Kajian Manasik Hati SBC
Rabu, 02 Juli 2025
Jl. Situsari Wetan (Ibu Popy H)
by : lucyrustikasari
Dari semua nikmat yg Allaah berikan pd kita, satu hal yg harus kita syukuri saat ini, yaitu Allaah takdirkan kita hadir dimajelis ilmu ini, & dari semua kemungkinan takdir yg mungkin terjadi, Allaah tetapkan utk kita bisa hadir di majelis ilmu, Allaah takdirkan kita menutup aurat dg baik, dsb, bahkan Allaah beri kita anak yg shaleh, sebab tidak ada ujian yg paling berat bagi seorang ibu, kecuali diuji oleh anaknya.
Ada kisah seorang ibu yg punya anak yg hafidzoh/hafal Al Quran, tiba2 menunda2 shalat, bergaul dg teman2 yg lawan jenisnya, gabung dg anak2 punk jalanan, hingga membuka jilbab, meninggalkan shalat, bahkan hingga pergi meningalkan rumah.
Anak yang tadinya paling dibangga-banggakannya selama ini, ternyata membuat hancur hatinya, kecewa, sedih & marah berkecamuk dihati ibunya.
Maka dalam sebuah hadist nabi bersabda, ketika ada sahabat yg ingin didoakan agar anaknya menjadi anak yang membanggakannya, sabda nabi : “Cukuplah anak itu menjadi qurrota ayuun (yg menyejukan mata/yg shaleh)”. Sebab jika hanya menjadi kebanggaan, ia akan melahirkan kekecewaan2 bagi orang tuanya.
Pelajarannya : Bahayanya sebuah obsesi/membangga2kan anak, sebab akan melahirkan kekecewaan2.
Maka orang tua harus bertaubat pd Allaah, atas lisan2nya/atas obsesi2nya.
Dan setelah bertaubat, Allaah lembutkan hati anaknya, shg ia kembali pulang & kembali mau shalat & berjilbab lagi.
Artinya : Dibalik lisan ada sesuatu yg sangat perlu kita perhatikan.
QS. Yunus ayat 11. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَوْ يُعَجِّلُ اللّٰهُ لِلنَّا سِ الشَّرَّ اسْتِعْجَا لَهُمْ بِا لْخَيْرِ لَـقُضِيَ اِلَيْهِمْ اَجَلُهُمْ ۗ فَنَذَرُ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَآءَنَا فِيْ طُغْيَا نِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
“Dan kalau Allah menyegerakan keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pasti diakhiri umur mereka. Namun, Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bingung di dalam kesesatan mereka.”

Maknanya : Seandainya Allaah mengabulkan ucapan2 buruk mereka, sebagaimana Allaah merespon doa2 kebaikan mereka, niscaya manusia itu akan binasa.
Sabda nabi ketika sahabat bertanya, “Adakah doa yg buruk ??”, nabi menjawab : HR. Abu Daud :
“Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian sendiri, jangan pula mendoakan keburukan untuk anak-anak kalian, dan jangan pula mendoakan keburukan untuk harta benda kalian.
Sebab jika kata-kata buruk itu bertepatan dg waktu yg mustajab, & di-aamiin-kan oleh malaikat, akan menjadi doa yg dikabulkan”.
Kata bhs. jawa : “Ojo sembarangan ngomong” = “Jangan sembarangan bicara”.
Sebab ada malaikat (disamping kanan-kiri kita) yg meng-aamiin-kan ucapan/doa kita, shg kalimat2 yg keluar dari lisan kita (baik/buruk), akan diijabah oleh Allaah.
Ayat diatas maknanya : Allaah menunjukan kelemah-lembutan & ke Maha Rahmatan Nya, shg Allaah menahan sebagian ucapan kita & sebagian menjadi doa yg terkabul. Bahkan kata Abu Bakar As Shidiq r.a :
“Banyak bala/musibah disebabkan oleh ucapan kalian”.
