Kota Cimahi – Setelah sukses beberapa kali menyelenggarakan program Mudik Gratis bagi perantau Jawa Tengah yang bermukim di Bandung Raya dan sekitarnya, Paguyuban Jawa Tengah/ PJT (sebelumnya Paguyuban Perantau Jawa Tengah / PRJT) Bandung Raya, menyiapkan agenda yang sama pada tahun mendatang.
Kepastian tersebut disampaikan Ketua PJT Cabang Bandung Raya H. Farchan Djuniadji. Farchan saat rapat pengurus yang membahas diantaranya terkait sosialisasi program mudik di Padma Resto Soto Klaten Jln. Cihanjuang Kota Cimahi, Rabu (10/09/25) mengatakan, pihaknya telah menyebar survey terkait peminatan program mudik yang sudah didapat hasilnya.
Dari hasil survey itu diketahui, hampir 99,9 % peserta mudik gratis tahun sebelumnya, antusias menyambut program yang sama jika kembali diadakan.
“Target kita, penyebaran pemudik dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Namun saat ini baru terhubung dengan pakuyuban asal daerah yang kepengurusannya ada di Bandung Raya, kini baru sekitar 25. Sehingga untuk paguyuban asal daerah seperti Rembang, Padi, Blora, Jepara, Kudus, masih kurang,” ungkap Farchan.
Menurutnya, masih ada sekitar 15 Kabupaten yang belum ada kontak person-nya, sehingga diseminasi informasi mudik gratis Jawa Tengah belum tersampaikan dengan baik. Hal itu menjadi salah satu kendala.
“Harapan saya dengan tersebar luasnya informasi yang diawali dengan survey peminatan mudik ini, kita bisa menjaring calon peserta mudik seluas-luasnya, seakurat mungkin, sehingga kami dari Paguyuban Jawa Tengah bisa memperkirakan berapa armada yang dibutuhkan,” kembali Farchan.
Ditegaskan, hal itu penting mengingat data nantinya akan disampaikan kepada Pemprov Jawa Tengah untuk penyediaan bis dengan berbagai kota/ daerah tujuan. PJT juga berharap, kabupaten – kabupaten yang sudah memberikan bantuan bis pada program mudik tahun ini seperti Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, dan Cilacap, tahun depan/ 2026 bisa menambahkan armadanya, karena peminat semakin banyak .
Farchan menambahkan, data yang dimiliki PJT, perantau asal Jawa Tengah yang ada di Bandung Raya terdiri dari berbagai macam pekerjan, namun mayoritas adalah Ojek Online (Ojol), pedagang kaki lima, asisten rumah tangga (ART), guru, guru ngaji, karyawan pabrik, wiraswasta dll.
Dari berbagai pekerjaan tersebut bagi yang akan mendaftar mengikuti mudik gratis Pemprov Jateng dilakukan secara selektif dan berpedoman pada 8 asnaf yakni fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
Jarno, salah seorang perantau asal Pangadegan Kabupaten Purbalingga yang tergabung dalam Paguyuban Perantau Purbalingga (Papeling) Korwil Bandung, menyambut baik dan senang serta bahagia, jika PJT dan Pemprov Jateng serta yang terkait lainnya, kembali menyelenggarakan Program Mudik Gratis.
“Saya peserta Mudik Gratis 2025 lalu. Senang, bisa lebaran kumpul dengan keluarga, nyaman di perjalanan sampai kampung halaman, naik bis sama – sama perantau lainnya, ndak perlu naik motor,” ungkap pria pekerja konfeksi di Jalan Elang Bandung, Rabu (17/09/25).
Bagi Jarno yang telah merantau 25 tahun di Bandung jadi pekerja konfeksi, program mudik gratis sangat membantu dirinya disaat segal kebutuhan kini harganya serba naik, termasuk ongkos transportasi.
Untuk diketahui, dalam program Mudik Gratis Lebaran 2025 lalu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, secara resmi melepas keberangkatan 1.200 pemudik yang ada di Bandung Raya asal Jawa Tengah, di Kawasan Kodiklat TNI AD, Jalan Aceh No. 50, Kota Bandung, Kamis (27/3/2025).
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, Paguyuban Jawa Tengah (PJT) Cabang Bandung Raya, Germas Group Kodiklat TNI AD, Baznas Jateng, Bank BJB, serta berbagai pihak lainnya.
Sebanyak 22 armada bus disediakan untuk mengangkut para perantau asal Jawa Tengah yang menetap di Bandung Raya. Selain menyediakan transportasi, program ini juga mencakup berbagai fasilitas pendukung, seperti konsumsi, layanan kesehatan, serta pendampingan bagi peserta. [gpwk]