Viralnya video para pasien anak – anak yang sedang mengalami perawatan cuci darah akibat gagal ginjal tersebar luas di media sosial.
Dijawa barat tercatat setidaknya ada 77 kasus pasien anak yang melakukan prosedure cuci darah mulai dari anak usia 0 – 15 tahun.
Menurut Prof. Dr. Apt Keri Lestari, S,Si., M.Si., Apt. Seorang Ahli di bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik, Kasus yang terjadi pada anak – anak ini penyebab utamanya adalah Pola Nutrisi.
“Pola nutrisi apa sih yang kemudian mereka makan sehingga menyebabkan 77 anak mengalami cuci darah tersebut. Lebih dalam kita harus melihat juga 77 anak ini berasal dari mana? Kalau dari lokasi tertentu berarti ada sesuatu yang memicu hal itu. Karena pada dasarnya seorang anak itu dilahiirkan dalam kondisi yang kuat untuk menghadapi berbagai masalah dari sisi nutrisinya” jelasnya.
Prof. Keri juga menyebut selain Pola Nutrisi penyebab kasus gagal ginjal bisa di picu dari konsumsi Aspartam yang mana merupakan pemanis buatan untuk makanan dan minuman dengan kadar manis 200 kali lebih kuat dari pada gula.
Disamping itu kita juga harus perhatikan pada saat anak itu hamil dan dilahirkan, sehingga mempunyai organ yang sempurna. Apakah anak itu mendapatkan asi ekskulisif atau tidak. Karena asi ini menjadikan juga anak itu mempunyai daya tahan tubuh yang baik dan mempunyai perkembangan dari organ – organ yang baik di usia emasnya yakni 0-2 tahun.
“Untuk para orang tua yang sedang mempunyai anak batita, itu hati – hati dalam memberikan makanan – makanan pada bayi. Karena di usia ini akan menjadikan anak tersebut mempunyai organ – organ yang sempurna sesudah dilahirkan. Pastikan memberikan asi eksklusif walaupun sekarang jangkauan asi eksklusif itu sekitar 73,907% tapi berati masih ada sekitar 27 han persen lagi yang tidak mendapatkan asi eksklusif tadi. Sehingga mari kita manfaatkan periode 6 bulan untuk pemberian asi” Jelasnya.
Periode pemberian asi ini tentunya akan berpengaruh terhadap pertahanan tubuh si anak di masa unggulnya. Tentu perhatian dan edukasi kepada pola nutrisi anak tidak berhenti di masa ini saja, namun juga pada saat anak mulai mengenal lingkungan sekitar yang lebih luas seperti sekolah.
“jika anak kita sudah ada usia sekolah, perhatikan jajanan disekolah, artinya jajanan – jajanan di sekolah ini betul – betul jajanan yang baik dikonsumsi atau kembali seperti jaman dahulu, siapkan bekal untuk anak, kalau pun dia jajan itu tidak seratus persen jajan karena masih ada bekal yang menarik dari rumah. Selain itu juga, pastikan anak – anak mempunyai pola hidup yang baik,punya waktu berolahraga, dia juga punya waktu untuk dia memang bisa disiapkan memilih makanan yang baik untuk anak tersebut, sehingga dengan dai belajar memilih makanan yang baik” Lanjutnya.
Prof Keri menyebut solusi dari mencegah semakin maraknya kasus Cuci Darah terutama yang ada di Jawa Barat bukan hanya tanggung jawab pihak Orang Tua saja namun permasalahan ini tentu menjadi perhatian para Apoteker di Indonesia untuk melihat lebih jauh apakah disebabkan oleh obat yang dikonsumsi atau makanan yang dikonsumsi karena biasanya gagal organ itu salah satunya dipicu dari makanan atau efek samping dari obat.