• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Rabu, 23 Juli 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Berita
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
Home Komunitas

Paguyuban Pasundan Penggerak Jatidiri Peradaban Sunda

Moni oleh Moni
Rabu, 23 Juli 2025
in Komunitas
0 0
Paguyuban Pasundan Penggerak Jatidiri Peradaban Sunda

Di tengah gelombang zaman yang tak menentu, ketika arus teknologi dan globalisasi menggempur nilai-nilai peradaban, Paguyuban Pasundan diharapkan tetap menjadi jangkar dan lilin penerang dalam gelap. Organisasi yang lahir dari rahim para cendekia, dan telah berjuang sejak tahun 1813  menjaga dan merawat peradaban Sunda hingga saat ini.

Peradaban Sunda hakekatnya bukan sekadar kumpulan adat istiadat atau simbol budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Ia adalah roh kehidupan yang menjiwai cara berpikir, bersikap, dan bertindak masyarakat Tatar Pasundan. Filosofi ngajén ka salira, saat ini dibutuhkan   sebagai bentuk refleksi untuk penguatan jatidiri masyarakat Sunda di era turbulensi.

Prof. Didi Turmudzi ketua umum Paguyuban Pasundan, menulis puisi berjudul “Sunda Tandang (2015)”, memuat tantangan besar yang dihadapi etnis Sunda saat ini “Tatar Pasundan kiwari ngan kari carita/ dina dongeng ka barudak samemeh sare/ leuweungna geus ruksak/ sawahna geus beak/ budayana ngarakacak/

Puisi “Sunda Tandang” karya Prof. Didi Turmudzi menyentak kesadaran kita semua : bahwa Sunda hari ini tidak baik baik saja. Narasi kebesaran Sunda hanya menjadi dongeng lirih sebelum anak tertidur. Hutannya rusak, sawah mulai musnah, sungai tercemar, budaya tercerai. Nilai-nilai luhur budaya hanya jadi dekorasi upacara adat.

Namun puisi ini bukan hanya ratapan semata. Ia adalah ajakan: tandang. Sunda mesti bangkit, bukan sekadar dikenang. Saatnya menyulam kembali jati diri: lewat pendidikan berbasis spiritual, kearifan lokal, literasi  bernafas budaya, dan gerakan pelestarian alam yang melibatkan semua generasi.

Sunda bukan sekadar warisan budaya yang disimpan dalam museum. Ia adalah denyut hidup, nilai yang mesti dihidupi hari ini: dalam bahasa yang kita rawat, dalam tradisi yang kita lestarikan, dan dalam cara kita berpikir, bekerja, dan mencintai sesama. Peradaban Pasundan sejatinya bukan tinggalan masa lalu, melainkan sumber inspirasi masa kini untuk membangun kehidupan kedepan yang lebih bermakna.

Saat ini Paguyuban Pasundan, pada 20 Juli 2025, memasuki usia ke-112 tahun sejak didirikan tahun 1813 oleh beberapa mahasiswa STOVIA. Saat ini menjadi organisasi besar dan tertua yang berbasis etnis di Indonesia. Eksistensi organisasi yang banyak pakar dikatakan anomali, karena mampu bertahan menghadapi ancaman perubahan zaman.

Saat ini semua elemen bangsa dipaksa untuk berubah atau akan menjadi punah. Maka terbentang tantangan besar bagi pengurus besar Paguyuban Pasundan, untuk  tetap relevan dengan laju tantangan zaman dan kontributif bagi solusi bangsa. Maka dibutuhkan kemampuan adaptasi dan inovatif membangun peradaban berbasis spiritual, pendidikan dan kearifan lokal  Sunda.

