Cimahi — RW 25 Kelurahan Cibabat, menjadi salah satu dari delapan RW percontohan Kampung Cendekia di Kota Cimahi. RW 25 Cibabat tampil sebagai teladan dalam menggerakkan masyarakat membangun budaya lingkungan sekaligus memperkuat solidaritas sosial berbasis nilai-nilai islami
Di bawah kepemimpinan Ketua RW 25 Cibabat Ir. H. Riyanto dan didukung penuh oleh Ketua PKK Ibu Dewi, RW 25 berhasil membangun gerakan pilah dan olah sampah secara sistematis dan berkelanjutan. Warga didorong untuk memilah sampah sejak dari rumah, kemudian sampah organik diolah menjadi magot (larva lalat BSF) yang memiliki nilai ekonomis sebagai pakan ternak dan ikan.
Inovasi ini tidak hanya berhasil menekan volume sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga. RW 25 dan menjadi pionir dalam penerapan teknologi sederhana pengolahan sampah yang berdampak nyata di masyarakat. Hingga mendapatkan penghargaan juara 1 Lomba Teknologi Tepat Guna Tingkat kota Cimahi tahun 2025. Dan menjadi nominator lomba kampung proklim
Peran PKK RW 25, di bawah kepemimpinan Ibu Dewi, sangat krusial. Menjadikan ibu rumah tangga menjadi agen perubahan yang aktif mengedukasi, mempraktikkan, dan memastikan program berjalan dengan disiplin. Kehadiran PKK sebagai motor penggerak menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan menjadi kunci sukses gerakan lingkungan di tingkat komunitas.
Selain fokus pada lingkungan, RW 25 juga menanamkan nilai keagamaan dan solidaritas sosial. Salah satu program unggulan adalah santunan sosial sebesar Rp 5 juta bagi keluarga warga yang meninggal dunia. Bantuan ini menjadi bentuk nyata kepedulian, sekaligus mempererat tali silaturahmi di antara warga.
Berbagai kegiatan keagamaan rutin, seperti pengajian, santunan anak yatim, peringatan hari besar Islam, hingga bakti sosial, terus dijalankan. Semua ini didasari semangat peradaban gotong royong yang islami, yaitu saling membantu, saling mendukung, dan menyelesaikan masalah bersama-sama.
Sebagai salah satu RW percontohan Kampung Cendekia, RW 25 Cibabat membuktikan bahwa kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Cimahi, Dispangtan Cimahi, unsur perguruan tinggi yaitu Universitas Langlangbuana dan Universitas Nurtanio dapat menjadi pendorong dan penggerak untuk menciptakan lingkungan yang mandiri, berdaya, dan beradab.
RW 25 Cibabat menunjukkan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil di tingkat komunitas. Inilah wajah peradaban baru yang mengakar pada nilai agama, gotong royong, dan kecintaan terhadap lingkungan.
RW 25 Cibabat, yang dikenal sebagai RW Cendekia Lingkungan, telah berhasil membangun pola gerakan masyarakat yang berdaya, mandiri, dan berkeadaban. Melalui semangat pilah dan olah sampah, warga tidak hanya menjaga lingkungan tetap bersih, tetapi juga mengubah sampah organik menjadi magot, yang bernilai ekonomi dan bermanfaat bagi lingkungan.
Menurut H Rianto, ketua RW 25 Cibabat yang memiliki jumlah KK sekitar 200an, saat ini ritase penarikan sampah yang semula tiga kali seminggu, saat ini sudah cukup satu kali ritase, yang membuktikan bahwa RW 25 Cibabat, telah mampu menurunkan beban pengangkutan sampah hingga lebih dari 60 %, untuk mendukung program “Cimahi Zero TPA”
Inisiatif ini mencerminkan peradaban gotong royong yang islami, di mana setiap masalah dihadapi dan diselesaikan bersama. Semangat saling membantu, menjaga, dan memberdayakan menjadi ciri khas RW Cendekia Lingkungan, yang tidak hanya peduli pada lingkungan, tetapi juga pada pembangunan karakter masyarakat yang religius dan beradab.
RW 25 Cibabat layak menjadi contoh nyata bagaimana nilai agama, kearifan lokal, dan semangat gotong royong bisa bersinergi dalam membangun peradaban yang mulia dan berkelanjutan bagi kesejahteraan anak cucu kita kelak.