Kota Tasikmalaya – Perayaan kemerdekaan bisa dirayakan di mana saja, bahkan di atas aliran sungai.
Warga Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya Jawa Barat, Minggu (17/8/2025), membuktikan hal itu dengan menggelar upacara bendera yang berbeda dari biasanya. Bukan di alun-alun, melainkan di Jembatan Gantung Sukamenak yang membentang gagah di atas Sungai Citanduy.
Sorotan utama datang saat para pemuda dengan penuh semangat mengibarkan Merah Putih raksasa di atas jembatan. Kain sepanjang belasan meter itu berkibar indah, seolah berdialog dengan angin dan riak air Citanduy yang deras di bawahnya. Riuh sorak warga yang menyaksikan menambah nuansa heroik sekaligus haru.
Tak berhenti di sana, delapan topeng replika Presiden Republik Indonesia – dari Soekarno hingga Prabowo Subianto – turut meramaikan prosesi. Bagi warga, kehadiran simbol kepemimpinan lintas generasi ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga pengingat perjalanan panjang republik yang tidak boleh dilupakan.
Ketua Pemuda Sukamenak, Fajar Utama, mengungkapkan bahwa perayaan kali ini sengaja dirancang agar masyarakat tidak hanya ikut serta secara seremonial, tetapi juga merasakan makna kemerdekaan secara lebih dekat.
“Kami ingin menghadirkan perayaan yang kreatif, menyentuh, tapi tetap khidmat. Sungai Citanduy adalah nadi kehidupan kami, maka di sinilah kami rayakan kemerdekaan,” ujarnya.
Bagi Fajar dan warga, Merah Putih yang terbentang di atas sungai bukan hanya simbol nasionalisme, tapi juga gambaran persatuan yang menyatukan berbagai latar belakang masyarakat.
“Kemerdekaan sejati ada di kebersamaan, dan itu yang kami tonjolkan,” tambahnya.
Peserta yang hadir kompak mengenakan pakaian hitam putih. Warna sederhana itu justru memperkuat pesan kesetaraan dan persatuan, bahwa semua warga memiliki peran sama dalam merawat kemerdekaan.
Selepas upacara, suasana berubah menjadi pesta rakyat. Tawa pecah saat lomba balap karung, tarik tambang, hingga makan kerupuk digelar di tepi sungai. Anak-anak, pemuda, hingga orang tua larut dalam keceriaan, menunjukkan bahwa kemerdekaan juga berarti merayakan kehidupan bersama dengan penuh suka cita.
Fajar berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin. “Kami ingin Citanduy dan Jembatan Sukamenak jadi saksi bahwa semangat kebersamaan warga tetap hidup, lintas generasi dan lintas batas daerah,” katanya. [ast_gpwk]