Puisi yang merefleksikan kegelisahan ketua umum Paguyuban Pasundan melihat kerusakan alam di tatar sunda yang tak bisa dibendung. Salah satu contoh fenomenalnya adalah kerusakan Sungai Citarum yang masih kelam karena laju pembangunan yang tidak terkendali. Rusaknya sumber daya alam saat ini, dikhawatirkan tidak akan menyisakan untuk anak-cucu kita, karena kerakusan manusia saat ini dalam mengeksploitasi alam.

Dulu pada 1960an, budaya Sunda di Bandung masih sangat kental. Siapapun yang datang ke Bandung, dari manapun asalnya mereka berusaha menjadi seperti orang Sunda. Mereka bicara dengan Bahasa Sunda di mana pun berada. Di toko, alun-alun, sekolah, masjid dan dalam pergaulan keseharian. Saat ini terjadi krisis penggunaan bahasa Sunda.

Kini, banyak generasi muda yang kadang takut bicara pakai Bahasa Sunda karena adanya undak usuk basa. Salah satu cara untuk melestarikan budaya dan Bahasa Sunda pada generasi muda, Paguyuban Pasundan membina 120 sekolah dasar dan menengah, 4 Perguruan Tinggi dan ada Pesantren binaan, serta Akademi Budaya Sunda

Paguyuban Pasundan mengajak seluruh anak bangsa berkolaborasi dan berjihad bersama  memerangi kebodohan dan kemiskinan. Jika pada 1913 Paguyuban Pasundan berdiri dipelopori oleh para calon dokter, kini Universitas Pasundan telah meluluskan beberapa angkatan dokter baru, untuk turut menjawab permasalahan kesehatan di Jawa Barat.

Paguyuban ini memilih jalur pendidikan dan kebudayaan sebagai medan juangnya. Pendidikan bukan semata transfer ilmu, melainkan penanaman nilai, penguatan jati diri, dan penempaan akhlak. Kebudayaan bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan napas kehidupan  yang menenun harmoni,daya juang yang  mempertemukan masa lalu dengan masa depan.

Paguyuban Pasundang bukan sekadar komunitas, tapi gerakan jiwa. yang menyalakan kembali peradaban Sunda, yang tumbuh di atas falsafah silih asah, silih asih, silih asuh. Saling mengasah pikiran, saling menyayangi, saling membimbing. Nilai  yang sejalan dengan ajaran Islam : ta’awun (tolong-menolong), ukhuwah (persaudaraan), dan rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam).

Dalam setiap detak kehidupan Masyarakat Sunda, kita diajak untuk someah hade ka semah, menyambut siapa pun dengan senyum tulus. Kita diajarkan tepa salira, menghargai ruang dan rasa orang lain, sebagaimana Islam memerintahkan kita untuk saling memuliakan, tidak menyakiti, dan menjauhkan diri dari sifat sombong.

Kearifan lokal Sunda selain memuliakan manusia, juga memuliakan alam. Sejalan dengan nilai islam dalam Al-Qur’an, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56). Maka gunung harus dijaga, sungai dirawat, tanah disayangi. Karena bagi orang Sunda, alam bukan hanya tempat berpijak,  juga harus dirawat dan dimuliakan.

Di era yang kian bising dan penuh godaan materi, peradaban Sunda mengajarkan rumasa — kesadaran diri akan kelemahan dan keterbatasan. Rumasa menjaga manusia tetap rendah hati, tidak pongah, tidak silau pada gemerlap dunia. Selaras dengan sabda Rasulullah, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi.”

Namun, menjaga peradaban tidak bisa dilakukan sendiri. Di sinilah Paguyuban Pasundan hadir sebagai penjaga obor peradaban. Sejak berdiri lebih dari seabad lalu, Paguyuban Pasundan menjadi rumah besar yang memelihara kebudayaan Sunda, menanamkan rasa bangga, dan menuntun generasi muda agar tidak tercerabut dari akar.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal jatidirinya. Peradaban Sunda mengajarkan kita bahwa kemajuan tak hanya diukur dari gedung pencakar langit atau kecanggihan teknologi, tetapi juga dari seberapa kuat kita memelihara jiwa spiritual, rasa,karsa, dan harmoni kehidupan.