Artinya : Sebagian bala/musibah terwujud itu diundang oleh ucapan/lisanmu sendiri.
Seperti juga kisah nabi Yusuf a.s, ketika digoda oleh wanita-wanita cantik, hingga berucap sesuatu yg menyelamatkannya sekaligus yg menyengsarakannya, ucapannya yaitu :
“Lebih baik aku dipenjara daripada melayani wanita-wanita itu”. Dan apa yg terjadi, ucapan yg “tanpa maksud” tsb, diijabah oleh Allaah, shg nabi Yusuf a.s, dipenjara oleh Raja saat itu. Kemudian nabi Yusuf bertanya pd malaikat Jibril, mengapa tidak menolongnya ??, dan kata malaikat Jibril :
“Aku ingin menolongmu, tetapi terhalang oleh doamu/ucapanmu”.
Shg nabi Yusuf a.s, pun dipenjara. Dan Ketika didalam penjara, salah satu temannya bermimpi & ditafsirkan oleh nabi Yusuf a.s, bhw ia akan menjadi pembantu Raja, lalu nabi Yusuf a.s, meminta pdnya jika nanti ia jadi pembantu Raja, tolong keluarkan ia dari penjara.
Tapi Jibril menegur nabi Yusuf a.s. dan berkata :
“Siapa yang mengeluarkannya dari sumur, siapa yg menyelamatkannya dari Zulaikha ?? jawabnya : “Allaah”, Jibril : “Lalu mengapa engkau meminta tolong pd orang itu drpd kepada Allaah ??”. kemudian nabi Yusuf a.s, beristighfar atas ucapannya itu, shg Allaah menghukumnya dengan ditangguhkannya ia keluar dari penjara (telat 9 tahun, keluar penjaranya).
Ucapan kita banyak yang aneh-aneh, sadar tidak sadar ucapan buruk keluar dari diri kita sendiri, sehingga anak-anak, bisnis-bisnis, dsb, menjadi buruk, maka cek ada apa dibelakang musibah/hal-hal yang buruk yang terjadi dalam cerita hidup kita, curigai ucapan-ucapan kita & segera taubati.
Seandainya Allah kabulkan ucapan2 buruk mereka, maka mereka akan binasa. Allah Maha Baik, Allah tahan keburukan2 kita dg ke Maha lembutanNya.

Anak itu bisa jadi ulama besar/pembesar/sukses, atau jadi anak rendahan, semua bermula dari doa ibunya.
Jangan sampai kesedihan & kekecewaan/kekesalan ibu, menjadikan ucapan yg buruk shg menjadi doa yg buruk utk anaknya. Seperti contoh : “Belajar yg rajin,nak, jangan sampai spt bapakmu”, kata2 buruk menjadi doa yg buruk utk anaknya, shg ahirnya anaknya menjadi sama percis spt bapaknya.
Jalan keluarnya adalah :
1. TAUBAT :
Karena sering kali yg paling dzalim pd hidup kita itu, adalah diri kita sendiri.
Semua itu menjadi CERMIN utk kita, ucapan apapun yg dibelakang/yg telah lalu, segera taubati, dan yg ke depannya jangan pernah diulangi lagi.
2. BELAJAR PUASA BICARA :
Seperti Ketika kita berhaji/umrah, kita tidak boleh bicara buruk, berbuat buruk, berdebat, berkonflik, dsb, dan semua bicara ttg lisan.
Seperti kata nabi : “Haji mabrur itu diperoleh oleh mereka yg baik lisannya & yg sering memberi makan” mereka yg mampu mengendalikan lisannya & yg peduli pd orang lain.
Maka taubati lisan kita, walaupun yg sudah terjadi di 10-20-30 tahun yg lalu. Sebab terkadang dlm kondisi sedih, kecewa, kesal, emosi, & terhimpit, terkadang kita tidak dpt mengontrol/kendalikan lisan/terpeleset lisan, shg kita harus fokus hati kita, shg bisa berhati2 dg ucapan kita,
Sebab dlm setiap keburukan ada setan yg menumpang.
QS. Az Zukhruf ayat 36. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ
“Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.”.
Barang siapa yg lalai thd Allaah, maka diijinkan setan dompleng pdnya. Dan setan akan membuat tampak indah amalannya itu.
Anak bisa melejit jadi potensi terbaik dirinya, atau bisa jadi lebih rendah, semua karena ibunya, berawal dari lisan (doa2) ibunya.
Cermin diri : Sesedih apapun seorang ibu, jangan keluar dari lisannya yg buruk2, sebab lisan (doa2) seorang ibu bagi anaknya itu sangat mustajab.
Lisan/ucapan ibu yg buruk/yg negatif, bisa menjadi hijab kebaikan/kesuksesan utk anaknya.
Kata Abu Darda : “Belajarlah DIAM, sebagaimana kamu belajar bicara”.
Faktanya susah utk diam itu, selalu ada hawa nafsu yg membawa kita utk berkeluh kesah, tidak pernah puas, sebab hawa nafsu itu spt anak kecil, jika diberi satu, ingin 2, dst.
QS. Al Ahzab ayat 70-71. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,”.
يُّصْلِحْ لَـكُمْ اَعْمَا لَـكُمْ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَا زَ فَوْزًا عَظِيْمًا
“Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung.”.
Bertaqwalah pd Allaah & berkatalah dg kalimat2 yg baik/yg benar/yg lurus, maka Allaah akan memperbaiki amal2 kalian.
Maka jika hari ini kita masih susah utk khusyu shalat, susah utk baca Quran, menghafal Quran, sulit utk istighfar 1000 x sehari, jangan2 semua itu terhalang oleh lisan kita.
Istighfar itu minimal 100 x sehari, tapi lebih bagus lagi jika 1000 x ketika mengawali hari, & 1000 x ketika mengahiri hari. Lipat gandakan istighfar kita, shalat sunat kita, amal shaleh kita.
Jika istighfar kita sulit/terhalang, cek lisan kita, jangan2 lisan kita belum qaulan sadiidaa/berkata2 yg baik/yg lurus. Maka fokus kita istighfar pada lisan.
Lisan kita yg baik/yang menyenangkan/yg lembut kpd suami, akan membuat turunnya ridho suami, shg turun pula ridho Allaah pd kita, & itu akan menghilangkan kepenatan/beban2 hidup kita.
Sesholeh apapun istrimu, selebar apapun jilbabnya, serajin apapun tahajudnya, ia tetap wanita yg lemah, yg butuh kasih sayang & kelembutan, butuh support dari orang terdekatnya.
Seperti kisah Maryam (dlm ▪️QS. Maryam ayat 23) karena kepenatan beban hidupnya & keputus asa-annya karena cibiran & hinaan pd dirinya, karena mengandung nab Isa a.s, hingga berucap :
“Seandainya aku menjadi orang yg dilupakan”.
Bukan Wanita yg kuat, tapi ia mencoba utk kuat utkmu & utk anak2mu.
Kata Yunus bin Ubay : “Tidaklah aku melihat suatu kaum, yg ia memperbaiki lisannya, kecuali Allaah mempebaiki aktifitas amal-amalnya”. (termasuk pekerjaannya/amal2 dunianya, bisnisnya), = ilham dari Allaah shg ada perbaikan2 keadaan hidupnya.
LISAN itu yg paling banyak bikin perkara dlm kehidupan kita.
Lihat kisah hidup Imam As Sudais yg menjadi imam masjidil haram, gara2 ibunya ketika kesal mendoakannya jadi imam masjidil haram, dan kejadian sekarang beliau menjadi imam masjidil haram.
KAROMAH bukan hanya milik para wali, tapi juga milik para IBU.
Peluk anak, istighfar yg banyak, taubati lisan kita, maka Allaah akan rubah keadaannya, Allaah akan perbaiki semuanya.
Pandang dari sudut pandang islam, ridho dg kondisi sekarang & taubati ucapan2 kita. Apalagi sekarang dlm bulan Muharam, dimana dilipat gandakan segala kebaikan, maka jangan sia2kan, lipatgandakan doa2 kita.
Jangan pernah ukur undangan Allaah dg sesuatu yg rendah dlm hidup kita (uang), sebab kata nabi : “dunia itu terlaknat”, tidak ada baik2nya, uang belum tentu baik utk kita, jika uang digunakan utk keburukan, maka jadi terlaknat.
Niatkan berbuat baik, lipatgandakan amal, ikrarkan diri utk melipatgandakan kebaikan.
Sesuatu yg mulia disisi Allaah, bisa digapai dg sesuatu yg mulia juga.
Libatkan Allaah sejak awal, jika tidak melibatkan Allaah (hanya berfikir diri sendiri), maka Allaah akan meninggalkannya.
Doa yg nabi ajarkan : “Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ilaa nafsi thorfata ‘ain, wa ashlihlii sya’nii kullahu, laa ilaha illaa anta.” “Ya Allah, aku mengharapkan rahmat-Mu, jangan serahkan aku pada diriku sendiri walaupun sekejap mata, dan perbaikilah segala urusanku.Tiada Tuhan selain Engkau”.
Berdoa berlepas diri dari segala kekuatanku, aku bersandar penuh pd kehendak Allaah.
Ketika setiap rencana kita jadi bala/bencana, artinya undangan cinta dari Allaah, agar kita jangan lagi sandarkan pd diri sendiri, tapi bersandarlah kpd Allaah.
Sabda nabi dlm HR. Tirmidzi : “Apabila datang waktu pagi, maka semua anggota badan manusia memperingatkan lidahnya, di mana anggota2 badan itu berkata, ‘Takutlah kepada Allah dalam memelihara keselamatan kami, karena nasib kami tergantung kamu. Bila kamu lurus, maka kami pun lurus. Dan bila kamu bengkok, maka kami pun bengkok’.”.
Jika datang waktu pagi/subuh dari anak-anak Adam, maka seluruh anggota badannya akan tunduk pd lisannya, “Wahai lisan bertaqwalah kamu pd Allaah, dlm segala urusan, sungguh kami sangat bergantung padamu.
Artinya : Jika lisan lurus, maka (hidup) kamu akan lurus. Jika lisan menyimpang, maka (hidup) kamu juga akan menyimpang.
Tidak lurusnya lisan, tangan akan berat utk membantu orang lain, badan akan berat utk ibadah, tidak khusyuk, fikiran penuh was2, dsb. Maka pertama kali yg menjadi tersangkanya adalah LISAN.
Maknanya : Apa yg terjadi dlm jalan cerita hidup kita, bisa jadi disebabkan oleh lisan kita sendiri.
Hati yg tidak terkontrol (lemah), membuat tidak terkontrolnya (lemahnya) lisan kita.
Maka perlu DZIKIR/bermajelis ilmu. Shg hati dan lisan akan selaras, sebab hati & lisan harus diselaraskan.
HR. Tirmidzi : “Aku bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah yang menyebabkan keselamatan?’ Beliau menjawab, ‘Kenanglah lidahmu, tetaplah dalam rumahmu, dan tangisilah dosamu”.
Ketika nabi ditanya oleh sahabatnya : Apa itu keselamatan??, nabi menjawab : “Jagalah lisanmu, tetaplah dirumah2mu, dan tangisi dosa-dosamu”.
Artinya : Jika ingin hidup selamat maka lakukan tiga itu, jaga lisan, diam dirumah, & tangisi dosa2mu.
HR. Bukhari : “Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.”.
#semogabermanfaat
#mohonmaafsgalakkurangandrpenulis.