info Terkait

Sikap Ayah kepada Anak Laki-Laki (Pemuda) yang belum Menikah
Keluarga

Ayah adalah Sang Pendidik Utama

Rabu, 29 Oktober 2025
Sikap Ayah kepada Anak Laki-Laki (Pemuda) yang belum Menikah
Keluarga

Sikap Ayah kepada Anak Laki-Laki (Pemuda) yang belum Menikah

Sabtu, 25 Oktober 2025
Keluarga

Keluarga Bukan Sekadar Rumah: Tentang Emosi, Dukungan dan Rasa Pulang

Kamis, 23 Oktober 2025
Menyulam Kehidupan Baru Pasca Perceraian
Keluarga

Menyulam Kehidupan Baru Pasca Perceraian

Rabu, 20 Agustus 2025
Dari Proklamasi ke Ruang Keluarga, Ruang Aman untuk Tumbuh dan Berkembang
Keluarga

Dari Proklamasi ke Ruang Keluarga, Ruang Aman untuk Tumbuh dan Berkembang

Minggu, 17 Agustus 2025
Saat Kehangatan Keluarga Luruh Bersama Waktu
Keluarga

Saat Kehangatan Keluarga Luruh Bersama Waktu

Sabtu, 16 Agustus 2025

Info Terbaru

Pahlawan Inspirasi | Kajian Spesial : Aku Bermakna makanya Aku Ada

Pahlawan Inspirasi | Kajian Spesial : Aku Bermakna makanya Aku Ada

Kamis, 13 November 2025

Ketua DPRD Cimahi Tegaskan Tunjangan Perumahan Belum Naik, Kunker Dipangkas 50 Persen

Kamis, 13 November 2025

Pelatihan Manajemen Sanggar & Lingkung Seni 2025 Dorong Tata Kelola Kesenian Tradisional Bandung

Kamis, 13 November 2025
Komisi I DPRD Kota Cimahi & BPN Kota Cimahi Terima Audiensi dari Warga RW 36 Kelurahan Melong

Komisi I DPRD Kota Cimahi & BPN Kota Cimahi Terima Audiensi dari Warga RW 36 Kelurahan Melong

Rabu, 12 November 2025

Video

  • All
  • Video
Liputan Khusus – Hari Santri Nasional 2025 PAC Fatayat NU Cimahi Utara

Liputan Khusus – Hari Santri Nasional 2025 PAC Fatayat NU Cimahi Utara

Senin, 3 November 2025

Liputan Khusus – Pelatihan Konvensi Hak Anak bagi Pengusaha di Kota Bandung 2025

Minggu, 2 November 2025
On Duty bersama Inara Anggita, Duta Motivator Pendidikan 2025 SMPN 1 Padalarang

On Duty bersama Inara Anggita, Duta Motivator Pendidikan 2025 SMPN 1 Padalarang

Selasa, 28 Oktober 2025
Khataman Al Qur’an Hari Santri Nasional 2025 di Masjid Agung Cimahi

Khataman Al Qur’an Hari Santri Nasional 2025 di Masjid Agung Cimahi

Minggu, 26 Oktober 2025
[radio_player id="3"]
  • Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Harmoni Online

  • Berita
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Jawa Barat
  • Kesehatan
  • Keluarga
  • Ekonomi
  • Etalase
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Unik
  • Wisata
  • Religi
  • Video
  • Foto

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist