Keluarga adalah bangunan pertama dan utama dalam kehidupan. Tak ada satu pun bangunan yang kokoh, jika batu-batu penyusunnya rapuh. Kalau pondasi keluarga lemah, maka rumah tangga akan mudah runtuh—tak perlu badai besar, cukup angin sepoi atau gerimis kecil saja.
Tapi kalau keluarganya kokoh—kokoh dalam iman, kokoh dalam cinta, kokoh dalam peran dan tanggung jawab—maka ia akan tetap tegak berdiri meski diterpa hujan dan badai kehidupan.

Itulah mengapa perhatian terhadap ketahanan keluarga menjadi sangat penting. Ini bukan hanya urusan pribadi, tapi bagian dari tanggung jawab sosial dan amanah publik. Bahkan lembaga seperti Ombudsman pun memberi perhatian serius terhadap hal ini, dan telah menyampaikannya dalam surat resmi yang menjadi dasar penguatan arah kebijakan.
Alhamdulillah, di periode pemerintahan sebelumnya, kami telah mengesahkan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Anak. Sebuah langkah strategis untuk memastikan bahwa anak-anak kita tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan penuh cinta.

Karena jika kita bicara tentang anak, maka ada lima kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Dan yang pertama, anak harus lahir dan tumbuh dalam keluarga yang utuh dan hangat.
Dari sanalah peradaban dimulai. Dari keluarga yang kuat, hadir anak-anak yang tangguh. Dan dari anak-anak yang tangguh, lahirlah masa depan bangsa yang gemilang.
Disarikan dalam kegiatan Forsil Wanoja bersama Ibu Siti Muntamah, Pak Haru, Ustad Rio Pale oleh Indari Mastuti.
Penulis: Indari Mastuti