KABUPATEN SUEMDANG — Petani di wilayah Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang berharap, hujan segera turun sehingga mereka bisa mengolah lahan pertaniannya tanpa mengeluarkan biaya tambahan untuk pengairan lahan.
Harapan seperti disampaikan Didin petani Desa Cimanggung Kabupaten Sumedang. Didin petani penggarap lahan sewa di didekat kawasan industri di Desa Sukadana Cimanggung mengaku, tiap bulan harus mengeluarkan uang sebesar 4,5 juta rupiah untuk bahan bakar pertamax guna menghidupi mesin pompa air.
“Untuk mengairi lahan selama masa tanam sekira 4 bulanan, ini butuh biaya lebih dari 20 juta. Itu mengairi 4 hektar lahan ya. Bahan bakarnya harus pertamax, karena kalua beli pertaline di SPBU dilarang, jadi terpaksa belinya Pertamax”, ucap Didin (Kamis,17/10/24).

Dijelaskannya, mesin pompa air itu diaktifkan hampir setiap hari atau 24 jam , guna mengairi lahan pertanian yang ditanami jagung, kacang tanah, serta ubi dan padi. Ia mengaku, jika tak dilakukan penyiraman rutin dengan pompa air, tanaman yang telah dipelihara sejak 4 bulan lalu itu bisa gagal panen.
Terbukti, jagung yang saat ini dipanen, tidak maksimal. Selain tidak bertongkol besar, jagung juga banyak yang terserang hama lantaran saking panasnya cuaca. Harapan berikutnya adalah, ia bisa memanen ubi pada akhir bulan Oktober ini, serta bisa tanam jagung manis sesegera mungkin, agar bisa dipanen saat jelang pergantian tahun nanti.
“Pokoknya saya berharap, segera ada hujan, sehingga tidak perlu lagi mengairi sawah dengan bantuan mesin pompa. Selain mahal biayanya,keuntungan tak seberapa”, pungkasnya penuh harap. [gpwk]