Maka, di zaman yang menuntut kita berlari tanpa henti, mari sesekali kita menoleh ke dalam. Menghayati dan merayakan kembali kesederhanaan, merawat kelembutan, dan meneguhkan nilai-nilai luhur. Sebab, peradaban Sunda bukan sekadar warisan, melainkan cahaya yang menuntun kita menuju masa depan yang lebih beradab dan bermartabat.

Paguyuban Pasundang diharapkan senantiasa menyalakan obor peradaban, agar generasi mendatang tidak hanya sekadar menjadi saksi, melainkan pelaku yang menulis sejarah baru: Sejarah peradaban sunda yang mengakar, berbudaya luhur, beradab dan berkemajuan. Semoga !

Dr. Eki Baihaki, M.Si, Dosen Magister Ilmu Komunikasi Pasca Sarjana UNPAS, Sunda mukimin dari etnis Banten.
Tulisan didedikasikan untuk almarhum Prof. Eddy Jusuf, yang membuka jalan saya berhidmat di UNPAS, semoga Allah senantiasa memuliakan di alam kuburnya, Aamiin

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Moni

Moni

Bonjopi (bobotoh lalajo dina tipi) garis keras, hobi main Nintendo dan piara ikan

Info Terkait

Komunitas

Melayani Pendidikan Qur’an Yayasan MHABD Launching Rumah Tahfidz Qur’an Kerjasama dengan YPM Al-Fitrah

Senin, 7 Juli 2025
Komunitas

Menumbuhkan Cinta Seni Budaya Nusantara bersama SORA WANODJA

Jumat, 20 Juni 2025
Komunitas

Rapat Anggota Tahunan INKOSSUMA Tahun Buku 2024

Kamis, 29 Mei 2025
Komunitas

Silaturahmi Warga Jateng di Bandung Raya, dari Pengumuman Status Paguyuban Hingga Launching Minuman Tradisional

Senin, 19 Mei 2025
Komunitas

Halal Bihalal Menjalin Silaturahmi Antar Paguyuban

Senin, 28 April 2025
Komunitas

Dr. Alvin Lekonardo Rantung, Sp. KFRI: Sehat Lebih Penting dari Uang atau Harta

Selasa, 18 Maret 2025

Info Terbaru

Ikuti Kajian Interaktif For You “Sang Pemberi” bersama Teh Ufah

Rabu, 23 Juli 2025
HARMONIAGA – Mengenal Produk Syasyiri

HARMONIAGA – Mengenal Produk Syasyiri

Rabu, 23 Juli 2025

Indonesia, Filipina, Thailand & Vietnam Lolos, Ini Jadwal Semifinal ASEAN Championship 2025

Rabu, 23 Juli 2025
TAMU KITA – Bridging The Gap : Child Inclusivity In Healthcare

TAMU KITA – Bridging The Gap : Child Inclusivity In Healthcare

Rabu, 23 Juli 2025

Video

  • All
  • Video

Liputan Khusus – MT Al Amanah Shalihah – Akhwat Bergerak ‘Minazzulumaati Ilan Noor”

Jumat, 11 Juli 2025

Liputan Khusus – Kampus B Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung

Rabu, 9 Juli 2025

Liputan Khusus – Launching Rumah Tahfidz Qur’an MHABD bekerjasama dengan YPM Al-Fitrah

Senin, 7 Juli 2025

Live: Kajian MT Ummahatul Qurani “Do’a Ibu Kekuatan yang Dahsyat”

Jumat, 4 Juli 2025
[radio_player id="3"]
  • Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Harmoni Online

  • Berita
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Jawa Barat
  • Kesehatan
  • Keluarga
  • Ekonomi
  • Etalase
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Unik
  • Wisata
  • Religi
  • Video
  • Foto

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist