Masjid Al Amin Situsari Bandung
SBC (Sahabat Bandung Community)
Senin, 16 Desember 2024
by : lucyrustikasari
QS. Al Baqarah ayat 8 – 9. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمِنَ النَّا سِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِا للّٰهِ وَبِا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ
“Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.”
يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّاۤ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ
“Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.”.
Dimulut/lisan mereka manis berkata mereka beriman, mereka pandai berretorika (pandai berkata2/bersilat lidah), kata2nya menipu Allaah & orang2 beriman, pdhl yg mereka tipu/yg jadi korban/yg dilukai, adalah diri mereka sendiri, tapi mereka tidak merasakan sakitnya/mereka tidak sadar.
QS. Al Baqarah ayat 10. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ ۙ فَزَا دَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ۚ وَلَهُمْ عَذَا بٌ اَلِيْمٌ ۙ بِۢمَا كَا نُوْا يَكْذِبُوْنَ
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta.”.
Mereka tidak merasakan sakitnya, sebab dihatinya ada penyakit, hatinya sudah sakit shg jadi kebal/tidak merasa lagi.
Jika iman tidak terasa manisnya sampai ke dalam hatinya = artinya : hatinya sedang sakit.
Shg tidak merasakan sedang melukai diri sendiri, tidak merasa dipantau oleh CCTV nya Allaah, tidak merasakan manisnya iman (tidak khusyu dlm ibadah/terutama dlm shalat).
Mereka orang2 yg tidak faham/memahami (” la ya’lamun”).
Orang munafik = orang yg tidak peduli dg penyakit hati, shg dibiarkan penyakitnya hingga membesar/parah = mereka cuek thd penyakit dlm hatinya. Dan secara sunnatulloh :
Jika keburukan dibiarkan, keburukan itu akan membesar, Jika penyakit dibiarkan, penyakit itu akan melebar/menyebar, jika kejelekan dibiarkan, kejelekan itu akan menjadi2, jika sakit dibiarkan, sakit itu akan jadi tumor/kanker/parah/kronis.
QS. Al Baqarah ayat 10. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ ۙ فَزَا دَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ۚ وَلَهُمْ عَذَا بٌ اَلِيْمٌ ۙ بِۢمَا كَا نُوْا يَكْذِبُوْنَ
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta”.
Allah menyuruh utk mengobati/membersihkan hati (takziyatun nafs), tapi mereka menolak, shg penyakitnya semakin bertambah2/membesar/parah. Shg agama hanya menjadi formalitas saja, sebab terlalu tebal dinding antara telinga & hatinya, shg tidak terasa nikmat/manisnya iman ke dlm hatinya.
Penyakit munafik tidak datang sekaligus, langsung parah & membesar, tapi sedikit2 & dibiarkan/menolak diobati/dibersihkan. Jika suatu penyakit sudah parah, maka ia akan tersiksa = ” wa lahum adzaabun aliim” = dan mereka mendapatkan azab yg pedih.
Penyakit hati lebih berbahaya drpd penyakit fisik, sebab penyakit fisik bisa jadi pahala di akhirat, jika dg sabar & membuatnya semakin dekat dg Allah. Tetapi penyakit hati tidak bisa jadi pahala di akhirat, karena penyakit hati terkadang pasiennya tidak merasa sedang sakit, butuh kejujuran & keterbukaan kpd diri sendiri.
Jika penyakit sudah masuk ke dlm hati, dibiarkan rusak/buruk/kotor, & setan suka yg kotor/buruk shg setan akan nempel/masuk ke dlm hati, maka cara pandang bisa berubah/setan akan membolak balikkan cara pandang manusia. Dan kalau cara pandang sudah berubah/berbeda, maka reaksinya akan berbeda pula/ berbeda cara merespon.
QS. Al Baqarah ayat 11. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَ رْضِ ۙ قَا لُوْاۤ اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ
wa izaa qiila lahum laa tufsiduu fil ardhi qooluuu innamaa nahnu mushlihuun.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”.
Di dunia ini kita tidak bisa menyatukan dua cara pandang, dan yg berbahaya jika orang muslim pakai cara pandang orang yg musyrik/kafir. Dan ini yg dipakai oleh musuh2 Allah, KTP nya tetap islam, tapi cara pandangnya (secara aqidah) tidak secara islam = ini yg disebut “brain wash”/cuci otak. Tetapi jika cara pandangnya bukan dlm hal aqidah, masih bisa ditoleransi (bisa berbeda), selama tidak keluar dari jalur keislaman.
Orang beriman/bertaqwa, bukan orang yg tidak punya kesalahan/dosa, tetapi mereka lebih sensitif thd dosa, lebih cepat merasa berdosa & segera bersih2/segera bertaubat = bersegera menuju ampunan Allah & surga. (QS. Ali imran ayat 133 – 135).
Kesadarannya melakukan kesalahan menghantarkannya pd ampunan Allaah & pd surga. Tapi jika orang yg tidak merasa bersalah, tidak akan bertaubat. Jika sensitif thd kotor/merasa kotor akan segera bersih2, sebab ampunan Allaah disiapkan oleh Allaah utk orang2 yg bertaqwa/ yg sensitif thd dosa & ingin segera bersih2 dari dosa. Orang bertaqwa butuh ampunan, sebab mereka masih berpeluang utk berbuat salah & tidak ada satupun manusia yg luput dari salah/dosa.
Bedanya orang bertaqwa & orang tidak bertaqwa, terlihat dari = sesensitif apa thd dosa & secepat apa ia meminta ampunan pd Allaah.
Surga & neraka diciptakan oleh Allaah utk orang2 yg berdosa, bedanya : Surga utk yg cepat minta ampun pd Allaah, & Neraka utk yg tidak mau minta ampun pd allaah & tidak mau berhenti dari dosa.
QS. Al Baqarah ayat 12. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَ لَاۤ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰـكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
alaaa innahum humul-mufsiduuna wa laakil laa yasy’uruun.
“Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.”
Sifat munafik = hilang sensitifitas.
QS. Al Baqarah ayat 7. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰىۤ اَبْصَا رِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَا بٌ عَظِيْمٌ
khotamallohu ‘alaa quluubihim wa ‘alaa sam’ihim, wa ‘alaaa abshoorihim ghisyaawatuw wa lahum ‘azaabun ‘azhiim.
“Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.”.
Terkunci, antara mulut & hatinya ada sekat, maka apapun ayat yg datang, tidak diperdulikan/cuek, boleh jadi mulut & gerakannya spt orang muslim, tapi hatinya tidak merasakan indahnya iman/kenikmatan dlm beriman/ tidak ada feel dlm beribadah, shg agama hamya dikulitnya saja = ibadahnya hamya formalitas saja, & yg spt ini akan gampang ganti kulit.
Agama islam melibatkan perasaan tanpa menghilangkan logika, logis & masuk ke dlm perasaan (menyentuh hati), kedua2nya dibangun dlm islam.
QS. Al Baqarah ayat 13. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا كَمَاۤ اٰمَنَ النَّا سُ قَا لُوْاۤ اَنُؤْمِنُ كَمَاۤ اٰمَنَ السُّفَهَآءُ ۗ اَ لَاۤ اِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَآءُ وَلٰـكِنْ لَّا يَعْلَمُوْنَ
wa izaa qiila lahum aaminuu kamaaa aamanan-naasu qooluuu a nu-minu kamaaa aamanas-sufahaaa, alaaa innahum humus-sufahaaa-u wa laakil laa ya’lamuun.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu.”
Orang beriman mereka sebut sbg “sufahaa” = seperti orang2 bodoh/idiot, pdhl yg bodoh itu mereka. Mereka tidak punya ilmu walaupun mungkin secara akademis (ilmu dunia/intelektual) ilmunya tinggi/IQ nya tinggi, tapi mereka beragama hanya pakai logika, shg hatinya tidak merasakan iman, agama hanya pakai logika tidak pakai rasa = la ya’lamun = mereka tidak tahu/faham (QS. Az zumar ayat 9).
#semogabermanfaat
#mohonmaafkkurangandrpenulis