KOTA BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kini sedang mengembangkan studi kelayakan untuk mengoperasikan Autonomous Rail Rapid Transit (ART), atau yang lebih dikenal dengan trem otonom, sebagai bagian dari upaya modernisasi transportasi publik di kota tersebut. Proyek ini muncul sebagai alternatif setelah rencana sebelumnya untuk membangun sistem trem perkotaan harus dikaji ulang.
Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menjelaskan bahwa studi kelayakan ini dilakukan karena adanya perubahan desain antara ART dan rencana trem sebelumnya.
“Iya (studi kelayakan) lagi, kan beda. Kalau koridor mungkin tetap ya. Tapi kalau misalnya hitungan rencana anggaran biaya dan sebagainya, itu pasti berubah lagi,” ujarnya.
ART dipilih karena teknologi ini tidak membutuhkan rel permanen seperti trem konvensional, yang memungkinkan penyesuaian lebih fleksibel dengan infrastruktur jalan yang ada di Kota Bogor.
Meski begitu, rute atau koridor yang direncanakan tidak akan mengalami perubahan signifikan. Namun, rincian biaya proyek ini akan mengalami penyesuaian karena perbedaan teknologi antara ART dan trem.
Syarifah menambahkan bahwa perhitungan biaya akan mencakup pertimbangan efisiensi operasional dan pemeliharaan, mengingat ART memiliki potensi untuk menjadi solusi transportasi yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan bagi warga Bogor.