Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat, termasuk dalam bidang pendidikan. Dulu, belajar hanya bisa dilakukan dengan duduk di kelas, tetapi sekarang kita memiliki kebebasan untuk belajar dari mana saja.
Cukup dengan membuka laptop atau ponsel dan terhubung dengan internet, kelas dapat dimulai. Ini dikenal sebagai EdTech atau Education Technology, yang belakangan ini menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa, pengajar, bahkan institusi pendidikan.
Salah satu momen krusial yang membuat EdTech menjadi popular adalah ketika pandemi COVID-19 melanda. Sekolah dan universitas terpaksa ditutup, tetapi proses belajar tetap harus berlangsung. Akhirnya, banyak yang beralih ke platform digital seperti Google Meet, Zoom, Google Classroom, Moodle, serta aplikasi lokal seperti Ruangguru dan Zenius.
Meskipun awalnya cukup membingungkan, lama-kelamaan kita mulai menyesuaikan diri dan merasakan manfaatnya.
Saat ini, tren teknologi dalam pendidikan semakin bertumbuh. Contohnya adalah teknologi AI (Kecerdasan Buatan) yang dapat membantu kita belajar dengan cara yang lebih personal.
Sebagai contoh, aplikasi seperti Duolingo dapat menyesuaikan tingkat kesulitan soal berdasarkan kemampuan pengguna. Hal ini membuat kita tidak merasa belajar terlalu mudah atau terlalu sulit. AI juga digunakan untuk menganalisis hasil belajar, hingga memberikan umpan balik secara otomatis.
Ada juga teknologi VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality).
Teknologi ini membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan interaktif. Bayangkan saja, kita bisa ‘masuk’ ke dalam tubuh manusia untuk memahami anatomi, atau menjelajah luar angkasa untuk memahami tata surya, tanpa harus meninggalkan kamar kita. Bagi mahasiswa teknik atau kedokteran, ini sangat membantu, terutama untuk praktik yang sulit dilakukan di kehidupan nyata.
Selain itu, semakin banyak platform pembelajaran daring yang mudah diakses. Mulai dari YouTube, Udemy, Coursera, hingga kelas online dari universitas luar negeri. Banyak yang bisa diakses gratis, atau jika berbayar, biasanya harganya jauh lebih terjangkau dibandingkan kuliah formal.
Ini menjadi solusi bagi kita yang ingin meningkatkan keterampilan tetapi memiliki anggaran terbatas.
Namun, meskipun terlihat canggih dan menarik, tidak berarti semuanya berjalan dengan sempurna. Masih ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan akses internet dan perangkat digital.
Tidak semua wilayah memiliki jaringan internet yang bagus, dan tidak semua mahasiswa memiliki laptop atau smartphone yang memadai untuk mengikuti kelas daring. Di sisi lain, tidak semua dosen siap untuk mengajar dengan teknologi, sehingga kadang-kadang materi yang disampaikan kurang optimal.
Meskipun demikian, sangat jelas bahwa EdTech memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita belajar. Kita menjadi lebih mandiri, lebih fleksibel, dan dapat mengakses materi dari mana saja.
Apalagi kini sudah ada teknologi generatif seperti ChatGPT, yang dapat membantu merangkum material, melakukan diskusi, bahkan membantu menyusun ide untuk tugas kuliah (tentunya harus digunakan dengan bijak! ).
Intinya, teknologi hanyalah alat. Yang terpenting adalah tetap bersemangat dalam belajar dan mampu beradaptasi dengan perubahan.
Ditulis oleh: Noval Khoirul Ikhsan